koranmetro.com – Di tengah serbuan ganas produsen kendaraan listrik (EV) asal Tiongkok seperti BYD dan NIO yang menguasai pasar global, Presiden Honda Motor, Toshihiro Mibe, tak tinggal diam. Dalam serangkaian konferensi pers terkini, sang bos Honda “spill” strategi jitu untuk membalikkan keadaan. “Kita harus fight back, kalau tidak, kita akan kalah,” tegas Mibe, mengakui keunggulan kompetitor Tiongkok yang “jauh lebih maju dari ekspektasi”.
Ancaman Serius dari ‘Raksasa Merah’
Produsen EV Tiongkok bukan main-main. Berkat subsidi pemerintah, rantai pasok baterai murah, dan inovasi software canggih, mereka banjiri pasar Eropa dan Asia dengan mobil listrik harga terjangkau. Honda sendiri merasakan pukulan telak: penjualan di Tiongkok anjlok lebih dari 30% tahun lalu, sementara BYD tembus pangsa pasar 10% di Eropa pada 2034. Mibe blak-blakan: “Kenaikan kekuatan Tiongkok telah mengubah industri otomotif secara drastis.”
Pandemi COVID-19 justru jadi ‘booster’ bagi mereka. Saat dunia terkunci, perusahaan Tiongkok fokus kembangkan teknologi EV tanpa gangguan, meninggalkan Honda cs ketinggalan jauh.
Strategi 1: Merger Bombshell dengan Nissan – ‘Aliansi Jepang’ Lahir!
Pukulan pertama: Penggabungan raksasa senilai US$58 miliar (Rp 900 triliun) dengan Nissan, berpotensi libatkan Mitsubishi! Rencana merger ini dijadwalkan rampung 2026, ciptakan entitas sekelas Toyota untuk lawan dominasi Tiongkok.
Manfaatnya?
- Pooling R&D: Bagikan biaya mahal pengembangan EV, manfaatkan data Leaf milik Nissan.
- Efisiensi Produksi: Potong biaya pembelian dan manufaktur.
- Skala Global: Saingi Volkswagen dan Tesla, sambil hindari tumpang tindih pasar.
Mibe yakin: “Ini cara kita fight back agar tak dikalahkan.”
Strategi 2: ‘Switch Course’ – Hybrid Jadi Andalan Sementara
Bukan mundur total dari EV, tapi realigned strategi pintar. Honda potong investasi EV Rp 450 triliun (dari 10 triliun yen jadi 7 triliun yen hingga 2031), alihkan ke hybrid e:HEV super efisien.
Alasan Mibe:
- Regulasi lingkungan longgar di AS/Eropa (efek Trump).
- Kebijakan perdagangan tak pasti, tunda adopsi EV 5-6 tahun.
Target 2030:
| Kategori | Target Penjualan |
|---|---|
| Total Mobil | >3,6 juta unit |
| Hybrid (e:HEV) | 2,2 juta unit |
| EV | <30% (turun dari 2 juta jadi 700-750 ribu unit) |
Honda luncurkan 13 model hybrid baru dalam 4 tahun, efisiensi BBM naik >10%, biaya turun >50%!
Strategi 3: EV Masa Depan – Tak Tinggal Diam!
Long-term, EV tetap raja. Honda 0 Series debut 2026: Software Defined Vehicle (SDV) dengan AI 2.000 TOPS, ADAS next-gen.
Di Tiongkok khusus:
- Kolaborasi Momenta: ADAS adaptif jalan lokal.
- Model EV baru seperti P7, target 100% EV sales 2035.
Plus, pabrik EV dedicated, baterai lebih baik, dan supply chain aman.
Toshihiro Mibe bukan cuma bicara, tapi aksi nyata. Dengan merger ‘Aliansi Jepang’, hybrid sebagai jembatan, dan EV canggih di depan mata, Honda siap taklukkan dominasi EV Tiongkok. “EVs tetap solusi carbon neutrality, tapi kita ciptakan value baru sekarang,” ujarnya.









