JAKARTA, koranmetro.com – SerenityOS adalah sistem operasi open source yang unik, dikembangkan oleh komunitas penggemar dengan tujuan menghadirkan pengalaman desktop bergaya tahun 1990-an. Dibangun dari nol menggunakan bahasa pemrograman C++, SerenityOS menawarkan lingkungan Unix-like yang modern namun dengan estetika klasik.
Sebagai seorang pengembang perangkat lunak, saya tertarik mencoba SerenityOS karena pendekatannya yang berbeda dari distribusi Linux pada umumnya. Sistem ini tidak menggunakan kernel Linux, melainkan memiliki kernel monolitik sendiri yang mendukung arsitektur x86-64. Antarmuka pengguna grafisnya dirancang menyerupai sistem operasi klasik, memberikan nuansa nostalgia bagi pengguna yang pernah menggunakan komputer pada era tersebut.
Salah satu fitur menarik dari SerenityOS adalah Ladybird, peramban web yang dikembangkan secara internal tanpa bergantung pada mesin peramban lain seperti WebKit atau Blink. Ladybird menggunakan mesin render sendiri, LibWeb, yang memungkinkan kontrol penuh atas pengembangan dan keamanan peramban. Meskipun masih dalam tahap pengembangan, Ladybird menunjukkan potensi sebagai alternatif peramban yang ringan dan efisien.
Namun, perlu dicatat bahwa SerenityOS ditujukan untuk pengguna yang memiliki pengetahuan teknis, karena instalasi dan penggunaannya memerlukan pemahaman tentang sistem operasi dan pemrograman. Dokumentasi yang tersedia cukup membantu, tetapi tidak sekomprehensif distribusi Linux populer.
Bagi pengembang atau pengguna yang ingin mengeksplorasi sistem operasi alternatif dengan pendekatan unik, SerenityOS menawarkan pengalaman yang menarik. Dengan komunitas yang aktif dan semangat untuk terus berkembang, SerenityOS menjadi contoh bagaimana proyek open source dapat menghadirkan inovasi dan keberagaman dalam ekosistem perangkat lunak.