Krisis Bitcoin Akhir Tahun, Harga Terjun di Bawah $87.000, Bear Market Mengancam Pasar Kripto 2025

- Jurnalis

Jumat, 21 November 2025 - 11:22 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pada 21 November 2025, Bitcoin (BTC) mencatat penurunan dramatis yang membuat pasar kripto gempar.

Pada 21 November 2025, Bitcoin (BTC) mencatat penurunan dramatis yang membuat pasar kripto gempar.

JAKARTA, koranmetro.com – Pada 21 November 2025, Bitcoin (BTC) mencatat penurunan dramatis yang membuat pasar kripto gempar. Harga BTC kini berada di kisaran $86.155 per keping, turun lebih dari 30% dari puncak $126.000 yang dicapai enam minggu lalu. Ini bukan hanya koreksi sementara—penurunan ini telah menghapus seluruh keuntungan tahun 2025, mendorong Fear & Greed Index ke level 10 (“Extreme Fear”), terendah sejak Februari. Dari euforia pasca-halving April hingga kini, apa yang membuat aset digital terbesar ini begitu terpukul? Mari kita kupas penyebab, dampak, dan prospeknya di tengah gejolak akhir tahun.

Dari Puncak Euforia ke Jurang Panic Selling

Tahun 2025 dimulai dengan optimisme tinggi untuk Bitcoin. Persetujuan ETF Bitcoin spot di AS dan adopsi institusional mendorong harga melewati $100.000 pada Maret, mencapai rekor $126.000 di pertengahan Oktober berkat inflow ETF miliaran dolar. Namun, sejak akhir Oktober, tren berbalik tajam. Penurunan 26% dalam sebulan terakhir ini dipicu oleh kombinasi faktor makroekonomi dan sentimen investor yang rapuh.

Analis CryptoQuant mencatat bahwa penurunan ini didominasi oleh distribusi dari long-term holder (LTH) yang mengunci keuntungan, ditambah panic selling dari short-term trader. Pada 14 November, short-term holder menjual 148.241 BTC pada harga rata-rata $96.853, di bawah cost basis mereka $102.000–$107.000. Ini menciptakan efek domino, di mana support psikologis $100.000 berubah menjadi “trap door” yang mempercepat penurunan.

Faktor Pemicu Utama: Badai Eksternal yang Menyapu Pasar

Beberapa elemen kunci berkontribusi pada kehancuran ini, menciptakan lingkaran setan di pasar kripto:

  1. Gelembung AI dan Sell-Off Saham Tech Pasar saham AS, terutama sektor teknologi, mengalami koreksi besar akibat ketakutan gelembung AI yang pecah. Saham raksasa seperti Nvidia anjlok, menyeret aset spekulatif seperti Bitcoin. Investor beralih ke aset aman seperti obligasi dan emas, di mana Bitcoin kalah telak—turun 30% sementara T-bills naik. Seorang analis Scholar Securities menyatakan, “Bitcoin kini negatif untuk 2025, karena ketergantungan pasar pada segelintir tech giant membuat investor ragu pada aset spekulatif.”
  2. Ketidakpastian Kebijakan Fed dan Likuiditas Menipis Federal Reserve menunda pemangkasan suku bunga pada November, memicu kekhawatiran resesi dan pengurangan likuiditas. Pasar kripto, yang bergantung pada uang murah, menderita outflow institusional $1,3 miliar dari ETF Bitcoin. Shutdown pemerintah sementara di AS semakin menguras likuiditas, membuat trading jam AS lemah dan harapan rekor baru 2025 pupus.
  3. Ancaman Kuantum dan Capitulation Whale Laporan kemajuan komputasi kuantum memicu ketakutan kerentanan enkripsi Bitcoin, meski belum nyata. Ini memicu capitulation whale senilai $1,3 miliar, mempercepat penurunan di bawah $90.000—pertama kalinya dalam tujuh bulan. Profit-taking pasca-rally juga berperan, dengan volume trading naik 52% sebagai tanda aktivitas panik.
Baca Juga :  iPhone, Ponsel Bekas Paling Laris di Indonesia dan Seri Favoritnya

Dampak Luas: Pasar Kripto Kehilangan Setengah Triliun Dolar

Penurunan ini bukan hanya soal Bitcoin—seluruh ekosistem kripto kehilangan $500 miliar kapitalisasi pasar dalam seminggu. Altcoin seperti Ethereum dan Solana turun 20-30%, sementara saham kripto terkait (seperti Coinbase) anjlok 15%. Bagi investor ritel, portofolio tahun ini balik merah, sementara institusi seperti Strategy Inc. (dulu MicroStrategy) tetap beli di level $102.000, menunjukkan keyakinan jangka panjang.

