Fenomena ‘Gray Divorce’: Mengapa Perceraian di Usia Senja Meningkat

- Jurnalis

Minggu, 9 Februari 2025 - 22:26 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perceraian di usia senja mungkin bukan jalan yang mudah, tetapi bagi sebagian orang, ini adalah langkah menuju hidup yang lebih bermakna dan bahagia

Perceraian di usia senja mungkin bukan jalan yang mudah, tetapi bagi sebagian orang, ini adalah langkah menuju hidup yang lebih bermakna dan bahagia

JAKARTA, koranmetro.com – Fenomena ‘Gray Divorce’, atau perceraian di usia senja, telah menjadi tren yang semakin terlihat di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Istilah ini merujuk pada pasangan yang berpisah setelah menjalani pernikahan selama puluhan tahun, biasanya terjadi pada usia 50 tahun ke atas. Fenomena ini menarik perhatian banyak pihak karena bertentangan dengan anggapan umum bahwa pasangan lansia cenderung bertahan dalam pernikahan mereka hingga akhir hayat. Namun, mengapa fenomena ini semakin meningkat? Berikut adalah alasan dan faktor yang memicu terjadinya ‘Gray Divorce’.

Apa Itu ‘Gray Divorce’?

‘Gray Divorce’ adalah istilah yang pertama kali populer di Amerika Serikat, merujuk pada perceraian yang terjadi di kalangan pasangan berusia lanjut, biasanya di atas usia 50 tahun. Tren ini mulai terlihat meningkat sejak awal tahun 2000-an. Data menunjukkan bahwa angka perceraian di kelompok usia ini meningkat dua kali lipat dalam beberapa dekade terakhir, meskipun angka perceraian secara keseluruhan cenderung menurun atau stagnan di banyak negara.

Faktor-Faktor Penyebab ‘Gray Divorce’

Ada beberapa faktor yang berkontribusi pada meningkatnya perceraian di usia senja:

  1. Perubahan Harapan dan Gaya Hidup
    • Seiring bertambahnya usia, banyak orang mulai mengevaluasi kembali kebahagiaan dan tujuan hidup mereka. Setelah anak-anak dewasa dan meninggalkan rumah (fenomena empty nest), pasangan mungkin merasa bahwa mereka tidak memiliki hubungan yang mendalam atau tujuan bersama lagi.
  2. Kemandirian Finansial
    • Di masa lalu, banyak pasangan lansia, terutama wanita, bertahan dalam pernikahan karena alasan finansial. Namun, dengan meningkatnya kemandirian ekonomi, wanita kini memiliki lebih banyak kebebasan untuk memilih berpisah jika pernikahan tidak lagi membahagiakan.
  3. Pergeseran Norma Sosial
    • Norma sosial terkait pernikahan dan perceraian telah berubah. Perceraian tidak lagi dianggap sebagai hal tabu, bahkan di kalangan lansia. Banyak orang merasa bahwa tidak ada usia yang “terlalu tua” untuk memulai hidup baru.
  4. Masalah yang Terakumulasi Selama Bertahun-Tahun
    • Masalah yang tidak terselesaikan dalam pernikahan dapat terakumulasi selama puluhan tahun. Ketika pasangan memasuki usia senja, mereka mungkin merasa sudah cukup dengan konflik atau ketidakpuasan yang terus berlangsung.
  5. Kesehatan dan Harapan Hidup yang Lebih Panjang
    • Dengan harapan hidup yang lebih panjang, banyak lansia merasa bahwa mereka masih memiliki cukup waktu untuk mencari kebahagiaan baru. Perspektif ini mendorong mereka untuk berani mengambil langkah besar seperti perceraian.
  6. Perubahan Prioritas
    • Lansia seringkali mengalami perubahan prioritas dalam hidup, seperti lebih fokus pada diri sendiri, spiritualitas, atau hubungan dengan keluarga besar. Jika pasangan tidak lagi memiliki kesamaan visi, perceraian bisa menjadi pilihan.
Baca Juga :  Apa yang Dipilih Orang Sukses untuk Makan Siang!

Dampak ‘Gray Divorce’

Perceraian di usia lanjut memiliki dampak yang signifikan bagi individu yang mengalaminya, baik secara emosional, finansial, maupun sosial.

