https://178.128.59.149/ https://68.183.7.18/ https://139.59.17.142/ https://157.245.100.46/ https://206.189.143.71/ https://137.184.47.130/ https://161.35.96.141/ https://206.189.6.23/ WARKOPTOTO WARKOPTOTO2 WARKOPTOTO3 WARKOPTOTO5 WARKOPGAMING MALUKU4D JPBOS4D MANTAPBOS
Rusia-China Bahas Arah Hubungan Bilateral di Tengah Pengaruh Kebijakan Era Trump

Rusia-China Bahas Arah Hubungan Bilateral di Tengah Pengaruh Kebijakan Era Trump

- Jurnalis

Rabu, 22 Januari 2025 - 21:37 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA, koranmetro.com – Rusia dan China kembali menggelar diskusi strategis mengenai masa depan hubungan bilateral mereka di tengah perubahan geopolitik global yang masih dipengaruhi oleh kebijakan yang diwariskan selama kepemimpinan Donald Trump (2017–2021). Meski Trump tidak lagi menjabat sebagai presiden Amerika Serikat, kebijakan luar negerinya—termasuk sanksi terhadap Rusia, perang dagang dengan China, dan upaya memperkuat pengaruh AS di kawasan Indo-Pasifik—terus membentuk dinamika hubungan internasional hingga hari ini.

Pengaruh Kebijakan Era Trump terhadap Rusia dan China

Kepemimpinan Trump meninggalkan jejak yang signifikan dalam lanskap politik global. Dalam masa pemerintahannya, AS menerapkan sejumlah kebijakan yang secara langsung memengaruhi Rusia dan China, termasuk:

  1. Sanksi Ekonomi terhadap Rusia:
    Sanksi yang diberlakukan AS terhadap Rusia, terutama terkait konflik di Ukraina dan dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu AS 2016, berdampak besar pada ekonomi Rusia. Sanksi ini memengaruhi sektor energi, keuangan, dan pertahanan Rusia, memaksa Moskow mencari mitra ekonomi baru, salah satunya adalah China.
  2. Perang Dagang AS-China:
    Trump melancarkan perang dagang dengan China melalui pengenaan tarif besar-besaran terhadap barang impor China. Kebijakan ini merusak hubungan dagang antara kedua negara dan mendorong China untuk memperluas jangkauan ekonominya, termasuk mempererat kerja sama dengan Rusia dalam perdagangan dan energi.
  3. Aliansi Indo-Pasifik:
    Trump meningkatkan kehadiran militer dan aliansi AS di kawasan Indo-Pasifik, seperti melalui kerja sama dengan Jepang, Korea Selatan, dan India, sebagai langkah menekan China. Langkah ini mendorong Beijing untuk memperkuat aliansi strategisnya dengan Rusia demi menghadapi tekanan dari Washington.
Baca Juga :  Prabowo Berkomitmen untuk Menyediakan 20 Ribu Hektar Lahan bagi Konservasi Gajah di Inggris

Isu Utama dalam Diskusi Rusia-China

Dalam pertemuan tingkat tinggi antara pejabat Rusia dan China yang berlangsung di Moskow, sejumlah topik utama dibahas untuk memperkuat kerja sama kedua negara:

1. Kerja Sama di Bidang Energi

Salah satu pilar utama hubungan Rusia dan China adalah perdagangan energi. Rusia adalah salah satu eksportir utama minyak dan gas alam ke China. Dalam pertemuan ini, kedua negara menyepakati peningkatan kerja sama energi, termasuk rencana perluasan jaringan pipa gas “Power of Siberia,” yang menjadi simbol kuat hubungan ekonomi mereka.

Menurut Alexander Novak, Wakil Perdana Menteri Rusia, “China adalah mitra utama Rusia dalam sektor energi, dan kami berkomitmen untuk memperkuat kerja sama demi mengamankan pasokan energi yang stabil.”

2. Transaksi Non-Dollar

Sebagai respons terhadap sanksi ekonomi AS, Rusia dan China bersepakat untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam perdagangan bilateral mereka. Transaksi dalam rubel Rusia dan yuan China kini semakin meningkat, mencerminkan upaya kedua negara untuk membangun sistem keuangan global yang lebih independen dari pengaruh AS.

3. Aliansi Geopolitik di Forum Internasional

Rusia dan China menegaskan komitmen mereka untuk memperkuat aliansi di forum global seperti PBB, BRICS, dan Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO). Kedua negara sepakat untuk mendorong tata dunia multipolar yang menyeimbangkan kekuatan geopolitik dan melawan dominasi tradisional Barat.

