Mark Zuckerberg Deklarasikan Akhir Era Media Sosial

- Jurnalis

Kamis, 15 Mei 2025 - 14:22 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA, koranmetro.com – Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, baru-baru ini membuat pernyataan mengejutkan bahwa era jejaring sosial seperti yang kita kenal selama ini telah berakhir. Dalam sebuah wawancara eksklusif, ia menyampaikan pandangannya tentang pergeseran besar dalam cara orang berinteraksi di dunia digital, yang menurutnya telah mengubah lanskap teknologi secara fundamental.

Awal Dominasi Jejaring Sosial

Jejaring sosial, yang dimulai dengan platform seperti Friendster dan MySpace, mencapai puncaknya dengan kehadiran Facebook pada tahun 2004. Platform ini dengan cepat menjadi raksasa teknologi, menghubungkan miliaran orang di seluruh dunia. Facebook tidak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tetapi juga memengaruhi budaya, politik, dan ekonomi global. Namun, menurut Zuckerberg, model ini sudah tidak lagi relevan dengan kebutuhan pengguna saat ini.

Mengapa Era Jejaring Sosial Berakhir?

Zuckerberg menyoroti beberapa faktor utama yang menyebabkan pergeseran ini:

  1. Privasi dan Keamanan Data: Kekhawatiran tentang privasi data telah mendorong pengguna untuk mencari platform yang lebih aman dan terkontrol. Skandal seperti Cambridge Analytica membuat banyak orang mempertanyakan kepercayaan mereka pada jejaring sosial.

  2. Perubahan Perilaku Pengguna: Generasi muda, khususnya Gen Z, lebih memilih platform yang menawarkan interaksi instan dan visual, seperti TikTok atau Snapchat, dibandingkan berbagi status atau posting panjang di Facebook.

  3. Kemajuan Teknologi Baru: Munculnya teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), realitas virtual (VR), dan metaverse telah mengalihkan perhatian ke pengalaman digital yang lebih imersif. Zuckerberg sendiri telah menginvestasikan miliaran dolar untuk mengembangkan metaverse melalui perusahaan yang kini bernama Meta.

Baca Juga :  Gen Z di Kenya Pakai AI untuk "Serang" Pemerintah

Menuju Metaverse dan Masa Depan Digital

Zuckerberg percaya bahwa masa depan bukan lagi tentang menghubungkan orang melalui dinding posting atau grup, tetapi melalui pengalaman digital yang mendalam. Metaverse, visi ambisius Meta, dianggap sebagai penerus jejaring sosial. Dalam metaverse, pengguna dapat berinteraksi dalam lingkungan virtual 3D, baik untuk bekerja, bersosialisasi, atau hiburan.

“Jejaring sosial adalah tentang berbagi momen, tetapi metaverse adalah tentang hidup di dalamnya,” kata Zuckerberg. Ia memprediksi bahwa dalam dekade mendatang, orang akan menghabiskan lebih banyak waktu di dunia virtual daripada di platform tradisional.

Tantangan dan Kritik

Meski optimistis, visi Zuckerberg tidak luput dari kritik. Banyak yang meragukan kesiapan teknologi metaverse, baik dari segi infrastruktur maupun adopsi massal. Selain itu, Meta menghadapi tantangan hukum dan regulasi di berbagai negara, yang dapat menghambat ambisi mereka. Pengguna juga masih skeptis tentang bagaimana Meta akan menangani privasi di metaverse, mengingat rekam jejak perusahaan.

Baca Juga :  Robot Bedah Canggih, Belajar Operasi Melalui Video, Mungkinkah?

Apa Artinya bagi Pengguna?

Pernyataan Zuckerberg menandakan perubahan besar dalam cara kita memandang konektivitas digital. Bagi pengguna set morphed into ia Facebook, ini bisa berarti peralihan ke platform baru atau adaptasi dengan fitur-fitur yang lebih berfokus pada VR dan AI. Bagi industri teknologi, ini adalah panggilan untuk berinovasi atau tertinggal.

Pernyataan Mark Zuckerberg bahwa era jejaring sosial telah berakhir bukan hanya refleksi atas perubahan teknologi, tetapi juga pengakuan bahwa pengguna menginginkan sesuatu yang lebih dari sekadar berbagi foto atau status. Dengan metaverse sebagai visi masa depan, Meta berusaha memimpin revolusi digital berikutnya. Namun, apakah dunia siap untuk melangkah ke era baru ini? Hanya waktu yang akan menjawab.

Berita Terkait

Lima VPN Gratis untuk Membuka Akses Google Veo 3 dan Membuat Video AI dari Teks
Airbus Hadirkan Solusi Drone VTOL Flexrotor untuk Pasar Indonesia
10 Smartphone Compact Terbaik 2025, Desain Ringkas, Nyaman di Saku
Acer Aspire 14 AI dan 16 AI Resmi: Performa Canggih dengan Snapdragon, Intel, dan AMD
Sony Perkenalkan Stik PS5 dengan Desain Nostalgia ala Game Dingdong
10 Solusi Mudah Mengatasi Masalah WiFi Tidak Tersambung di Laptop
Trio Ponsel Lipat Samsung Segera Hadir di Indonesia, Galaxy Z Fold 7, Z Flip 7, dan Z Flip 7 FE
AI Diprediksi Lampaui Konsumsi Listrik Penambangan Bitcoin pada 2025
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 17 Juni 2025 - 14:32 WIB

Lima VPN Gratis untuk Membuka Akses Google Veo 3 dan Membuat Video AI dari Teks

Minggu, 15 Juni 2025 - 14:14 WIB

Airbus Hadirkan Solusi Drone VTOL Flexrotor untuk Pasar Indonesia

Jumat, 13 Juni 2025 - 14:04 WIB

10 Smartphone Compact Terbaik 2025, Desain Ringkas, Nyaman di Saku

Rabu, 11 Juni 2025 - 14:16 WIB

Acer Aspire 14 AI dan 16 AI Resmi: Performa Canggih dengan Snapdragon, Intel, dan AMD

Senin, 9 Juni 2025 - 13:59 WIB

Sony Perkenalkan Stik PS5 dengan Desain Nostalgia ala Game Dingdong

Berita Terbaru

Florian Wirtz, gelandang serang muda milik Bayer Leverkusen, dilaporkan akan menjalani tes medis di Liverpool dalam pekan ini.

Liga Inggris

Florian Wirtz Akan Jalani Tes Medis di Liverpool Pekan Ini

Selasa, 17 Jun 2025 - 19:12 WIB

Sebuah tragedi terjadi di negara bagian Mizoram, India, ketika sebuah jembatan gantung yang digunakan warga untuk menyeberangi sungai tiba-tiba runtuh pada hari Minggu (16/6).

INTERNASIONAL

Jembatan Runtuh di India, 6 Tewas dan 25 Lainnya Hanyut

Senin, 16 Jun 2025 - 19:19 WIB