Canda Menteri KP Trenggono Kini Sudah LPG Masa Masih Urus Pagar Laut

- Jurnalis

Rabu, 5 Februari 2025 - 20:32 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA, koranmetro.com – Menteri Kelautan dan Perikanan (KP), Sakti Wahyu Trenggono, menyampaikan pernyataan yang mengundang tawa saat membahas persoalan pengelolaan laut dan kebutuhan nelayan. Dalam sebuah acara resmi pada hari Rabu, Trenggono dengan santai melontarkan candaan terkait modernisasi yang kini banyak diterapkan oleh masyarakat, seperti penggunaan LPG (Liquid Petroleum Gas), namun masih muncul isu soal “pagar laut.

Menteri Trenggono mengatakan bahwa seiring perkembangan zaman, nelayan di Indonesia sudah banyak yang beradaptasi dengan teknologi, termasuk penggunaan LPG untuk aktivitas sehari-hari. Namun, ia menyoroti bahwa beberapa isu tradisional, seperti pengelolaan pagar laut dan batas wilayah perairan, masih menjadi perdebatan.

“Kini Sudah LPG, Masa Masih Urus Pagar Laut?”

Dalam pernyataannya, Menteri Trenggono ingin menekankan pentingnya inovasi dan efisiensi dalam pengelolaan sumber daya laut, termasuk bagaimana teknologi dapat membantu nelayan meningkatkan hasil tangkapan dan kesejahteraan mereka.“Coba bayangkan, sekarang ini sudah canggih. Kita sudah pakai LPG, tapi masih ada yang ribut soal pagar laut. Kalau kita terus berpikir seperti itu, kapan kita majunya?” ungkap Trenggono dengan nada santai. Pernyataan ini disampaikan sebagai bentuk dorongan kepada masyarakat untuk lebih fokus pada inovasi dan efisiensi dalam memanfaatkan sumber daya laut.

Baca Juga :  RUU Jabatan Hakim 2025, Melindungi Independensi atau Membuka Pintu Impunitas?

Dorongan untuk Modernisasi Sektor Kelautan

Menteri Trenggono menekankan bahwa sektor kelautan dan perikanan di Indonesia harus terus berinovasi agar dapat bersaing di pasar global. Salah satu langkah yang telah ditempuh adalah mendorong penggunaan teknologi modern, baik untuk kebutuhan nelayan maupun pengelolaan sumber daya laut yang lebih berkelanjutan.Meski demikian, ia juga mengingatkan bahwa modernisasi tidak hanya berbicara soal alat atau teknologi, tetapi juga pola pikir masyarakat. Trenggono berharap masyarakat dapat meninggalkan paradigma lama yang kurang efektif dan beralih ke pendekatan yang lebih produktif dan inovatif.

Pentingnya Pagar Laut dalam Konteks Kelautan

Meski disampaikan dengan nada bercanda, isu “pagar laut” yang dimaksud Menteri Trenggono sebenarnya merujuk pada pengelolaan batas wilayah laut yang sering menjadi persoalan. Pagar laut bisa diartikan sebagai batas fisik atau konseptual yang mengatur wilayah tangkap nelayan dan pengelolaan sumber daya laut.Isu ini kerap menjadi perdebatan di beberapa daerah pesisir, terutama terkait konflik antar-nelayan atau wilayah tangkap yang tumpang tindih. Menteri Trenggono melihat bahwa fokus masyarakat seharusnya beralih ke hal yang lebih strategis, seperti meningkatkan kualitas tangkapan dan pengelolaan hasil perikanan.

Baca Juga :  32 Mahasiswa Ditangkap Polisi Usai Pembakaran FIB Unhas Setelah Demo Kasus Pelecehan

Harapan untuk Masa Depan Sektor Perikanan

Pada akhir pernyataannya, Menteri Trenggono mengajak semua pihak, termasuk pemerintah daerah, masyarakat, dan pelaku industri, untuk bersama-sama mendorong modernisasi sektor kelautan dan perikanan. Ia optimis bahwa dengan teknologi dan pola pikir yang lebih maju, Indonesia dapat menjadi negara maritim yang kuat dan mandiri.“Sudah saatnya kita memanfaatkan teknologi untuk kebaikan bersama. Jangan lagi terjebak dalam isu-isu kecil yang tidak produktif. Laut kita luas, mari kita kelola dengan bijak,” tutupnya.

Pernyataan Menteri Trenggono dengan nada santai ini mengingatkan pentingnya perubahan pola pikir dalam menghadapi tantangan di sektor kelautan dan perikanan. Modernisasi melalui teknologi seperti penggunaan LPG hanyalah salah satu langkah awal. Indonesia, sebagai negara maritim besar, perlu terus melakukan inovasi untuk memastikan kelestarian dan keberlanjutan sumber daya lautnya, sekaligus meningkatkan kesejahteraan nelayan dan masyarakat pesisir.

Berita Terkait

Dugaan Suap Ijon Proyek, Kasus Korupsi yang Menjerat Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang
Komjak Tegas, Oknum Jaksa Terjerat OTT di Banten dan Kalsel Harus Diproses Pidana hingga Dipecat
Harga Emas Antam Hari Ini 17 Desember 2025, Stabil dengan Kenaikan Buyback yang Menarik Perhatian Investor
Prabowo Usai Tinjau Banjir di Sumatera, Keadaan Sudah Terkendali dan Kondisi Pengungsi dalam Keadaan Baik
Menkeu Purbaya Tolak Pakaian Balpres Impor Ilegal untuk Bantuan Korban Bencana
Update Korban Bencana Sumatera 6 Desember 2025, 914 Orang Meninggal, 389 Masih Hilang
Rasa Syukur Prabowo atas Ketangguhan Bangsa, Penanganan Bencana Sumatera Ditepis Sendiri
Banjir dan Longsor Besar Melanda Sumatra dan Asia, Korban Tewas Melampaui 1.500 Jiwa
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 24 Desember 2025 - 11:22 WIB

Dugaan Suap Ijon Proyek, Kasus Korupsi yang Menjerat Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang

Minggu, 21 Desember 2025 - 11:28 WIB

Komjak Tegas, Oknum Jaksa Terjerat OTT di Banten dan Kalsel Harus Diproses Pidana hingga Dipecat

Rabu, 17 Desember 2025 - 21:09 WIB

Harga Emas Antam Hari Ini 17 Desember 2025, Stabil dengan Kenaikan Buyback yang Menarik Perhatian Investor

Sabtu, 13 Desember 2025 - 17:46 WIB

Prabowo Usai Tinjau Banjir di Sumatera, Keadaan Sudah Terkendali dan Kondisi Pengungsi dalam Keadaan Baik

Jumat, 12 Desember 2025 - 20:20 WIB

Menkeu Purbaya Tolak Pakaian Balpres Impor Ilegal untuk Bantuan Korban Bencana

Berita Terbaru