JAKATA, koranmetro.com – Sebuah serangan udara yang dilancarkan oleh militer Israel di Beirut, Lebanon, mengakibatkan tewasnya seorang komandan senior Hizbullah yang memimpin unit rudal kelompok tersebut. Insiden ini menambah ketegangan yang sudah berlangsung lama antara Israel dan Hizbullah.
Menurut sumber keamanan Lebanon, serangan terjadi pada dini hari ketika pesawat tempur Israel meluncurkan beberapa misil yang tepat sasaran mengenai lokasi persembunyian komandan, yang diidentifikasi sebagai Samir Jaber. Jaber dikenal sebagai tokoh kunci dalam pengembangan dan pengoperasian sistem rudal Hizbullah.
Kementerian Luar Negeri Israel belum memberikan komentar resmi mengenai serangan tersebut. Namun, sumber di militer Israel mengonfirmasi bahwa serangan itu merupakan bagian dari operasi untuk mencegah ancaman yang ditimbulkan oleh Hizbullah terhadap keamanan Israel.
Reaksi terhadap serangan ini cepat muncul. Hizbullah mengutuk tindakan tersebut dan menyatakan bahwa mereka akan membalas serangan ini. “Kami akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk membela diri dan menghukum mereka yang menyerang kami,” ungkap juru bicara Hizbullah.
Sementara itu, pemerintah Lebanon mengecam serangan ini sebagai pelanggaran kedaulatan negara. Mereka menyerukan masyarakat internasional untuk mengambil tindakan terhadap agresi yang terus menerus dari Israel di wilayah mereka.
Analisis tentang dampak serangan ini menunjukkan bahwa ketegangan antara Israel dan Hizbullah kemungkinan akan semakin meningkat. Banyak pengamat berpendapat bahwa situasi ini dapat memicu serangkaian konflik lebih lanjut di kawasan yang sudah rawan ini.
Komunitas internasional terus memantau perkembangan situasi di Lebanon dan menyerukan penyelesaian damai untuk konflik yang berkepanjangan. Serangan ini menjadi pengingat akan kompleksitas dan kerentanan situasi di Timur Tengah, di mana kekerasan dan ketegangan sering kali muncul secara tiba-tiba.