ICC Batal Tangkap Bos Hamas Mohammed Deif

- Jurnalis

Jumat, 28 Februari 2025 - 18:37 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Keputusan mendalam yang baru saja dikeluarkan oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengejutkan banyak pihak.

Keputusan mendalam yang baru saja dikeluarkan oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengejutkan banyak pihak.

JAKARTA, koranmetro.com – Keputusan mendalam yang baru saja dikeluarkan oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengejutkan banyak pihak. ICC memutuskan untuk membatalkan rencana penangkapan terhadap salah satu tokoh terkemuka Hamas, Mohammed Deif, yang selama ini dikenal sebagai komandan militer kelompok tersebut.

Siapa Mohammed Deif?

Mohammed Deif merupakan salah satu pemimpin senior Hamas, terutama dalam hal komando militer. Deif terlibat langsung dalam banyak serangan terhadap Israel dan dikenal sebagai otak di balik berbagai operasi militer Hamas. Sejak awal tahun 1990-an, ia menjadi target utama intelijen Israel karena perannya yang sangat penting dalam strategi militer Hamas.

Pada 2015, Deif dilaporkan selamat dari beberapa upaya pembunuhan yang dilakukan oleh pasukan Israel. Sejak saat itu, ia semakin dikenal sebagai tokoh yang misterius, karena jarang terlihat di media dan sangat sulit untuk dilacak keberadaannya.

Keputusan ICC

ICC sebelumnya telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Mohammed Deif terkait dengan tuduhan kejahatan perang yang dilakukannya melalui operasi militer Hamas. Namun, dengan keputusan terbaru, ICC membatalkan rencana penangkapan tersebut. Keputusan ini tentunya menimbulkan berbagai spekulasi mengenai alasan di balik langkah yang mengejutkan ini.

Alasan Pembatalan Penangkapan

Pihak ICC tidak mengeluarkan pernyataan resmi yang jelas terkait pembatalan tersebut, namun beberapa analis hukum internasional mengemukakan kemungkinan alasan berikut:

  1. Kesulitan dalam Penangkapan dan Penuntutan
    Salah satu alasan utama pembatalan ini mungkin berkaitan dengan kesulitan logistik dalam menangkap Deif. Sebagai pemimpin yang sangat terorganisir dan sulit dijangkau, keberadaannya yang selalu berpindah-pindah di wilayah Gaza dan negara-negara yang mendukung Hamas membuat proses penangkapan menjadi sangat rumit. Selain itu, sistem keamanan yang ketat di sekitar Deif dan dukungan yang diterimanya dari berbagai pihak memperburuk peluang penangkapan.

  2. Pertimbangan Diplomatik
    Ada kemungkinan bahwa pertimbangan politik dan diplomatik menjadi alasan di balik pembatalan ini. Beberapa negara anggota ICC mungkin memiliki hubungan yang kompleks dengan Hamas, atau khawatir bahwa penangkapan Deif dapat memperburuk ketegangan di kawasan Timur Tengah. Sebuah upaya penangkapan terhadap Deif bisa jadi akan memperburuk hubungan internasional, khususnya dengan negara-negara yang memiliki hubungan dengan kelompok militan tersebut.

  3. Risiko Memperburuk Situasi di Gaza
    Keputusan ICC juga bisa terkait dengan potensi kerusuhan atau eskalasi lebih lanjut di Gaza. Penangkapan salah satu tokoh kunci Hamas bisa memicu reaksi keras dari kelompok militan, yang berpotensi menyebabkan lebih banyak korban jiwa dan ketegangan yang tak terkendali. Mengingat konflik yang terus berlangsung antara Israel dan Hamas, ICC mungkin memutuskan bahwa penangkapan Deif akan mengarah pada konflik yang lebih besar.

Baca Juga :  Sosok Pemikiran Paus dan Fransiskus

Reaksi Dunia Internasional

Keputusan ICC ini segera memicu reaksi beragam dari berbagai pihak. Beberapa kelompok hak asasi manusia dan pendukung negara Palestina mungkin melihat keputusan ini sebagai langkah mundur dalam upaya penegakan keadilan internasional, mengingat banyaknya korban sipil yang jatuh akibat serangan militer Hamas.

