JAKARTA, koranmetro.com – Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, menunjukkan sikap tegas dalam isu keadilan global saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS yang berlangsung di Rusia. Dalam forum internasional bergengsi itu, Prabowo menyuarakan penolakan Indonesia terhadap praktik standar ganda yang kerap terjadi dalam hubungan antarnegara. Pernyataan ini menjadi sorotan karena menegaskan komitmen Indonesia terhadap prinsip keadilan, kedaulatan, dan penghormatan hukum internasional.
Sebagai pengamat politik yang mengikuti perkembangan diplomasi Indonesia, saya melihat pernyataan Prabowo di forum BRICS ini merefleksikan konsistensi kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas aktif. Indonesia selama ini dikenal lantang menolak intervensi asing, serta mendorong tatanan dunia yang lebih adil dan seimbang. Dalam pidatonya, Prabowo menyebut bahwa standar ganda hanya akan memperlebar ketidakpercayaan antarnegara, merusak stabilitas, dan menghambat pembangunan berkelanjutan.
Sikap tegas ini disambut positif oleh sebagian besar delegasi BRICS, yang terdiri dari negara-negara berkembang dengan visi yang sama soal reformasi tatanan global. Pesan yang disampaikan Prabowo juga memperkuat posisi Indonesia sebagai jembatan dialog antara negara maju dan negara berkembang.
Langkah Prabowo ini dinilai penting untuk menjaga kredibilitas Indonesia di mata dunia internasional, terutama dalam memperjuangkan isu-isu seperti perdamaian, keadilan ekonomi, dan hak-hak negara berkembang. Pernyataan tersebut sekaligus menjadi pengingat bahwa dalam hubungan internasional, kejujuran dan konsistensi nilai jauh lebih penting daripada sekadar kepentingan sesaat.