koranmetro.com – Di akhir 2025, dunia teknologi digemparkan oleh lonjakan penjualan robot humanoid dari dua raksasa tech: Optimus milik Tesla (dipimpin Elon Musk) dan Astro versi terbaru dari Meta (dipimpin Mark Zuckerberg). Kedua robot ini, yang dirancang untuk tugas rumah tangga hingga industri ringan, laris manis meski harga per unit mencapai miliaran rupiah—Optimus sekitar Rp 4-6 miliar dan Astro premium Rp 3-5 miliar. Penjualan awal untuk kalangan korporat dan selebriti melebihi ekspektasi, dengan waiting list panjang hingga 2027. Robot-robot ini bukan hanya alat bantu, tapi simbol kemajuan AI dan robotika yang membawa kita lebih dekat ke era “asisten manusia” di rumah. Artikel ini membahas spesifikasi, alasan popularitas, serta dampak penjualan ini.
Optimus Tesla: Robot Elon Musk yang “Hidup” dengan AI Grok
Optimus Gen 2, diluncurkan resmi pada akhir 2024, adalah robot humanoid setinggi 1,73 meter dengan berat 57 kg. Dilengkapi 40 aktuator untuk gerakan halus seperti manusia, tangan dengan 22 derajat kebebasan, dan integrasi AI Grok dari xAI untuk percakapan natural serta belajar tugas baru.
Fitur utama:
- Tugas rumah: Lipat baju, masak sederhana, bawa barang.
- Industri: Assembly line atau warehouse assistance.
- Autonomi: Navigasi mandiri dengan vision Tesla FSD-like.
Elon Musk klaim Optimus bisa “lakukan apa saja yang manusia lakukan, tapi lebih baik”. Penjualan awal fokus enterprise (pabrik Tesla sendiri pakai ribuan unit), tapi versi consumer mulai 2026 dengan harga target $20.000-30.000 (Rp 300-500 juta di masa depan).
Astro Meta: Robot Zuckerberg untuk Rumah Pintar
Meta’s Astro, update besar pada 2025, adalah robot rumah dengan desain lebih humanoid daripada versi awal (yang seperti Alexa on wheels). Tinggi 1,5 meter, dilengkapi lengan robotik, layar sentuh, dan integrasi Meta AI (berbasis Llama).
Fitur:
- Asisten rumah: Pantau anak/anak lansia, video call, main musik.
- Security: Patrol rumah, deteksi intruder.
- Interaksi: Gesture recognition dan voice natural.
Zuckerberg promosikan Astro sebagai “teman rumah” yang aman dan fun. Penjualan laris untuk keluarga kaya dan smart home enthusiast.
Alasan Penjualan Laris Meski Harga Miliaran
- Status Symbol: Seperti mobil supercar, punya robot humanoid jadi prestige—selebriti Hollywood dan miliarder Asia pesan pertama.
- Utilitas Nyata: Bantu lansia, orang sibuk, atau bisnis kecil.
- Hype Media: Demo viral Elon Musk (Optimus lipat baju) dan Zuckerberg (Astro main dengan anak) ciptakan FOMO.
- Investasi Masa Depan: Banyak beli untuk koleksi atau antisipasi harga naik saat mass production.
- Teknologi AI: Integrasi Grok/Meta AI buat robot “pintar” bukan gimmick.
Di Indonesia, meski belum resmi masuk, beberapa unit impor pribadi sudah ada di kalangan ultra-rich.
Dampak dan Prospek Masa Depan
Penjualan ini percepat adopsi robot humanoid: Tesla target produksi jutaan unit pada 2030 dengan harga turun ke $20.000. Meta fokus consumer massal.
Tantangan: Privasi data (kamera/mikrofon terus aktif), etika (pengganti pekerja manusia), dan regulasi safety.
Di 2025, robot Elon Musk dan Zuckerberg bukan sci-fi lagi—mereka nyata, laris, dan mahal. Bagi yang mampu, ini investasi ke masa depan; bagi lainnya, tanda era baru di mana robot jadi bagian rumah tangga. Akankah harga turun cukup untuk massal? Waktu akan jawab—tapi hype sudah dimulai!