Baca Juga :  OKI Tolak Rencana Trump Ambil Alih dan Usir Penduduk Gaza

Namun, negara-negara pendukung Israel dan pihak yang menentang Hamas mungkin merasa kecewa dengan pembatalan ini, karena Deif tetap dianggap sebagai aktor utama dalam kekerasan terhadap Israel. Penangguhan tindakan hukum terhadap Deif dianggap oleh sebagian pihak sebagai langkah mundur dalam penuntutan terhadap kejahatan perang yang dilakukan oleh Hamas.

Dampak Keputusan Ini

Meskipun keputusan ICC untuk membatalkan penangkapan Deif bisa dianggap sebagai keputusan pragmatis mengingat situasi yang rumit di lapangan, hal ini tetap menimbulkan banyak pertanyaan mengenai penegakan keadilan di kawasan yang dilanda konflik.

Keputusan ini juga menunjukkan tantangan yang dihadapi ICC dalam menjalankan perannya sebagai pengadilan internasional untuk menuntut kejahatan perang, terutama dalam situasi politik dan militer yang sangat kompleks di Timur Tengah. Keputusan ini kemungkinan akan mempengaruhi persepsi dunia terhadap kemampuan ICC dalam menegakkan hukum internasional terhadap para pelaku kejahatan perang besar.

Keputusan ICC untuk membatalkan penangkapan terhadap Mohammed Deif, meskipun mengejutkan, menunjukkan betapa kompleksnya situasi internasional dalam menangani kasus-kasus besar yang melibatkan kelompok militan. Dengan alasan kesulitan penangkapan, pertimbangan diplomatik, dan potensi eskalasi konflik, ICC tampaknya memilih untuk menunda tindakan terhadap salah satu pemimpin Hamas ini, meskipun keputusan tersebut bisa memperburuk ketegangan dalam masyarakat internasional.

Berita Terkait

Ribuan Warga Turki Unjuk Rasa Desak Erdogan Mundur, Ada Apa?
Menteri Nepal Kabur Tinggalkan Istri yang Lumpuh, Ditolong Pedemo
Charlie Kirk, Influencer Pendukung Trump, Tewas dalam Penembakan di Acara Kampus
Ketegangan Diplomatik, Qatar dan AS Pasca-Serangan Israel di Doha
Aturan Diperketat, Singapura Sita 1.500 Vape dalam 4 Hari
China Ungkap J-20S, Inovasi Jet Siluman Dua Kursi Pertama di Dunia
Rencana Gila Trump, Gaza Dijadikan Pusat Wisata, Warga Diimingi US$ 5.000
Turki Boikot Urusan Bisnis-Ekonomi dengan Israel, Tutup Wilayah Udara
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 15 September 2025 - 16:53 WIB

Ribuan Warga Turki Unjuk Rasa Desak Erdogan Mundur, Ada Apa?

Jumat, 12 September 2025 - 19:29 WIB

Menteri Nepal Kabur Tinggalkan Istri yang Lumpuh, Ditolong Pedemo

Kamis, 11 September 2025 - 18:52 WIB

Charlie Kirk, Influencer Pendukung Trump, Tewas dalam Penembakan di Acara Kampus

Rabu, 10 September 2025 - 13:12 WIB

Ketegangan Diplomatik, Qatar dan AS Pasca-Serangan Israel di Doha

Sabtu, 6 September 2025 - 19:42 WIB

Aturan Diperketat, Singapura Sita 1.500 Vape dalam 4 Hari

Berita Terbaru

Di Turki, ribuan warga dan mahasiswa turun ke jalan-jalan dalam serangkaian demonstrasi besar menuntut Presiden Recep Tayyip Erdogan mundur.

INTERNASIONAL

Ribuan Warga Turki Unjuk Rasa Desak Erdogan Mundur, Ada Apa?

Senin, 15 Sep 2025 - 16:53 WIB

NASIONAL

Tanggapan Tokoh Politik terhadap Perombakan Kabinet Prabowo

Senin, 15 Sep 2025 - 12:44 WIB

Micro-festival kini menjadi tren hiburan yang menarik, terutama di kota besar Indonesia.

LIFE STYLE & ENTERTAINMENT

Kenali Fenomena Micro-Festival di Indonesia, Hiburan Intim yang Meningkat Popularitasnya

Minggu, 14 Sep 2025 - 17:41 WIB