JAKARTA, koranmetro.com – Seiring tumbuhnya kebutuhan konektivitas merata, Indonesia kini mulai menjajaki opsi internet berbasis satelit lokal sebagai solusi untuk daerah perbatasan dan pulau terpencil. Teknologi satelit sudah lama digunakan sebagai jembatan digital di lokasi yang susah mendapat jaringan kabel maupun seluler, tetapi versi lokal menghadirkan keuntungan kompetitif dalam pengelolaan dan layanan yang lebih sesuai konteks nasional.
Platform internet satelit lokal menempatkan satelit mikro atau nano di orbit rendah (LEO) atau medium (MEO), sehingga latensi lebih rendah dibanding satelit geostasioner tradisional. Dengan kemitraan antara badan antariksa, operator telekomunikasi, dan penyedia teknologi dalam negeri, konfigurasi sistem dapat disesuaikan dengan karakter topografi Nusantara. Misalnya, satelit lokal bisa diarahkan agar jangkauannya fokus ke zona “blank spot” yang selama ini sulit terjangkau.
Manfaat utama internet satelit lokal adalah pemerataan akses digital. Pelajar di desa terpencil, tim medis di pos kesehatan luar kota, serta usaha mikro di wilayah pesisir bisa tersambung ke ekosistem digital sekaligus memperkuat perekonomian lokal. Selain itu, kontrol lokal membuka peluang pengawasan keamanan data, penyesuaian tarif, dan prioritas trafik domestik tanpa bergantung sepenuhnya pada satelit luar negeri.
Tantangan pun nyata: biaya peluncuran satelit, regulasi spektrum frekuensi, dan pembangunan ground station di daerah terpencil. Pemerintah perlu menetapkan kebijakan spektum, insentif fiskal, serta kerja sama multistakeholder agar proyek ini efektif. Keberhasilan proyek ini akan mencerminkan kapasitas Indonesia dalam inovasi infrastruktur digital, sekaligus memperkecil kesenjangan konektivitas. Bila dikelola dengan matang, era internet satelit lokal bisa menjadi tonggak baru bagi transformasi digital Indonesia.