Pos AS Setop Terima Paket dari China Imbas Tarif Tinggi Trump

- Jurnalis

Rabu, 5 Februari 2025 - 19:56 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Layanan pos Amerika Serikat (USPS) mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan penerimaan paket dari China untuk sementara waktu.

Layanan pos Amerika Serikat (USPS) mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan penerimaan paket dari China untuk sementara waktu.

JAKARTA, koranmetro.com – Layanan pos Amerika Serikat (USPS) mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan penerimaan paket dari China untuk sementara waktu. Keputusan ini diambil sebagai dampak dari penerapan tarif impor tinggi yang diberlakukan oleh mantan Presiden Donald Trump terhadap barang-barang yang masuk ke Amerika Serikat dari China. Kebijakan tersebut berlanjut hingga saat ini, menciptakan ketegangan dalam perdagangan internasional, khususnya dalam hal pengiriman barang melalui pos.

Latar Belakang Keputusan Penghentian Penerimaan Paket

Keputusan ini menyusul serangkaian kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump dalam rangka mengurangi defisit perdagangan dengan China. Pada masa pemerintahan Trump, pemerintah AS memutuskan untuk mengenakan tarif yang sangat besar terhadap produk-produk yang diimpor dari China sebagai bagian dari kebijakan perdagangan yang lebih keras.

Salah satu dampak langsung dari kebijakan tersebut adalah meningkatnya biaya pengiriman dan distribusi barang, yang kini memengaruhi layanan pos. USPS, yang selama ini menjadi saluran utama pengiriman barang internasional ke AS, mengungkapkan bahwa tingginya biaya pengiriman dari China akibat tarif yang diberlakukan telah membuat mereka terpaksa mengambil langkah untuk menghentikan penerimaan paket dari negara tersebut.

Tarif Tinggi Trump dan Dampaknya pada Ekonomi Global

Pada tahun-tahun terakhir pemerintahan Trump, tarif tinggi diterapkan pada ribuan barang yang diimpor dari China. Kebijakan ini dimaksudkan untuk mendorong negosiasi yang lebih baik dalam hal perdagangan antara kedua negara. Namun, dampaknya terasa tidak hanya pada perdagangan antara China dan Amerika Serikat, tetapi juga pada sektor logistik dan pengiriman internasional.

Baca Juga :  18 Jasad Korban Tabrakan Pesawat American Airlines dan Black Hawk Ditemukan di Sungai

Peningkatan tarif ini membuat biaya logistik semakin mahal, dan berdampak pada harga barang yang harus dibayar oleh konsumen di AS. Meskipun kebijakan ini sempat memicu perselisihan internasional, administrasi Trump berpendapat bahwa langkah ini penting untuk memperbaiki ketidakseimbangan perdagangan antara kedua negara. Namun, keputusan USPS untuk menghentikan sementara pengiriman barang dari China menjadi bukti bahwa kebijakan tarif tersebut masih memiliki efek yang besar.

Dampak bagi Konsumen dan Perusahaan AS

Penghentian sementara penerimaan paket dari China ini akan berpengaruh pada banyak konsumen di Amerika Serikat yang mengandalkan pengiriman barang dari China, terutama produk-produk elektronik, pakaian, dan barang konsumen lainnya yang banyak dijual melalui platform e-commerce. Para pembeli yang membeli produk dari pengecer atau toko online yang berbasis di China akan menghadapi kesulitan dalam menerima pesanan mereka melalui pos.

Selain itu, perusahaan-perusahaan e-commerce besar yang mengimpor barang-barang dari China, seperti Amazon dan eBay, juga akan merasakan dampak dari kebijakan ini. Pengiriman yang melibatkan barang-barang dari China mungkin akan mengalami keterlambatan, dan biaya pengiriman yang lebih tinggi bisa berpotensi meningkatkan harga jual barang di pasar.

Baca Juga :  Wajah Benjamin Franklin di 100 Dolar AS yang Mau Diubah Trump

Tanggapan Pemerintah dan Pos AS

Meskipun pengumuman dari USPS ini mengundang keluhan dari banyak pihak, pemerintah AS saat ini masih mempelajari situasi tersebut dan mempertimbangkan kebijakan lebih lanjut terkait tarif tinggi yang telah diberlakukan sebelumnya. Beberapa pihak berpendapat bahwa penghentian pengiriman ini perlu diatur dengan bijak agar tidak merugikan konsumen maupun perusahaan, yang dapat berisiko kehilangan akses ke pasokan barang dari China.

Pemerintah AS di bawah kepemimpinan saat ini berjanji untuk mengevaluasi dampak lanjutan dari tarif yang dikenakan kepada barang-barang impor. Beberapa analis berharap bahwa pemerintahan yang baru dapat mencari solusi yang lebih baik dalam menangani masalah perdagangan internasional ini, tanpa harus mengorbankan layanan logistik dan e-commerce.

Kesimpulan

Penghentian sementara penerimaan paket dari China oleh Pos AS merupakan dampak langsung dari kebijakan tarif tinggi yang diterapkan selama pemerintahan Trump. Keputusan ini menyoroti kompleksitas dalam hubungan perdagangan internasional, serta dampak jangka panjang yang ditimbulkan oleh kebijakan proteksionis terhadap berbagai sektor, termasuk sektor logistik dan pengiriman barang.

Berita Terkait

Tesla Tunda Peluncuran Mobil Baru Akibat Ketegangan Perang Dagang AS-China​
Badai Pasir Dahsyat Menyapu Irak, Ribuan Orang Dilarikan ke Rumah Sakit
Israel Klaim Operasi Intelijen Shin Bet Berhasil Bunuh Anggota Senior Hamas
AS Cabut Visa Mahasiswa Asal China Tiga Pekan Jelang Kelulusan
Myanmar Kembali Diguncang Gempa
Proyek Kereta Bawah Tanah di Seoul Amblas, 1 Orang Hilang, 1 Terjebak
CEO Siemens Sekeluarga Korban Tewas Helikopter Jatuh di Sungai Hudson
Menlu RI Sugiono Tegaskan Evakuasi Warga Gaza Bukan Berarti Relokasi
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 19 April 2025 - 20:14 WIB

Tesla Tunda Peluncuran Mobil Baru Akibat Ketegangan Perang Dagang AS-China​

Kamis, 17 April 2025 - 19:30 WIB

Badai Pasir Dahsyat Menyapu Irak, Ribuan Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Rabu, 16 April 2025 - 16:14 WIB

Israel Klaim Operasi Intelijen Shin Bet Berhasil Bunuh Anggota Senior Hamas

Senin, 14 April 2025 - 16:45 WIB

AS Cabut Visa Mahasiswa Asal China Tiga Pekan Jelang Kelulusan

Minggu, 13 April 2025 - 13:48 WIB

Myanmar Kembali Diguncang Gempa

Berita Terbaru

Di balik dominasi Android dan Chrome OS, Google diam-diam mengembangkan sistem operasi baru bernama Fuchsia OS.

Aplikasi & OS

Fuchsia OS, Masa Depan Sistem Operasi Buatan Google

Sabtu, 19 Apr 2025 - 18:32 WIB