JAKARTA, koranmetro.com – Menteri Pertahanan Amerika Serikat yang baru dilantik, mengadakan pembicaraan telepon resmi dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, hari ini. Dalam percakapan tersebut, Menhan AS menegaskan kembali komitmen pemerintah Amerika Serikat untuk mendukung kebutuhan militer Israel, memperkuat hubungan strategis kedua negara di tengah situasi yang terus berkembang di Timur Tengah.
Menurut keterangan resmi dari Departemen Pertahanan AS, pembicaraan ini menyoroti pentingnya kerja sama bilateral dalam memastikan keamanan kawasan dan mendukung stabilitas global. “Amerika Serikat tetap berkomitmen penuh untuk menjamin Israel memiliki segala yang diperlukan untuk mempertahankan dirinya dari ancaman yang dihadapi,” ujar Menhan AS dalam pernyataan tertulisnya.
Netanyahu menyambut baik langkah ini dan mengapresiasi dukungan yang terus diberikan oleh AS. “Hubungan Israel dan Amerika Serikat adalah pilar utama bagi keamanan nasional kami,” kata Netanyahu dalam responsnya.
Fokus Utama Pembicaraan
Diskusi antara kedua pemimpin mencakup sejumlah topik utama, termasuk peningkatan sistem pertahanan udara Israel, koordinasi intelijen yang lebih erat, dan bantuan militer tambahan yang mencakup kebutuhan teknologi tinggi. Situasi terkini di Gaza dan kawasan sekitarnya juga menjadi perhatian dalam percakapan tersebut.
Menhan AS juga menyinggung pentingnya memperkuat kerja sama teknologi militer, terutama dalam menghadapi ancaman drone dan pengembangan rudal jarak jauh oleh kelompok-kelompok bersenjata di kawasan tersebut.
Langkah Lanjutan
Komitmen baru ini mencerminkan hubungan strategis yang mendalam antara kedua negara, yang telah berlangsung selama beberapa dekade. AS, sebagai salah satu pendukung utama Israel, telah menyediakan bantuan militer senilai miliaran dolar setiap tahun. Di bawah pemerintahan baru ini, hubungan tersebut diharapkan semakin erat.
Para pengamat menilai bahwa dukungan AS akan memainkan peran penting dalam mengamankan posisi Israel di kawasan yang terus menghadapi ketidakpastian geopolitik. Pembicaraan ini menunjukkan bahwa Amerika Serikat tetap memprioritaskan hubungan dengan sekutu lamanya, terlepas dari tantangan global yang lebih luas.
Dengan pembicaraan ini, kedua pihak sepakat untuk melanjutkan dialog yang erat dan menggelar pertemuan langsung di Washington dalam beberapa bulan mendatang untuk membahas langkah strategis berikutnya.