Ekspor Mobil Listrik China Turun Gara-gara Aturan Baru Eropa

- Jurnalis

Selasa, 9 Juli 2024 - 09:27 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA, koranmetro.com – Penurunan ekspor mobil listrik China karena aturan baru di Eropa menarik untuk dibahas. Pada dasarnya, Uni Eropa telah menerapkan regulasi yang ketat terkait standar keamanan dan emisi untuk mobil, termasuk mobil listrik. Aturan baru ini mungkin mengharuskan produsen mobil China untuk melakukan penyesuaian yang signifikan pada produk mereka agar memenuhi persyaratan ini.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penurunan ekspor mobil listrik China ke Eropa termasuk:

  1. Ketidaksesuaian dengan Standar Eropa: Jika mobil listrik buatan China tidak memenuhi standar keamanan atau emisi Eropa yang baru, maka mereka tidak dapat dijual secara legal di pasar Uni Eropa.
  2. Biaya Penyesuaian: Untuk mematuhi aturan baru ini, produsen mobil China mungkin perlu mengeluarkan biaya besar untuk merancang ulang atau mengubah model mereka, yang dapat mengurangi daya saing harga mereka di pasar internasional.
  3. Kompetisi dengan Produsen Lokal: Produsen mobil listrik Eropa mungkin lebih mudah mematuhi regulasi baru ini karena mereka sudah memiliki infrastruktur dan pengalaman yang dibutuhkan untuk memproduksi mobil sesuai dengan standar Eropa.
  4. Dampak Tarif dan Kebijakan Perdagangan: Kebijakan tarif dan perdagangan antara China dan Uni Eropa juga dapat mempengaruhi biaya ekspor mobil listrik China ke Eropa, membuatnya lebih sulit atau lebih mahal untuk memasuki pasar Eropa.
Baca Juga :  Xiaomi Siap Luncurkan Chipset Smartphone Sendiri pada Tahun Depan

Ini adalah beberapa faktor yang dapat berkontribusi terhadap penurunan ekspor mobil listrik China ke eropa sebagai akibat dari aturan baru yang di terapkan oleh Uni Eropa. Perubahan ini menunjukan pentingnya mematuhi regulasi pasar global yang berkembang untuk mempertahankan dan memperluas pangsa pasar internasional

Berita Terkait

Daihatsu Rocky Hybrid di Indonesia, Mirip Versi Jepang?
Perbandingan Fitur Isuzu MU-X Facelift 2025 vs Toyota Fortuner 2025
Adam Mosseri Mundur dari Threads, Era Baru untuk Platform Media Sosial Meta
Wuling New Binguo EV Hadir, Perkaya Pilihan Kendaraan Listrik di Indonesia
Mengapa Ban Balap Tidak Ideal untuk Penggunaan di Jalan Raya?
AI Diprediksi Lampaui Konsumsi Listrik Penambangan Bitcoin pada 2025
Inovasi Bisnis 2025, Peluang dan Tantangan di Era Digital
Apple Mengakuisisi Studio Game RAC7 untuk Perkuat Apple Arcade
Berita ini 17 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 27 Juli 2025 - 14:51 WIB

Daihatsu Rocky Hybrid di Indonesia, Mirip Versi Jepang?

Senin, 21 Juli 2025 - 14:24 WIB

Perbandingan Fitur Isuzu MU-X Facelift 2025 vs Toyota Fortuner 2025

Sabtu, 19 Juli 2025 - 13:30 WIB

Adam Mosseri Mundur dari Threads, Era Baru untuk Platform Media Sosial Meta

Sabtu, 12 Juli 2025 - 14:02 WIB

Wuling New Binguo EV Hadir, Perkaya Pilihan Kendaraan Listrik di Indonesia

Senin, 30 Juni 2025 - 13:40 WIB

Mengapa Ban Balap Tidak Ideal untuk Penggunaan di Jalan Raya?

Berita Terbaru

Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, mendesak Badan Gizi Nasional (BGN) untuk memastikan kasus keracunan massal akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak terulang kembali.

NASIONAL

DPR Desak BGN Cegah Tragedi Keracunan MBG Berulang

Senin, 28 Jul 2025 - 14:34 WIB

Daihatsu Rocky Hybrid telah menjadi sorotan di pasar otomotif Indonesia sejak peluncurannya di GIIAS 2025. Sebagai SUV kompak dengan teknologi hybrid,

OTOMOTIF

Daihatsu Rocky Hybrid di Indonesia, Mirip Versi Jepang?

Minggu, 27 Jul 2025 - 14:51 WIB