Dampak Tak Terduga, Sanksi AS ke China Picu Lahirnya DeepSeek, Rival Baru ChatGPT

- Jurnalis

Selasa, 28 Januari 2025 - 20:58 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dalam beberapa tahun terakhir, persaingan teknologi antara Amerika Serikat (AS) dan China semakin memanas.

Dalam beberapa tahun terakhir, persaingan teknologi antara Amerika Serikat (AS) dan China semakin memanas.

JAKARTA, koranmetro.com – Dalam beberapa tahun terakhir, persaingan teknologi antara Amerika Serikat (AS) dan China semakin memanas. Salah satu bidang yang menjadi ajang pertarungan adalah kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). AS, melalui perusahaan seperti OpenAI dengan ChatGPT-nya, telah memimpin pasar AI global. Namun, kebijakan sanksi yang diterapkan AS terhadap China justru menciptakan dampak tak terduga: lahirnya DeepSeek, sebuah AI canggih asal China yang kini dianggap sebagai rival serius ChatGPT.

Latar Belakang Sanksi AS ke China

AS telah lama menerapkan serangkaian sanksi terhadap China, terutama di sektor teknologi. Sanksi ini bertujuan untuk membatasi akses China terhadap teknologi canggih AS, termasuk chip dan perangkat lunak yang menjadi tulang punggung pengembangan AI. Pemerintah AS khawatir, kemajuan teknologi China bisa digunakan untuk tujuan militer atau mengancam keamanan nasional mereka.

Namun, alih-alih melumpuhkan, sanksi ini justru memicu China untuk berinovasi secara mandiri. Salah satu hasilnya adalah kemunculan DeepSeek, sebuah platform AI yang dikembangkan oleh perusahaan teknologi China. DeepSeek tidak hanya mampu menyaingi ChatGPT dalam hal kemampuan pemrosesan bahasa alami, tetapi juga menawarkan fitur-fitur yang lebih disesuaikan dengan kebutuhan pasar lokal.

Baca Juga :  Oppo Find X8 Resmi Hadir di Indonesia: Spesifikasi dan Harga Rp 13 Jutaan

DeepSeek: AI China yang Menantang Hegemoni ChatGPT

DeepSeek dirancang untuk bersaing langsung dengan ChatGPT. Platform ini menawarkan kemampuan yang setara, mulai dari generasi teks, terjemahan bahasa, hingga analisis data. Namun, yang membuat DeepSeek unik adalah kemampuannya untuk memahami konteks budaya dan bahasa China dengan lebih baik. Hal ini membuatnya lebih relevan bagi pengguna di China dan negara-negara Asia lainnya.

Selain itu, DeepSeek juga diklaim lebih efisien dalam penggunaan sumber daya komputasi. Ini menjadi keunggulan tersendiri mengingat sanksi AS telah membatasi akses China terhadap chip canggih. Para pengembang DeepSeek berhasil menciptakan algoritma yang meminimalkan ketergantungan pada hardware berkinerja tinggi, sekaligus memaksimalkan kemampuan AI mereka.

Dampak Global Kemunculan DeepSeek

Kemunculan DeepSeek tidak hanya mengubah lanskap persaingan AI di China, tetapi juga di tingkat global. Selama ini, ChatGPT dianggap sebagai pemimpin pasar AI dengan sedikit saingan berarti. Namun, dengan hadirnya DeepSeek, dominasi ChatGPT mulai terancam.

Bagi China, DeepSeek adalah bukti bahwa mereka mampu berinovasi meski dihadapkan pada tantangan sanksi AS. Ini juga menjadi sinyal kuat bagi dunia bahwa China tidak akan bergantung pada teknologi Barat untuk mencapai kemajuan.

Baca Juga :  Mengenal True Tone, Fungsi dan Manfaatnya di iPhone yang Perlu Anda Ketahui

Di sisi lain, AS mungkin perlu mempertimbangkan kembali strategi sanksi mereka. Alih-alih memperlambat kemajuan China, sanksi justru memicu lahirnya teknologi-teknologi baru yang bisa menggeser dominasi AS di masa depan.

Masa Depan Persaingan AI

Persaingan antara DeepSeek dan ChatGPT hanyalah awal dari perlombaan AI global. Kedua platform ini akan terus berkembang, saling memacu inovasi, dan menawarkan solusi yang lebih canggih kepada pengguna. Bagi konsumen, persaingan ini tentu membawa dampak positif, karena mereka akan memiliki lebih banyak pilihan dan layanan yang semakin baik.

Namun, di balik persaingan ini, ada pertanyaan besar yang perlu dijawab: bagaimana dunia akan mengatur perkembangan AI yang begitu cepat? Apakah persaingan ini akan memicu kolaborasi, atau justru memperdalam ketegangan antara AS dan China?

Satu hal yang pasti, kemunculan DeepSeek adalah bukti bahwa dalam dunia teknologi, setiap tantangan bisa menjadi peluang. Dan dalam kasus ini, sanksi AS justru menjadi katalisator bagi lahirnya rival baru yang siap mengubah peta persaingan AI global.

Berita Terkait

Infinix Note 50s 5G Plus, Smartphone Inovatif dengan Casing Beraroma Unik
Google Tingkatkan Standar, HP Android 16 GB Kini Ketinggalan Zaman
Peta Persaingan Smartphone Dunia, 5 Vendor Teratas Awal 2025
iQOO Z10 dan Z10x Meluncur, Smartphone Mid-Range dengan Daya Tahan Baterai Luar Biasa
Trump Dorong Produksi iPhone di AS, Analis: Mustahil dan Mengada-ada
Trump Tunda Tarif Impor, Pasar Kripto Bergairah Kembali
Google Berikan Tunjangan Istimewa, Gaji Pegawai Tetap Dibayar Meski “Nganggur” Setahun
Poco M7 Pro 5G, Detail Spesifikasi dan Harga Terbaru di Indonesia
Berita ini 18 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 19 April 2025 - 12:11 WIB

Infinix Note 50s 5G Plus, Smartphone Inovatif dengan Casing Beraroma Unik

Kamis, 17 April 2025 - 14:01 WIB

Google Tingkatkan Standar, HP Android 16 GB Kini Ketinggalan Zaman

Rabu, 16 April 2025 - 12:01 WIB

Peta Persaingan Smartphone Dunia, 5 Vendor Teratas Awal 2025

Sabtu, 12 April 2025 - 13:23 WIB

iQOO Z10 dan Z10x Meluncur, Smartphone Mid-Range dengan Daya Tahan Baterai Luar Biasa

Jumat, 11 April 2025 - 12:59 WIB

Trump Dorong Produksi iPhone di AS, Analis: Mustahil dan Mengada-ada

Berita Terbaru

Di balik dominasi Android dan Chrome OS, Google diam-diam mengembangkan sistem operasi baru bernama Fuchsia OS.

Aplikasi & OS

Fuchsia OS, Masa Depan Sistem Operasi Buatan Google

Sabtu, 19 Apr 2025 - 18:32 WIB