Dari Permusuhan ke Persahabatan, Transformasi Hubungan Mark Zuckerberg dan Donald Trump

- Jurnalis

Selasa, 21 Januari 2025 - 20:59 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Hubungan antara Mark Zuckerberg, pendiri Facebook, dan Donald Trump, mantan Presiden Amerika Serikat

Hubungan antara Mark Zuckerberg, pendiri Facebook, dan Donald Trump, mantan Presiden Amerika Serikat

JAKARTA, koranmetro.com – Hubungan antara Mark Zuckerberg, pendiri Facebook, dan Donald Trump, mantan Presiden Amerika Serikat, telah melalui berbagai fase yang menarik. Dari permusuhan yang terbuka hingga kolaborasi yang tak terduga, perjalanan hubungan mereka mencerminkan dinamika yang kompleks antara teknologi, politik, dan masyarakat saat ini.

Awal Permusuhan

Permusuhan antara Zuckerberg dan Trump mulai terlihat pada saat kampanye pemilihan presiden 2016. Zuckerberg dan Facebook dituduh sebagai platform yang memungkinkan penyebaran berita palsu dan propaganda, yang secara langsung memengaruhi hasil pemilihan. Trump, pada saat itu, menyalahkan media sosial karena tidak memberikan dukungan yang cukup padanya dan bahkan mengklaim bahwa platform tersebut bias terhadap pandangannya.Zuckerberg, di sisi lain, berusaha menjaga jarak dari politik dan menegaskan bahwa Facebook adalah platform terbuka untuk semua suara. Namun, kritik terhadap Facebook semakin meningkat, dan hubungan antara Zuckerberg dan Trump semakin memburuk ketika Trump mengecam Facebook atas kebijakan moderasi kontennya.

Baca Juga :  Realme Memperkenalkan Smartphone Baru dengan Chipset MediaTek Helio G92 Max

Perubahan Dinamika

Namun, seiring berjalannya waktu, situasi mulai berubah. Setelah Trump meninggalkan jabatannya pada tahun 2021, Zuckerberg menemukan peluang untuk memperbaiki hubungan dengan mantan presiden tersebut. Dalam beberapa kesempatan, Zuckerberg menyatakan pentingnya dialog terbuka dan kolaborasi antara perusahaan teknologi dan pemimpin politik untuk menghadapi tantangan yang muncul di era digital.

Kesepakatan dan Kolaborasi

Puncaknya terjadi ketika Zuckerberg dan Trump mulai berbicara tentang kolaborasi di bidang teknologi dan ekonomi. Zuckerberg menyadari bahwa Trump memiliki basis pendukung yang kuat, dan bekerja sama dengan tokoh politik tersebut dapat membawa manfaat bagi Facebook, terutama dalam hal kebijakan yang berkaitan dengan regulasi teknologi.Melalui beberapa pertemuan dan diskusi, mereka mulai merumuskan ide-ide untuk mendukung inovasi teknologi yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Baik Zuckerberg maupun Trump menyadari bahwa mereka memiliki kepentingan bersama untuk menciptakan lingkungan yang lebih mendukung pertumbuhan industri teknologi di Amerika Serikat.

Dampak pada Publik dan Bisnis

Transformasi hubungan ini tidak hanya berdampak pada kedua tokoh tersebut, tetapi juga pada cara publik melihat keduanya. Kolaborasi ini diharapkan dapat mengubah persepsi negatif terhadap Facebook dan memberikan kesempatan bagi Trump untuk tetap relevan di dunia politik setelah masa kepresidenannya.Bagi Zuckerberg, bekerja sama dengan Trump dapat membantu meredakan kritik yang selama ini diarahkan kepada Facebook. Sementara bagi Trump, aliansi dengan salah satu tokoh teknologi terkemuka dapat memperkuat posisinya di kancah politik dan bisnis.

Baca Juga :  Realme 13 5G, Spesifikasi Lengkap dan Harga Terjangkau di Indonesia

Perjalanan dari permusuhan ke persahabatan antara Mark Zuckerberg dan Donald Trump mencerminkan perubahan yang bisa terjadi dalam hubungan antara dunia teknologi dan politik. Meskipun awalnya saling menuduh, keduanya kini menunjukkan bahwa kolaborasi dan dialog terbuka dapat membawa manfaat bagi semua pihak. Transformasi ini menjadi contoh bahwa dalam dunia yang terus berubah, aliansi yang tidak terduga dapat muncul dari konflik yang sebelumnya tampak tidak mungkin.

Berita Terkait

iOS 18.5 Hadir dengan Fitur Koneksi Satelit untuk iPhone 13
Samsung Galaxy A Series Lama yang Tidak Mendapatkan One UI 7
Vivo Y300 GT Resmi Hadir, Smartphone dengan Baterai Monster 7.620 mAh
Teknologi Edge Computing, Solusi Cerdas untuk Pengolahan Data Real-Time
Samsung Galaxy F56 5G Meluncur, Desain Tipis dan Spesifikasi Mirip Galaxy M56
Lenovo Hadirkan Tiga Laptop ThinkPad Aura Edition di Indonesia
Laporan Google, Korea Utara Pimpin Serangan Siber yang Didukung Pemerintah
Apa Itu Project Kuiper Amazon yang Jadi Pesaing Starlink?
Berita ini 12 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 13 Mei 2025 - 13:45 WIB

iOS 18.5 Hadir dengan Fitur Koneksi Satelit untuk iPhone 13

Senin, 12 Mei 2025 - 17:09 WIB

Samsung Galaxy A Series Lama yang Tidak Mendapatkan One UI 7

Sabtu, 10 Mei 2025 - 14:15 WIB

Vivo Y300 GT Resmi Hadir, Smartphone dengan Baterai Monster 7.620 mAh

Jumat, 9 Mei 2025 - 20:41 WIB

Teknologi Edge Computing, Solusi Cerdas untuk Pengolahan Data Real-Time

Jumat, 9 Mei 2025 - 15:11 WIB

Samsung Galaxy F56 5G Meluncur, Desain Tipis dan Spesifikasi Mirip Galaxy M56

Berita Terbaru

Kebaya, sebagai busana tradisional Indonesia, telah mengalami transformasi signifikan dalam dunia mode modern.

LIFE STYLE & ENTERTAINMENT

Kebaya Modern, Simbol Identitas Budaya yang Mendunia

Selasa, 13 Mei 2025 - 20:33 WIB

Apple baru saja merilis pembaruan iOS 18.5 dan iPadOS 18.5 pada 13 Mei 2025, membawa sejumlah peningkatan kecil namun signifikan untuk pengguna iPhone dan iPad.

Aplikasi & OS

iOS 18.5 Hadir dengan Fitur Koneksi Satelit untuk iPhone 13

Selasa, 13 Mei 2025 - 13:45 WIB

Aplikasi & OS

HarmonyOS NEXT, Sistem Operasi Independen dari Huawei

Senin, 12 Mei 2025 - 20:23 WIB

Gencatan senjata antara India dan Pakistan yang diumumkan pada Sabtu (10/5) kembali diuji setelah terjadi baku tembak di sepanjang Line of Control (LoC) di wilayah Kashmir.

INTERNASIONAL

Gencatan Senjata India-Pakistan Masih Rentan Pasca Serangan Terbaru

Minggu, 11 Mei 2025 - 21:40 WIB