Mengapa Ban Balap Tidak Ideal untuk Penggunaan di Jalan Raya?

- Jurnalis

Senin, 30 Juni 2025 - 13:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ban balap dirancang untuk performa maksimal di lintasan, tetapi penggunaannya di jalan raya sering kali dianggap tidak praktis, bahkan berbahaya.

Ban balap dirancang untuk performa maksimal di lintasan, tetapi penggunaannya di jalan raya sering kali dianggap tidak praktis, bahkan berbahaya.

JAKARTA, koranmetro.com – Ban balap dirancang untuk performa maksimal di lintasan, tetapi penggunaannya di jalan raya sering kali dianggap tidak praktis, bahkan berbahaya.

1. Desain untuk Performa, Bukan Kenyamanan

Ban balap, seperti yang digunakan pada mobil Formula 1 atau balap drag, dirancang untuk memberikan cengkeraman (grip) maksimal pada permukaan lintasan yang halus dan kering. Ban ini biasanya memiliki pola tapak minimal atau bahkan tidak ada alur (slick tires) untuk memaksimalkan kontak dengan permukaan lintasan. Namun, di jalan raya yang sering kali basah, berdebu, atau tidak rata, ban ini kehilangan traksi dengan cepat, meningkatkan risiko kecelakaan.

Selain itu, ban balap cenderung keras dan tidak dirancang untuk meredam getaran. Hal ini membuat perjalanan di jalan raya menjadi tidak nyaman, terutama pada permukaan yang kasar atau berlubang.

2. Daya Tahan yang Rendah

Ban balap terbuat dari kompon karet yang sangat lunak untuk meningkatkan cengkeraman, tetapi ini mengorbankan daya tahan. Di lintasan, ban ini hanya digunakan untuk beberapa lap sebelum aus atau kehilangan performa. Di jalan raya, ban balap akan cepat habis karena gesekan dengan aspal yang lebih kasar dan penggunaan jarak jauh. Mengganti ban secara rutin tentu tidak ekonomis untuk penggunaan sehari-hari.

Baca Juga :  Subaru WRX STI S210, Bintang Baru di Tokyo Auto Salon 2025

3. Performa Buruk di Kondisi Basah

Ban balap slick tidak memiliki alur untuk mengalirkan air, sehingga sangat tidak aman digunakan saat hujan. Di jalan raya, kondisi cuaca tidak dapat diprediksi, dan ban balap tidak mampu memberikan traksi yang cukup di permukaan basah. Bahkan ban balap khusus hujan (wet tires) masih tidak ideal untuk jalan raya karena desainnya tetap dioptimalkan untuk lintasan, bukan untuk variasi kondisi jalan umum.

4. Ketidaksesuaian dengan Regulasi Jalan Raya

Di banyak negara, ban balap tidak memenuhi standar legalitas untuk penggunaan di jalan raya. Misalnya, di Indonesia, Peraturan Menteri Perhubungan menetapkan bahwa ban harus memiliki pola tapak yang memadai untuk menjamin keselamatan. Ban balap slick sering kali tidak memenuhi persyaratan ini, sehingga penggunaannya bisa dianggap melanggar hukum.

5. Biaya Tinggi dan Tidak Efisien

Ban balap memiliki harga yang jauh lebih mahal dibandingkan ban standar karena teknologi dan bahan khusus yang digunakan. Selain itu, karena daya tahannya rendah, pengguna harus sering mengganti ban, yang tentu saja meningkatkan biaya operasional. Untuk penggunaan sehari-hari, ban standar atau ban performa tinggi yang dirancang untuk jalan raya jauh lebih hemat biaya dan praktis.

Baca Juga :  Chery Tiggo 8 CSH dan Deretan SUV Hybrid 7 Penumpang di Indonesia

6. Ketidakcocokan dengan Kondisi Jalan Umum

Jalan raya memiliki berbagai tantangan seperti lubang, kerikil, atau polisi tidur yang tidak ditemui di lintasan balap. Ban balap tidak dirancang untuk menangani kondisi ini, sehingga lebih rentan terhadap kerusakan seperti sobek atau bocor. Selain itu, ban balap memerlukan suhu optimal untuk bekerja dengan baik, yang sulit dicapai di jalan raya karena kecepatan dan intensitas penggunaan yang berbeda.

Meskipun ban balap menawarkan performa luar biasa di lintasan, karakteristiknya membuatnya tidak cocok untuk penggunaan di jalan raya. Dari masalah keselamatan, daya tahan, hingga ketidaksesuaian dengan regulasi, ban balap lebih baik digunakan hanya untuk tujuan balap. Untuk berkendara sehari-hari, pilihlah ban yang dirancang khusus untuk jalan raya agar aman, nyaman, dan efisien.

Berita Terkait

Daihatsu Rocky Hybrid di Indonesia, Mirip Versi Jepang?
Perbandingan Fitur Isuzu MU-X Facelift 2025 vs Toyota Fortuner 2025
Wuling New Binguo EV Hadir, Perkaya Pilihan Kendaraan Listrik di Indonesia
Morbidelli Hadir di Jakarta Fair 2025, Merek Motor Italia dengan Pesona Baru
The Kingsman, Kreasi Epik Royal Enfield Shotgun 650 oleh Kingston Custom
Toprak Razgatlioglu Kembali ke Yamaha, Langkah Besar Menuju MotoGP 2026
Peran Teknologi Suspensi Elektronik dalam Meningkatkan Kenyamanan Berkendara Sepeda Motor
GIIAS 2025, BYD Perkenalkan Denza Z9 GT, Buka Pemesanan dengan Rp 50 Juta
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 27 Juli 2025 - 14:51 WIB

Daihatsu Rocky Hybrid di Indonesia, Mirip Versi Jepang?

Senin, 21 Juli 2025 - 14:24 WIB

Perbandingan Fitur Isuzu MU-X Facelift 2025 vs Toyota Fortuner 2025

Sabtu, 12 Juli 2025 - 14:02 WIB

Wuling New Binguo EV Hadir, Perkaya Pilihan Kendaraan Listrik di Indonesia

Senin, 30 Juni 2025 - 13:40 WIB

Mengapa Ban Balap Tidak Ideal untuk Penggunaan di Jalan Raya?

Senin, 23 Juni 2025 - 14:44 WIB

Morbidelli Hadir di Jakarta Fair 2025, Merek Motor Italia dengan Pesona Baru

Berita Terbaru

Kisah cinta Cristiano Ronaldo dan Georgina Rodriguez telah menjadi sorotan publik sejak mereka pertama kali bertemu pada tahun 2016.

LIFE STYLE & ENTERTAINMENT

Mengapa Cristiano Ronaldo Baru Melamar Georgina Rodriguez Setelah Hampir Satu Dekade

Selasa, 12 Agu 2025 - 13:03 WIB

Gianluigi Donnarumma kini tengah berada di tahun terakhir kontraknya bersama PSG, yang akan habis pada Juni 2026.

Liga Inggris

Manchester United Bisa Datangkan Donnarumma dengan Harga Terjangkau

Senin, 11 Agu 2025 - 18:48 WIB