koranmetro.com – malam ini Anfield rasanya kayak lagi diuji kesabaran fans The Reds. Liverpool yang lagi morat-marit di papan tengah cuma bisa imbang 1-1 lawan Sunderland, tim promosi yang lagi on fire musim ini. Gol penyelamat di menit 81 dari usaha Florian Wirtz yang deflected jadi own goal Nordi Mukiele itu bener-bener napas lega buat Arne Slot. Kalau enggak, ini bisa jadi kekalahan ke-10 dari 14 laga, dan tekanan ke pelatih Belanda itu bakal makin gila. Sunderland? Mereka pantas bangga, nyaris bikin sejarah pertama menang di Anfield sejak 1983. Chemsdine Talbi jadi pahlawan dulu, tapi akhirnya cuma bawa satu poin pulang. Ini liga yang aneh, ya—juara bertahan peringkat 8, Sunderland malah ke-6.
Kick-off jam 20:15 WIB, cuaca dingin khas Desember, tapi atmosfernya panas dari awal. Slot rotasi lagi, bench Mohamed Salah buat kedua kalinya berturut-turut—katanya biar fresh jelang AFCON, tapi fans mulai gerutu. Line-up Liverpool: Alisson di gawang, barisan belakang Gomez-Konate-Van Dijk-Robertson, lini tengah Mac Allister-Gravenberch, serang Wirtz-Szoboszlai-Gakpo, striker Hugo Ekitike. Sunderland, di bawah Regis Le Bris, main 4-4-2 solid: Roefs kiper, bek Mukiele-Ballard-Alderete-Hume, tengah Talbi-Isidor-Bell-Jack Clarke, depan Wilson Isidor dan satu lagi striker andalan mereka. Dari awal, Black Cats tampil percaya diri, pressing tinggi, sementara Liverpool kayak lagi ngantuk.
Babak pertama berjalan lambat, possession Liverpool 68% tapi cuma 5 shots on target. Szoboszlai ceroboh kehilangan bola di menit 23, Trai Hume langsung nendang dari 25 meter—bola lewat tangan Alisson, nabrak tiang atas! Untung banget, kalau masuk, Anfield langsung hening. Liverpool balas lewat Gakpo di menit 35, tapi tendangannya lemah, Roefs santai nangkep. HT 0-0, fans mulai boo pelan—ini bukan Liverpool yang dulu, yang bikin lawan gemeteran.
Lanjut babak kedua, Sunderland langsung gaspol. Menit 54, Omar Alderete nyaris cetak gol dari sundulan, lagi-lagi tiang gawang jadi penyelamat. Liverpool keliatan panik, Slot ganti Szoboszlai keluar masuk Chiesa di menit 55, tapi malah bikin lini tengah longgar. Dan boom, menit 67: Talbi ambil bola longgar dari Van Dijk—ya, kapten belakang lagi-lagi blunder—nendang kenceng dari luar kotak, deflected sedikit, Alisson terpana. 0-1! Sunderland leading di Anfield, fans tuan rumah mulai ribut, Carragher di Sky bilang “Liverpool kayak lagi sleepwalking, ini step back parah dari kemenangan lawan West Ham.”
Slot langsung all-out, masukin Curtis Jones dan Federico Chiesa tambahan, dorong full attack. Possession naik ke 70%, tapi Sunderland bertahan kayak benteng—Roefs bikin save krusial dari Ekitike di menit 74. Sampai akhirnya, menit 81: Jones curi bola di tengah, kasih ke Wirtz. Si Jerman £116 juta itu dribble ala sulap, lewatin Reinildo dan Ballard, tendang dari sudut sempit. Bola deflected ke Mukiele, masuk gawang sendiri. Awalnya dikredit ke Wirtz—pertama di Premier League!—tapi VAR ubah jadi own goal. Anfield meledak, Wirtz peluk Slot, yang mukanya langsung cerah.
Tapi cerita belum selesai. Liverpool rakus, push for winner, tapi malah ceroboh. Menit 90+4, Roefs lempar bola panjang ke Isidor, bek Liverpool ketinggalan, striker itu lolos satu lawan satu, round Alisson—tapi Chiesa blok di garis gawang! Hampir aja Sunderland curi tiga poin. Tambah injury time 9 menit, Ekitike nyaris cetak gol di detik akhir, tapi volley-nya ke atas. Peluit akhir, 1-1. Stats: Liverpool 23 shots (6 on target), Sunderland 9 (4 on target), xG 1.46 vs 0.42. Tapi rasanya Sunderland lebih efisien.
Post-match, Slot bilang “Kita belajar dari kesalahan, poin ini penting buat momentum.” Wirtz: “Seneng bisa bantu tim, meski deflected—yang penting hasilnya.” Le Bris: “Kami main bagus, debut di liga ini cepet belajar.” Carragher kritik pedas: “Liverpool lambat, kurang intensitas—tim mana aja yang main basic bisa menang lawan mereka sekarang.” Liverpool stuck di 22 poin peringkat 8, Sunderland 23 poin naik ke 6. Next, Reds lawan Leeds Sabtu nanti—kalau gak bangkit, musim ini bisa panjang








