Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Rp16.380 per Dolar AS Jelang Pelantikan Trump

- Jurnalis

Jumat, 17 Januari 2025 - 21:50 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA, koranmetro.com – Nilai tukar rupiah kembali mengalami pelemahan, kini berada di angka Rp16.380 per dolar Amerika Serikat (AS) menjelang pelantikan Donald Trump sebagai presiden. Melemahnya mata uang rupiah ini menunjukkan kekhawatiran pasar terhadap stabilitas ekonomi domestik dan pengaruh kebijakan luar negeri yang mungkin diambil oleh pemerintahan baru AS.

Faktor Penyebab Pelemahan

Pelemahan rupiah dipicu oleh beberapa faktor, termasuk sentimen negatif dari investor yang menunggu kepastian arah kebijakan ekonomi Trump. Investor khawatir bahwa kebijakan proteksionis yang berpotensi diterapkan oleh pemerintahan baru dapat mempengaruhi dinamika perdagangan global, termasuk hubungan dagang dengan Indonesia.“Investor cenderung menghindari risiko menjelang pelantikan, yang membuat permintaan terhadap dolar meningkat,” ujar seorang analis pasar. Selain itu, ketidakpastian ekonomi global juga menambah tekanan pada nilai tukar rupiah.

Baca Juga :  Banjir Parah di Malaysia dan Thailand, Korban Jiwa dan Dampak yang Meluas

Dampak pada Ekonomi Domestik

Kondisi ini tentunya berdampak pada perekonomian domestik, di mana pelemahan rupiah dapat memicu inflasi, terutama terhadap barang-barang impor. Banyak pelaku usaha yang mulai merasakan dampak dari fluktuasi nilai tukar, yang dapat berimplikasi pada harga barang dan daya beli masyarakat.

Baca Juga :  Wabah Metapneumovirus (HMPV) Meledak di China, Gejala Mirip COVID-19

Di tengah situasi ini, para ekonom menyarankan agar pemerintah dan Bank Indonesia terus memantau perkembangan di pasar global serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi. “Setelah pelantikan, kami berharap akan ada kejelasan tentang kebijakan yang akan diambil, yang dapat membantu meredakan kekhawatiran pasar,” tambah analis tersebut.

Berita Terkait

Konflik Perbatasan Thailand-Kamboja, Konflik Perbatasan Pasca-Baku Tembak
China Dianggap Untung dari Konflik India-Pakistan, Ini Analisis Pakar
Gencatan Senjata India-Pakistan Masih Rentan Pasca Serangan Terbaru
PM Sharif Ungkap India Kerahkan 80 Jet Tempur untuk Misi Serangan ke Pakistan
Turis Tiongkok Diduga Mencuri Listrik Saat Mengisi Daya di Stopkontak Umum Jepang
Israel Blokir Pasokan Bantuan, Kelaparan Makin Meluas di Gaza
Jika Menang Pemilu, Koalisi Partai Islam Bangladesh Siap Terapkan Syariat
Bentrok Sektarian Pecah di Suriah hingga Libatkan Israel, Apa yang Terjadi?
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 30 Mei 2025 - 14:12 WIB

Konflik Perbatasan Thailand-Kamboja, Konflik Perbatasan Pasca-Baku Tembak

Rabu, 21 Mei 2025 - 14:11 WIB

China Dianggap Untung dari Konflik India-Pakistan, Ini Analisis Pakar

Minggu, 11 Mei 2025 - 21:40 WIB

Gencatan Senjata India-Pakistan Masih Rentan Pasca Serangan Terbaru

Rabu, 7 Mei 2025 - 21:33 WIB

PM Sharif Ungkap India Kerahkan 80 Jet Tempur untuk Misi Serangan ke Pakistan

Selasa, 6 Mei 2025 - 21:52 WIB

Turis Tiongkok Diduga Mencuri Listrik Saat Mengisi Daya di Stopkontak Umum Jepang

Berita Terbaru

Liga Inggris

Arsenal Memulai Tahap Awal untuk Datangkan Benjamin Sesko

Jumat, 30 Mei 2025 - 18:50 WIB

Di tengah maraknya tren musik digital dan genre baru, sebuah aliran musik dari masa lalu kembali mencuri perhatian: pop kreatif.

LIFE STYLE & ENTERTAINMENT

Pop Kreatif, Kembalinya Musik Nostalgia dalam Gaya Hidup Modern

Kamis, 29 Mei 2025 - 18:58 WIB