AI di Ranah Keamanan Siber, Peluang Besar yang Mengundang Ancaman Baru

- Jurnalis

Rabu, 29 Oktober 2025 - 13:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA, koranmetro.com – Dalam era digital yang semakin terhubung, kecerdasan buatan (AI) telah menjadi pilar utama dalam transformasi berbagai industri, termasuk keamanan siber. Namun, seperti pedang bermata dua, AI tidak hanya memperkuat pertahanan kita terhadap serangan digital, tetapi juga membuka celah baru bagi para penjahat siber untuk mengeksploitasi sistem. Sebagai pemimpin global dalam layanan cloud dan keamanan, Akamai Technologies berada di garis depan menghadapi dualitas ini. Melalui laporan dan solusi terbarunya, Akamai menyoroti bagaimana AI memperluas permukaan serangan sekaligus menawarkan alat canggih untuk mitigasi risiko.

Evolusi Ancaman Siber di Era AI

Menurut laporan State of Apps and API Security 2025 dari Akamai, volume serangan berbasis web melonjak sepertiga menjadi 311 miliar pada 2024, seiring dengan maraknya serangan terhadap API (Application Programming Interface) yang didukung AI. Lebih dari 150 miliar serangan API diamati dalam dua tahun terakhir, dengan AI sebagai katalis utama. Integrasi AI ke platform inti melalui API sering kali membuat permukaan serangan melebar secara signifikan, karena sebagian besar API AI bersifat publik dan kurang dilindungi—seperti kurangnya mekanisme autentikasi yang memadai.

Akamai mencatat bahwa AI-powered APIs rentan terhadap eksploitasi, di mana penyerang dapat memanfaatkan model bahasa besar (Large Language Models/LLM) untuk serangan seperti prompt injection. Dalam salah satu kasus yang dianalisis Akamai, sistem AI yang tahan terhadap injeksi langsung justru gagal saat diminta secara tidak langsung untuk merangkum atau mengingat teks sebelumnya, sehingga membocorkan rahasia sensitif. Fenomena ini menegaskan bahwa AI, meski inovatif, juga menjadi senjata ampuh bagi penjahat siber untuk menciptakan serangan yang lebih cerdas dan skalabel.

Baca Juga :  Kenaikan Harga iPhone 16e di Indonesia, Rincian Lengkap

Sisi Positif: AI sebagai Perisai Canggih

Di sisi lain, Akamai menekankan potensi AI sebagai alat pertahanan yang revolusioner. Dengan kemampuan analisis data real-time, AI dapat mendeteksi anomali, memprediksi pola serangan, dan merespons ancaman lebih cepat daripada metode konvensional. Laporan Akamai menunjukkan bahwa AI meningkatkan ketahanan sistem dengan memindai kerentanan secara otomatis dan terus belajar dari data historis.

Sebagai respons, Akamai meluncurkan Firewall for AI, solusi firewall khusus untuk melindungi beban kerja AI. Produk ini mengintegrasikan keamanan di edge computing, memastikan interaksi LLM aman dari ancaman seperti manipulasi data atau serangan berbasis AI. Dengan latensi rendah, firewall ini memantau lalu lintas dan menegakkan kebijakan keamanan secara seamless melalui API atau reverse proxy. Selain itu, kemitraan strategis Akamai dengan Aqua Security pada Juli 2025 memperkuat perlindungan dari runtime AI hingga edge, menggabungkan eBPF-based secure AI dengan monitoring traffic untuk menghentikan serangan dari berbagai sumber.

Akamai juga menerapkan pendekatan transparan dalam adopsi AI, mengevaluasi inovasi baru secara strategis untuk memaksimalkan manfaat sambil meminimalkan risiko. Ini termasuk penggunaan AI untuk analisis perilaku dan prediksi ancaman, yang membantu organisasi mendeteksi aktivitas mencurigakan seperti ancaman insider atau pola lalu lintas jaringan yang tidak normal.

