JAKARTA, koranmetro.com – Nilai tukar rupiah kembali mengalami pelemahan, kini berada di angka Rp16.380 per dolar Amerika Serikat (AS) menjelang pelantikan Donald Trump sebagai presiden. Melemahnya mata uang rupiah ini menunjukkan kekhawatiran pasar terhadap stabilitas ekonomi domestik dan pengaruh kebijakan luar negeri yang mungkin diambil oleh pemerintahan baru AS.
Faktor Penyebab Pelemahan
Pelemahan rupiah dipicu oleh beberapa faktor, termasuk sentimen negatif dari investor yang menunggu kepastian arah kebijakan ekonomi Trump. Investor khawatir bahwa kebijakan proteksionis yang berpotensi diterapkan oleh pemerintahan baru dapat mempengaruhi dinamika perdagangan global, termasuk hubungan dagang dengan Indonesia.“Investor cenderung menghindari risiko menjelang pelantikan, yang membuat permintaan terhadap dolar meningkat,” ujar seorang analis pasar. Selain itu, ketidakpastian ekonomi global juga menambah tekanan pada nilai tukar rupiah.
Dampak pada Ekonomi Domestik
Kondisi ini tentunya berdampak pada perekonomian domestik, di mana pelemahan rupiah dapat memicu inflasi, terutama terhadap barang-barang impor. Banyak pelaku usaha yang mulai merasakan dampak dari fluktuasi nilai tukar, yang dapat berimplikasi pada harga barang dan daya beli masyarakat.
Di tengah situasi ini, para ekonom menyarankan agar pemerintah dan Bank Indonesia terus memantau perkembangan di pasar global serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi. “Setelah pelantikan, kami berharap akan ada kejelasan tentang kebijakan yang akan diambil, yang dapat membantu meredakan kekhawatiran pasar,” tambah analis tersebut.