Baca Juga :  Kebakaran Menghancurkan Asrama Sekolah di Kenya, 5 Pelajar Tewas dan 15 Terluka

4. Keamanan Regional dan Global

Dalam bidang keamanan, Rusia dan China membahas tantangan yang dihadapi di kawasan masing-masing. Rusia fokus pada situasi di Ukraina dan peran NATO di Eropa Timur, sementara China menyampaikan kekhawatiran terkait meningkatnya dukungan AS terhadap Taiwan dan kehadiran militer AS di Laut China Selatan.

Kedua negara juga berencana untuk memperkuat kerja sama militer melalui latihan bersama dan pengembangan teknologi pertahanan.

Tantangan dalam Hubungan Rusia-China

Meski hubungan antara Rusia dan China terlihat semakin solid, sejumlah tantangan masih membayangi kemitraan strategis ini:

  1. Ketidakseimbangan Ekonomi:
    China adalah kekuatan ekonomi yang jauh lebih besar dibandingkan Rusia, yang membuat hubungan ini berpotensi timpang. Rusia khawatir menjadi terlalu bergantung pada ekonomi China, terutama dalam sektor energi.
  2. Perbedaan Strategi Jangka Panjang:
    Rusia dan China memiliki prioritas geopolitik yang berbeda. Meski keduanya sepakat untuk menghadapi tekanan dari AS, tidak dapat dipastikan apakah aliansi ini akan bertahan dalam jangka panjang, terutama jika kepentingan nasional mereka mulai bertabrakan.
  3. Pengaruh AS yang Berlanjut:
    Meski Trump tidak lagi menjabat, kebijakan luar negeri AS terhadap Rusia dan China masih berlanjut di bawah pemerintahan Joe Biden. Hal ini dapat mempersulit hubungan kedua negara untuk mencapai tujuan jangka panjang mereka.

Berita Terkait

Vietnam Catat Angka Kelahiran Terendah Sepanjang Sejarah
Kebakaran Hotel di Resor Ski Turkiye Tewaskan 76 Orang, Tamu Selamat karena Seprai Jadi Tali Darurat
Unjuk Rasa Pendukung Yoon Suk Yeol Terjadi Saat Sidang Pemakzulan Presiden Korsel
Indonesia Tolak Usulan Donald Trump untuk Relokasi Warga Gaza ke Indonesia
Jepang Denda Dewi Soekarno Rp 3 Miliar Usai PHK 2 Pegawai Saat Pandemi Covid-19
Iran Minta AS di Bawah Trump Jangan Macam-Macam Lagi di Timur Tengah
Cicit Benito Mussolini Cetak Gol, Suporter Klub Italia Selebrasi dengan Salam Fasis
Kasus Keracunan Makanan Bergizi Gratis di SD Sukoharjo Jadi Sorotan Media Asing
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 22 Januari 2025 - 21:56 WIB

Vietnam Catat Angka Kelahiran Terendah Sepanjang Sejarah

Rabu, 22 Januari 2025 - 21:37 WIB

Rusia-China Bahas Arah Hubungan Bilateral di Tengah Pengaruh Kebijakan Era Trump

Rabu, 22 Januari 2025 - 19:36 WIB

Kebakaran Hotel di Resor Ski Turkiye Tewaskan 76 Orang, Tamu Selamat karena Seprai Jadi Tali Darurat

Selasa, 21 Januari 2025 - 20:53 WIB

Unjuk Rasa Pendukung Yoon Suk Yeol Terjadi Saat Sidang Pemakzulan Presiden Korsel

Selasa, 21 Januari 2025 - 19:25 WIB

Indonesia Tolak Usulan Donald Trump untuk Relokasi Warga Gaza ke Indonesia

Berita Terbaru

Untuk mengatasi tren ini, pemerintah Vietnam sedang merancang Rancangan Undang-Undang (RUU) Penduduk yang diharapkan dapat dibahas oleh Dewan Nasional pada tahun 2025

INTERNASIONAL

Vietnam Catat Angka Kelahiran Terendah Sepanjang Sejarah

Rabu, 22 Jan 2025 - 21:56 WIB

Borneo Hornbills, salah satu tim basket papan atas di Indonesian Basketball League (IBL), kini menaruh harapan besar pada pemain asing baru mereka, Michael Qualls, yang baru saja bergabung untuk memperkuat skuad.

Basket

Borneo Hornbills Menanti Tuah Michael Qualls

Rabu, 22 Jan 2025 - 21:34 WIB