JAKARTA, koranmetro.com – Trent Alexander-Arnold resmi meninggalkan Liverpool setelah menghabiskan lebih dari satu dekade membela klub masa kecilnya. Kepergian bek kanan yang dikenal dengan visi permainan luar biasa dan kemampuan umpan silang presisi ini meninggalkan jejak mendalam, bukan hanya bagi klub, tapi juga sejarah sepak bola Inggris.
Debutnya bersama tim utama Liverpool pada 2016 menjadi awal dari perjalanan yang fenomenal. Dalam usia muda, Trent menunjukkan ketenangan dan kecerdasan taktik yang jauh melampaui usianya. Ia menjadi bagian tak terpisahkan dari era keemasan Liverpool di bawah asuhan Jürgen Klopp. Salah satu pencapaian paling ikonik adalah saat ia membantu Liverpool menjuarai Liga Champions 2019 dan Liga Premier 2020.
Bukan hanya trofi yang ia tinggalkan, tetapi juga standar baru dalam peran full-back modern. Dengan kontribusi assist yang konsisten dari lini belakang, Trent mengubah cara pandang terhadap posisi bek kanan. Ia bahkan menjadi bek dengan assist terbanyak dalam sejarah Premier League untuk pemain bertahan.
Di luar lapangan, Trent dikenal sebagai figur rendah hati yang tak melupakan akar komunitasnya di Liverpool. Ia aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan pendidikan di kota kelahirannya, menunjukkan bahwa pengaruhnya melampaui stadion.
Keputusan untuk meninggalkan Liverpool bukanlah hal mudah, baik bagi klub maupun sang pemain. Namun, jejak luar biasa yang ditinggalkannya akan selalu hidup dalam memori Anfield. Alexander-Arnold tak hanya pergi sebagai pemain hebat, tetapi sebagai legenda muda yang telah mengukir era keemasan Liverpool dengan tinta emas.