Tantangan dan Strategi Mitigasi

Meski menjanjikan, dualitas AI menimbulkan tantangan serius. Perilaku AI yang tidak terduga, batas kabur antara data dan operasi, serta celah pada alat keamanan tradisional membuat serangan AI sulit diprediksi. Akamai menyoroti bahwa penjahat siber kini menggunakan AI untuk meluncurkan serangan skala besar dengan kecepatan tinggi, seperti deepfake untuk phishing atau otomatisasi eksploitasi kerentanan.

Baca Juga :  AMD Rilis 3 CPU Ryzen AI 300 Series, Inovasi Terbaru dalam Dunia Prosesor

Untuk mengatasi ini, Akamai merekomendasikan pendekatan holistik:

  • Peningkatan Visibilitas: Monitor API dan LLM secara kontinu untuk mendeteksi anomali dini.
  • Kebijakan Zero Trust: Terapkan kontrol granular di edge dan runtime untuk mencegah akses tidak sah.
  • Kolaborasi: Seperti kemitraan dengan Aqua, yang memungkinkan penegakan kebijakan konsisten di hybrid infrastructure.

Organisasi disarankan untuk tidak hanya mengadopsi AI secara cepat, tetapi juga membangun standar dan sertifikasi untuk memastikan keandalan sistem, sebagaimana ditegaskan dalam strategi keamanan nasional global.

AI memang pedang bermata dua di dunia siber: ia memperkaya inovasi sekaligus mengundang ancaman baru. Namun, dengan wawasan dari Akamai, kita dapat memanfaatkan kekuatannya untuk membangun pertahanan yang lebih kuat. Di tengah lonjakan serangan API dan evolusi ancaman berbasis AI, solusi seperti Firewall for AI menjadi kunci untuk melindungi aplikasi dan data. Pada akhirnya, kewaspadaan dan strategi proaktif akan menentukan apakah AI menjadi sekutu atau musuh dalam perang siber yang tak pernah usai. Seperti yang dikatakan Akamai, masa depan keamanan siber tergantung pada bagaimana kita “menerima AI sebagai pedang bermata dua” – dengan bijak dan tangguh.

Berita Terkait

100 Kata Sandi Paling Lemah di Dunia, Kalau Masih Pakai, Akunmu Sudah “Terbuka Lebar”
OnePlus 15, Peluncuran Global Flagship Tanpa Hasselblad, Fokus pada Inovasi Internal
Peluncuran Galaxy S26 di Pusat Inovasi AI, Langkah Berani Samsung di 2026
Huawei Mate 70 Air, Rilis Resmi, Smartphone Ultra-Tipis yang Siap Bersaing Ketat dengan iPhone Air
Penelitian Terbaru, AI Search Engine Kerap Mengandalkan Situs Berkualitas Rendah sebagai Sumber Utama
Blockchain untuk Infrastruktur Internet Nasional, Meningkatkan Keamanan dan Kepercayaan Digital
Redmi Watch 6 Resmi Hadir, Tombol Putar Mirip Apple Watch dan HyperOS 3 Jadi Andalan
Edge Computing, Masa Depan Internet Cepat dan Efisien di Indonesia
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 17 November 2025 - 11:22 WIB

100 Kata Sandi Paling Lemah di Dunia, Kalau Masih Pakai, Akunmu Sudah “Terbuka Lebar”

Jumat, 14 November 2025 - 11:54 WIB

OnePlus 15, Peluncuran Global Flagship Tanpa Hasselblad, Fokus pada Inovasi Internal

Selasa, 11 November 2025 - 11:56 WIB

Peluncuran Galaxy S26 di Pusat Inovasi AI, Langkah Berani Samsung di 2026

Jumat, 7 November 2025 - 11:35 WIB

Huawei Mate 70 Air, Rilis Resmi, Smartphone Ultra-Tipis yang Siap Bersaing Ketat dengan iPhone Air

Minggu, 2 November 2025 - 12:58 WIB

Penelitian Terbaru, AI Search Engine Kerap Mengandalkan Situs Berkualitas Rendah sebagai Sumber Utama

Berita Terbaru