Baca Juga :  Apakah Rp 157 Miliar Cukup untuk Cabut Blokir iPhone 16 di Indonesia?

Secara teknis, Bitcoin gagal bertahan di support $90.000, dengan moving average 50-hari yang turun menandakan tren bearish jangka pendek. Supply beredar (19,95 juta BTC dari maksimal 21 juta) tetap dekat batas, yang bisa jadi katalis rebound jika sentimen membaik.

Prospek Depan: Bear Market Berkelanjutan atau Peluang Rebound?

Analis tetap campur aduk. CoinCodex memprediksi BTC bisa naik 9,85% ke $97.000 pada Desember, tapi sentimen bearish mendominasi dengan potensi turun ke $77.000 jika support $80.000 jebol. InvestingHaven melihat konsolidasi $77.000-$155.000 sepanjang 2025, didorong ETF dan halving. Changelly optimis dengan target $92.876 akhir November.

Bagi investor, ini bisa jadi “buy the dip” klasik—seperti yang dilakukan Michael Saylor—tapi hati-hati volatilitas. Pasar kripto tetap spekulatif, dan 2025 bisa berakhir negatif jika Fed tak potong suku bunga lebih agresif. Di X, trader seperti @SyedRafi_SR bertanya apakah ini waktu akumulasi atau turun ke $85K, sementara @over21m mencatat penjualan dari pembeli baru, bukan LTH.

Penurunan Bitcoin di bawah $87.000 adalah pengingat bahwa bahkan “emas digital” pun tak kebal badai makro. Apakah ini akhir bull run 2025, atau koreksi sebelum rally baru? Pantau likuiditas Fed dan berita kuantum—itu kunci selanjutnya. Di dunia kripto, volatilitas adalah teman sekaligus musuh.

Berita Terkait

100 Kata Sandi Paling Lemah di Dunia, Kalau Masih Pakai, Akunmu Sudah “Terbuka Lebar”
OnePlus 15, Peluncuran Global Flagship Tanpa Hasselblad, Fokus pada Inovasi Internal
Peluncuran Galaxy S26 di Pusat Inovasi AI, Langkah Berani Samsung di 2026
Huawei Mate 70 Air, Rilis Resmi, Smartphone Ultra-Tipis yang Siap Bersaing Ketat dengan iPhone Air
Penelitian Terbaru, AI Search Engine Kerap Mengandalkan Situs Berkualitas Rendah sebagai Sumber Utama
AI di Ranah Keamanan Siber, Peluang Besar yang Mengundang Ancaman Baru
Redmi Watch 6 Resmi Hadir, Tombol Putar Mirip Apple Watch dan HyperOS 3 Jadi Andalan
Gangguan AWS Ubah Kasur Pintar Jadi “Neraka Panas”, Pengguna Terbangun Berkeringat
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 21 November 2025 - 11:22 WIB

Krisis Bitcoin Akhir Tahun, Harga Terjun di Bawah $87.000, Bear Market Mengancam Pasar Kripto 2025

Senin, 17 November 2025 - 11:22 WIB

100 Kata Sandi Paling Lemah di Dunia, Kalau Masih Pakai, Akunmu Sudah “Terbuka Lebar”

Jumat, 14 November 2025 - 11:54 WIB

OnePlus 15, Peluncuran Global Flagship Tanpa Hasselblad, Fokus pada Inovasi Internal

Selasa, 11 November 2025 - 11:56 WIB

Peluncuran Galaxy S26 di Pusat Inovasi AI, Langkah Berani Samsung di 2026

Jumat, 7 November 2025 - 11:35 WIB

Huawei Mate 70 Air, Rilis Resmi, Smartphone Ultra-Tipis yang Siap Bersaing Ketat dengan iPhone Air

Berita Terbaru