JAKARTA, koranmetro.com – Dalam dunia keamanan siber yang terus berkembang, Trend Micro telah lama dikenal sebagai pelopor dalam melindungi perusahaan dan individu dari ancaman digital. Di balik kesuksesan perusahaan ini, ada sosok Eva Chen, CEO Trend Micro, yang memimpin dengan visi jauh ke depan. Pada Februari 2025, Chen memperkenalkan terobosan terbaru mereka: Trend Cybertron, model kecerdasan buatan (AI) pertama di industri yang dirancang khusus untuk mencegah serangan siber secara proaktif. Inovasi ini menandai pergeseran besar dari pendekatan reaktif tradisional menuju strategi pencegahan yang cerdas dan prediktif.
Eva Chen: Visioner di Balik Trend Micro
Eva Chen bukan nama baru di dunia teknologi. Sebagai salah satu pendiri Trend Micro pada 1988 bersama suaminya Steve Chang dan saudarinya Jenny Chang, Chen telah mendedikasikan lebih dari tiga dekade untuk membangun solusi keamanan siber yang andal. Setelah menjabat sebagai Chief Technology Officer selama bertahun-tahun, ia mengambil alih posisi CEO pada 2005, menggantikan Steve Chang yang kini menjadi chairman. Di bawah kepemimpinannya, Trend Micro berkembang menjadi pemimpin global, melindungi lebih dari 500.000 perusahaan dan jutaan individu di 175 negara.
Chen dikenal karena pendekatannya yang inovatif. Ia percaya bahwa keamanan siber harus selangkah lebih maju dari ancaman, bukan hanya mengejar setelah serangan terjadi. Filosofi ini tercermin dalam peluncuran Trend Cybertron, yang ia gambarkan sebagai “agen AI keamanan siber yang tak tertandingi” dalam sebuah pernyataan pada 25 Februari 2025. “Kami menggabungkan data berkualitas tinggi dalam jumlah besar untuk meningkatkan kemampuan kami, membuat pengelolaan risiko siber jadi lebih mudah dan proaktif,” ujar Chen.
Trend Cybertron: AI Pertama untuk Pencegahan Serangan
Trend Cybertron bukan sekadar alat AI biasa. Ini adalah model bahasa besar (large language model/LLM) pertama yang dikembangkan khusus untuk keamanan siber, diluncurkan sebagai bagian dari platform Trend Vision One. Berbeda dengan solusi AI lain yang fokus pada deteksi setelah serangan, Cybertron dirancang untuk memprediksi dan mencegah ancaman sebelum mereka berkembang menjadi risiko nyata. Dengan memanfaatkan 35 tahun data ancaman, intelijen global dari lebih 250 juta sensor, dan keahlian manusia, Cybertron menjadi “otak siber” yang mampu menganalisis permukaan serangan (attack surface) organisasi secara menyeluruh.
Fitur utama Cybertron meliputi:
- Prediksi Risiko: Menggunakan data real-time dan historis untuk mengantisipasi ancaman potensial.
- Pencegahan Proaktif: Menghentikan serangan sebelum terjadi dengan prioritas otomatis berdasarkan analisis risiko.
- Visibilitas Total: Memberikan wawasan mendalam tentang setiap lapisan keamanan, dari endpoint hingga cloud.
Menurut Rachel Jin, Chief Enterprise Platform Officer Trend Micro, “Cybertron mewakili perubahan paradigma dalam keamanan siber—menggabungkan AI canggih dengan puluhan tahun intelijen manusia untuk memberikan keamanan yang benar-benar proaktif.” Dalam uji coba awal, pelanggan melaporkan pengurangan risiko pelanggaran data hingga 17%, sebuah angka yang menunjukkan potensi besar teknologi ini.
Dampak dan Kolaborasi
Peluncuran Cybertron tak lepas dari kolaborasi dengan NVIDIA, raksasa teknologi yang menyediakan perangkat lunak AI dan infrastruktur seperti NVIDIA NIM untuk mempercepat pengembangan. Model awal Cybertron, dengan 8 miliar parameter, sudah menunjukkan hasil luar biasa. Trend Micro bahkan berencana merilis versi 70 miliar parameter di masa depan untuk menghadapi ancaman yang semakin kompleks.
Pada Maret 2025, Trend Micro mengambil langkah berani dengan mengumumkan bahwa Cybertron akan menjadi open-source. Kevin Simzer, COO Trend Micro, menjelaskan, “Data adalah saus rahasia Cybertron. Dengan membukanya untuk komunitas global, kami ingin membuat dunia digital lebih aman bersama-sama.” Langkah ini memungkinkan peneliti dan organisasi lain untuk membangun solusi berbasis Cybertron, memperluas dampaknya.
Mengubah Narasi Keamanan Siber
Frank Dickson dari IDC memuji inisiatif ini: “Keamanan siber selama ini berpusat pada deteksi. Trend Micro mengubah narasi—tak perlu mendeteksi serangan jika itu tak pernah terjadi.” Cybertron memungkinkan tim keamanan melihat ancaman dari sudut pandang penyerang, mencegah risiko sebelum menjadi kenyataan, dan mengurangi beban kerja tim yang sering kelelahan oleh banjir peringatan.
Bagi Eva Chen, Cybertron adalah bukti komitmen Trend Micro untuk inovasi. Dari memblokir 147 miliar ancaman pada 2024 hingga melindungi 82 juta aset di seluruh dunia, perusahaan terus mendorong batas-batas teknologi. “Ini bukan hanya kemenangan bagi pelanggan kami, tapi tentang menjadikan dunia yang terhubung lebih aman,” kata Chen.
Dengan Eva Chen di kemudi dan Cybertron sebagai senjata terbaru, Trend Micro menetapkan standar baru dalam keamanan siber. Model AI pertama ini bukan hanya alat, tapi simbol perubahan—dari mengejar ancaman menjadi mencegahnya. Saat Cybertron mulai diadopsi secara luas, satu hal jelas: masa depan keamanan siber ada di tangan yang proaktif, dan Eva Chen memastikan Trend Micro memimpin jalannya.