JAKARTA, koranmetro.com – Dalam terobosan teknologi yang menggemparkan, para ilmuwan dari Universitas Sains dan Teknologi China (USTC) telah mengembangkan chip kuantum baru bernama Zuchongzhi-3.0. Chip ini diklaim mampu melakukan komputasi 1.000 triliun kali (10^15) lebih cepat dibandingkan superkomputer tercepat di dunia saat ini, seperti Frontier. Tidak hanya itu, chip ini juga melampaui hasil terbaru Google dalam komputasi kuantum hingga satu juta kali lebih cepat.
Latar Belakang Komputasi Kuantum
Komputasi kuantum adalah paradigma baru dalam teknologi informasi yang memanfaatkan prinsip-prinsip mekanika kuantum, seperti superposisi, belitan (entanglement), dan interferensi, untuk memproses data. Berbeda dengan komputer klasik yang menggunakan bit (0 atau 1), komputer kuantum menggunakan qubit yang dapat berada dalam kombinasi 0 dan 1 secara bersamaan. Hal ini memungkinkan komputer kuantum untuk menyelesaikan masalah tertentu, seperti pengambilan sampel sirkuit acak (random circuit sampling/RCS), dengan kecepatan yang jauh melampaui komputer klasik.
Sejak Google mengumumkan “keunggulan kuantum” (quantum supremacy) pada tahun 2019 dengan prosesor Sycamore yang menyelesaikan tugas RCS dalam 200 detik (dibandingkan 10.000 tahun untuk superkomputer saat itu), perlombaan global untuk mengembangkan komputer kuantum semakin sengit. China, Amerika Serikat, dan Eropa menjadi pemain utama dalam perlombaan ini, dengan China kini menunjukkan lompatan besar melalui Zuchongzhi-3.0.
Zuchongzhi-3.0: Spesifikasi dan Keunggulan
Zuchongzhi-3.0 adalah prosesor kuantum superkonduktor dengan 105 qubit dan 182 coupler, yang dikembangkan oleh tim peneliti USTC di bawah pimpinan Jianwei Pan, Xiaobo Zhu, dan Chengzhi Peng. Prosesor ini dirancang dengan qubit transmon, yang menggunakan logam seperti tantalum, niobium, dan aluminium untuk mengurangi sensitivitas terhadap kebisingan, sehingga meningkatkan stabilitas dan akurasi komputasi. Beberapa spesifikasi utama meliputi:
-
Jumlah Qubit: 105 qubit, meningkat dari 66 qubit pada pendahulunya, Zuchongzhi-2.
-
Waktu Koherensi: 72 mikrodetik, yang memungkinkan komputasi lebih kompleks.
-
Fidelitas Gerbang: Fidelitas gerbang satu-qubit sebesar 99,90% dan gerbang dua-qubit sebesar 99,62%, menunjukkan tingkat akurasi yang tinggi.
Dalam uji coba RCS dengan sirkuit 83-qubit dan 32 lapis, Zuchongzhi-3.0 mampu menyelesaikan tugas dalam waktu beberapa ratus detik. Sebagai perbandingan, superkomputer Frontier diperkirakan membutuhkan 5,9 miliar tahun untuk menyelesaikan tugas yang sama. Selain itu, chip ini mengungguli prosesor Sycamore terbaru Google (Oktober 2024) hingga satu juta kali lebih cepat.
Perbandingan dengan Pesaing
Zuchongzhi-3.0 tidak hanya melampaui superkomputer klasik, tetapi juga menantang dominasi Google dalam komputasi kuantum. Google telah merilis prosesor Willow pada Desember 2024, yang juga mencapai keunggulan kuantum dalam uji coba RCS. Namun, Zuchongzhi-3.0 menunjukkan performa yang jauh lebih unggul, terutama dalam hal jumlah qubit dan kecepatan pemrosesan. Berikut perbandingan singkat:
Fitur |
Zuchongzhi-3.0 |
Google Sycamore (2024) |
Frontier Supercomputer |
---|---|---|---|
Jumlah Qubit |
105 | 67 |
Tidak relevan |
Kecepatan RCS |
Ratusan detik |
Ribuan detik |
5,9 miliar tahun |
Fidelitas Gerbang Satu-Qubit |
99,90% |
Tidak diungkap |
Tidak relevan |
Fidelitas Gerbang Dua-Qubit |
99,62% |
Tidak diungkap |
Tidak relevan |
Meskipun RCS cenderung menguntungkan sistem kuantum, kemajuan dalam algoritma klasik dapat mengecilkan kesenjangan ini, seperti yang terjadi pada tahun 2023 ketika tim USTC menyelesaikan tugas serupa dalam 14 detik menggunakan 1.400 GPU A100. Namun, performa Zuchongzhi-3.0 tetap menjadi pencapaian monumental.
Implikasi dan Aplikasi
Keberhasilan Zuchongzhi-3.0 memiliki dampak besar bagi berbagai bidang:
-
Sains dan Penelitian: Komputasi kuantum dapat mempercepat simulasi molekul untuk pengembangan obat, model iklim, dan penemuan material baru.
-
Keamanan Siber: Algoritma kuantum berpotensi memecahkan sistem enkripsi saat ini, mendorong pengembangan kriptografi tahan kuantum.
-
Kecerdasan Buatan: Komputer kuantum dapat meningkatkan efisiensi pelatihan model AI, terutama untuk optimasi dan pembelajaran mesin skala besar.
-
Keuangan: Simulasi pasar dan optimasi portofolio dapat dilakukan dengan kecepatan dan akurasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Namun, tantangan tetap ada. Komputasi kuantum masih berada pada tahap awal, dengan aplikasi praktis yang terbatas karena tingginya tingkat kesalahan dan kebutuhan akan lingkungan suhu rendah untuk qubit superkonduktor. Tim USTC sedang fokus pada metode koreksi kesalahan dan protokol koneksi qubit yang lebih baik untuk mendukung komputasi kuantum skala besar.
Perlombaan Teknologi Global
Pencapaian ini memperkuat posisi China dalam perlombaan teknologi kuantum global, bersaing langsung dengan raksasa teknologi seperti Google dan IBM. China juga telah menunjukkan kemajuan melalui prosesor fotonik Jiuzhang-3 (2023), yang mencapai keunggulan kuantum dengan 255 foton. Terobosan ini sejalan dengan strategi China untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi semikonduktor Barat, terutama di tengah sanksi AS terhadap chip seperti Nvidia A100 dan H100.
Sementara itu, keunggulan kuantum masih merupakan konsep yang diperdebatkan, karena benchmark seperti RCS tidak selalu mencerminkan aplikasi dunia nyata. Kemajuan dalam algoritma klasik dapat menantang klaim keunggulan kuantum, seperti yang terjadi pada tahun 2019. Namun, Zuchongzhi-3.0 menegaskan bahwa China berada di garis depan inovasi kuantum.
Zuchongzhi-3.0 adalah tonggak penting dalam sejarah komputasi kuantum. Dengan kecepatan 1.000 triliun kali lebih cepat dari superkomputer tercepat dan satu juta kali lebih cepat dari hasil terbaru Google, chip ini menandai era baru dalam perlombaan teknologi global. Meskipun tantangan seperti koreksi kesalahan dan skalabilitas masih ada, potensi aplikasi Zuchongzhi-3.0 dalam sains, keamanan siber, dan AI menjanjikan masa depan yang revolusioner. China, melalui terobosan ini, telah menegaskan posisinya sebagai pemimpin dalam inovasi kuantum, mendorong batas-batas teknologi komputasi modern.