JAKARTA, koranmetro.com – Di tengah maraknya tren musik digital dan genre baru, sebuah aliran musik dari masa lalu kembali mencuri perhatian: pop kreatif. Genre ini, yang muncul di Indonesia pada akhir 1970-an hingga 1990-an, merupakan perpaduan antara pop, funk, jazz, dan elemen musik tradisional Nusantara.
Pada tahun 2025, pop kreatif mengalami kebangkitan berkat minat generasi muda yang mencari nuansa musik retro dengan sentuhan lokal. Platform streaming seperti Spotify dan YouTube memainkan peran penting dalam memperkenalkan kembali lagu-lagu dari era tersebut kepada pendengar baru. Artis-artis seperti Chrisye, Vina Panduwinata, dan Fariz RM kembali populer, sementara musisi muda mulai mengadopsi gaya musik ini dalam karya mereka.
Kebangkitan pop kreatif juga memengaruhi gaya hidup dan fashion. Gaya busana vintage, penggunaan kaset pita, dan estetika visual khas era 80-an menjadi tren di kalangan anak muda. Acara-acara bertema retro, seperti pesta dansa dan pameran seni, semakin sering diadakan, menciptakan ruang bagi komunitas untuk merayakan nostalgia bersama.
Fenomena ini menunjukkan bahwa dalam dunia hiburan, tren lama dapat kembali dengan relevansi baru. Pop kreatif bukan hanya tentang musik, tetapi juga tentang identitas budaya dan pencarian makna di tengah arus modernisasi. Dengan menggabungkan elemen masa lalu dan teknologi masa kini, genre ini membuktikan bahwa nostalgia dapat menjadi kekuatan dalam membentuk gaya hidup dan hiburan modern.