JAKARTA, koranmetro.com – Di era digital saat ini, kehidupan manusia sangat tergantung pada konektivitas internet. Dari bangun tidur hingga menjelang tidur kembali, banyak orang tidak lepas dari layar smartphone, media sosial, dan notifikasi yang terus-menerus. Di tengah kondisi ini, muncul tren digital detox, yaitu upaya sadar untuk menjauh sejenak dari dunia digital guna memulihkan kesehatan mental dan emosional.
Digital detox bukan berarti menolak teknologi, melainkan mengatur ulang hubungan kita dengan dunia maya. Banyak studi menunjukkan bahwa penggunaan internet berlebihan dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan gangguan tidur. Oleh karena itu, memutus koneksi secara berkala dari media sosial dan aplikasi digital bisa memberi ruang bagi otak untuk beristirahat.
Langkah awal yang bisa dilakukan antara lain: menentukan waktu bebas gadget setiap hari, seperti satu jam sebelum tidur; menonaktifkan notifikasi aplikasi yang tidak mendesak; serta menjadwalkan satu hari dalam seminggu tanpa akses media sosial. Aktivitas seperti membaca buku fisik, berjalan kaki, atau berkumpul bersama orang terdekat bisa menjadi alternatif sehat dalam menjalani digital detox.
Tren ini bahkan mulai diterapkan oleh perusahaan teknologi besar dan startup untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan karyawan. Di sisi lain, komunitas digital wellness juga mulai tumbuh dan menyediakan panduan bagi individu yang ingin menjalani gaya hidup digital yang lebih seimbang.
Digital detox bukan sekadar tren sesaat, tapi langkah penting untuk menjaga kewarasan dan kualitas hidup di tengah banjir informasi online. Mengendalikan teknologi adalah bentuk kedaulatan pribadi yang semakin relevan di era digital saat ini.