JAKARTA, koranmetro.com – Kabar duka datang dari Banyuwangi, di mana seorang santri dilaporkan meninggal dunia setelah mengalami koma selama enam hari akibat penganiayaan yang dilakukan oleh enam senior di pesantren. Kasus ini telah memicu keprihatinan dan kemarahan di kalangan masyarakat serta orang tua santri.
Kronologi Kejadian
Menurut informasi yang beredar, santri yang mengalami penganiayaan di dalam lingkungan pesantren. Penganiayaan tersebut diduga terjadi dalam bentuk pukulan dan perlakuan kasar yang dilatarbelakangi oleh praktik senioritas yang ekstrem. Setelah mengalami luka berat, santri tersebut dilarikan ke rumah sakit, namun sayangnya, ia tidak dapat bertahan dan meninggal dunia. Pihak kepolisian setempat telah melakukan penyelidikan terkait insiden ini dan berencana untuk memanggil semua pihak yang terlibat, termasuk saksi-saksi. Mereka juga sedang mencari bukti-bukti yang dapat membantu dalam proses penyelidikan dan penegakan hukum terhadap pelaku penganiayaan.
Reaksi Masyarakat
Kejadian ini menimbulkan reaksi keras dari masyarakat, terutama orang tua santri yang merasa khawatir akan keselamatan anak-anak mereka di lingkungan pesantren. Banyak yang menyerukan perlunya tindakan tegas terhadap praktik kekerasan di institusi pendidikan Islam dan perlindungan yang lebih baik bagi para santri.
Kematian santri ini menjadi sorotan publik dan menimbulkan pertanyaan serius mengenai praktik senioritas dan budaya kekerasan dalam pesantren. Diharapkan pihak berwenang dapat segera menyelesaikan penyelidikan ini dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan serta memberikan keadilan bagi korban dan keluarganya.