  1. Dampak Emosional
    • Banyak lansia merasa kesepian setelah perceraian karena kehilangan pasangan hidup yang telah bersama mereka selama puluhan tahun. Namun, ada juga yang merasa lebih bebas dan bahagia setelah berpisah dari hubungan yang tidak sehat.
  2. Dampak Finansial
    • Perceraian di usia senja dapat memiliki konsekuensi finansial yang lebih besar dibandingkan perceraian di usia muda. Pembagian aset, pensiun, dan biaya hidup di usia tua menjadi tantangan yang harus dihadapi.
  3. Dampak pada Keluarga
    • Anak-anak dewasa seringkali merasa terkejut dan terguncang dengan keputusan orang tua mereka untuk bercerai. Hal ini dapat memengaruhi hubungan keluarga secara keseluruhan.
Baca Juga :  6 Tanda Fisik yang Menunjukkan Gangguan Emosional yang Sering Terabaikan

Bagaimana Lansia Menghadapi Perceraian?

Meskipun perceraian bisa menjadi tantangan besar, banyak lansia yang berhasil menghadapinya dengan cara yang positif. Berikut beberapa cara untuk menghadapi perceraian di usia senja:

  1. Menerima Perubahan
    • Terimalah bahwa perceraian adalah awal dari babak baru dalam hidup. Fokus pada peluang untuk tumbuh dan menemukan kebahagiaan.
  2. Mencari Dukungan
    • Bergabung dengan kelompok dukungan atau berkonsultasi dengan terapis dapat membantu mengatasi perasaan kesepian dan kehilangan.
  3. Merencanakan Keuangan
    • Konsultasikan dengan ahli keuangan untuk memastikan bahwa Anda dapat mengelola aset dan pensiun dengan baik setelah perceraian.
  4. Membangun Koneksi Baru
    • Manfaatkan waktu ini untuk membangun hubungan baru, baik dengan teman, keluarga, atau komunitas.

Fenomena ‘Gray Divorce’ menunjukkan bahwa usia bukanlah penghalang untuk mengambil keputusan besar dalam hidup, termasuk perceraian. Banyak pasangan lansia memilih untuk berpisah demi mengejar kebahagiaan dan kedamaian pribadi, meskipun mereka harus menghadapi tantangan emosional dan finansial. Hal ini mencerminkan perubahan norma sosial, harapan hidup, dan prioritas individu di usia lanjut.

Berita Terkait

Pop Kreatif, Kembalinya Musik Nostalgia dalam Gaya Hidup Modern
Mengenal Manfaat Journaling untuk Pengembangan Diri
Festival Musik Indie Virtual, Inovasi Hiburan di Era Digital
Kebaya Modern, Simbol Identitas Budaya yang Mendunia
12 Jenis Makanan yang Sering Kamu Konsumsi dan Memicu Asam Lambung
Tak Selalu Negatif, 7 Tanda Tubuh Kekurangan Gula yang Perlu Diketahui
Tren Fashion 2025, Perpaduan Budaya Lokal dan Gaya Modern
Nikmati 7 Teh Ini untuk Mengatasi Demam dan Batuk
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 29 Mei 2025 - 18:58 WIB

Pop Kreatif, Kembalinya Musik Nostalgia dalam Gaya Hidup Modern

Jumat, 23 Mei 2025 - 14:58 WIB

Mengenal Manfaat Journaling untuk Pengembangan Diri

Jumat, 16 Mei 2025 - 19:11 WIB

Festival Musik Indie Virtual, Inovasi Hiburan di Era Digital

Selasa, 13 Mei 2025 - 20:33 WIB

Kebaya Modern, Simbol Identitas Budaya yang Mendunia

Kamis, 8 Mei 2025 - 21:11 WIB

12 Jenis Makanan yang Sering Kamu Konsumsi dan Memicu Asam Lambung

Berita Terbaru

Framework Laptop adalah perangkat inovatif yang dirancang untuk memberikan kebebasan kepada pengguna dalam merakit, memperbaiki, dan meningkatkan komponen laptop mereka sendiri.

Gadget

Framework Laptop, Revolusi Modular dalam Dunia Komputasi

Sabtu, 31 Mei 2025 - 20:33 WIB

Liga Inggris

Arsenal Memulai Tahap Awal untuk Datangkan Benjamin Sesko

Jumat, 30 Mei 2025 - 18:50 WIB

Di tengah maraknya tren musik digital dan genre baru, sebuah aliran musik dari masa lalu kembali mencuri perhatian: pop kreatif.

LIFE STYLE & ENTERTAINMENT

Pop Kreatif, Kembalinya Musik Nostalgia dalam Gaya Hidup Modern

Kamis, 29 Mei 2025 - 18:58 WIB