Sah, Pemblokiran TikTok di AS Dekati Kenyataan, Apa yang Terjadi?

- Jurnalis

Sabtu, 18 Januari 2025 - 21:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

TikTok, aplikasi berbagi video yang telah mendunia, kini menghadapi ancaman pemblokiran di Amerika Serikat.

TikTok, aplikasi berbagi video yang telah mendunia, kini menghadapi ancaman pemblokiran di Amerika Serikat.

JAKARTA, koranmetro.com – TikTok, aplikasi berbagi video yang telah mendunia, kini menghadapi ancaman pemblokiran di Amerika Serikat. Meski telah lama menjadi aplikasi favorit dengan lebih dari satu miliar pengguna aktif, TikTok berisiko diblokir setelah meningkatnya kekhawatiran tentang keamanan data dan pengaruh China terhadap perusahaan induk ByteDance. Pemblokiran TikTok di AS, yang dulunya sekadar rumor, kini semakin mendekati kenyataan. Artikel ini akan membahas secara rinci alasan dibalik potensi pemblokiran, reaksi publik, serta dampaknya terhadap pengguna dan bisnis.

Mengapa TikTok Diperlukan untuk Diblokir?

Pemblokiran TikTok di AS bermula dari kekhawatiran mengenai potensi penyalahgunaan data pribadi pengguna oleh pemerintah China, mengingat perusahaan induk TikTok, ByteDance, berbasis di Beijing. Ada beberapa alasan yang mendasari permintaan pemblokiran TikTok:

  1. Keamanan Data Pengguna Pemerintah AS mengkhawatirkan bahwa data pribadi pengguna TikTok dapat diakses oleh pihak berwenang China. Dengan lebih dari 100 juta pengguna aktif TikTok di AS, data tersebut dianggap berisiko disalahgunakan untuk kepentingan politik atau militer.
  2. Pengaruh China terhadap Algoritma Salah satu kekhawatiran terbesar adalah potensi pengaruh yang dapat dimiliki China melalui algoritma TikTok. Para pejabat AS khawatir algoritma TikTok bisa diprogram untuk menyebarkan informasi yang mendukung kebijakan China atau mendistorsi opini publik di luar negeri.
  3. Keputusan Pemerintah AS Sejak masa pemerintahan Donald Trump, langkah untuk melarang TikTok mulai digulirkan. Pemerintah AS berpendapat bahwa TikTok dapat digunakan sebagai alat mata-mata bagi pemerintah China, meskipun TikTok berkali-kali menegaskan bahwa mereka tidak akan mengakses data pengguna atas permintaan pemerintah China.

Langkah-langkah Pemblokiran TikTok

Pemblokiran TikTok di AS semakin nyata setelah pemerintah mengeluarkan serangkaian langkah untuk membatasi aplikasi ini. Berikut beberapa tahap yang telah diambil:

  1. Perintah Eksekutif oleh Presiden Trump Pada 2020, Presiden Donald Trump mengeluarkan perintah eksekutif yang memerintahkan untuk memblokir TikTok di AS jika ByteDance tidak menjual sahamnya di perusahaan tersebut kepada pihak non-China. Langkah ini menyebabkan ketegangan antara AS dan China, namun tak ada keputusan yang final pada waktu itu.
  2. Investigasi Keamanan oleh Komite Intelijen Pemerintah AS, melalui Komite Intelijen Senat, melakukan penyelidikan lebih lanjut mengenai potensi ancaman keamanan dari TikTok. Beberapa anggota parlemen menuntut agar aplikasi ini dihapus dari toko aplikasi AS, sementara yang lain mendorong untuk peninjauan lebih mendalam terkait dampaknya terhadap ekonomi dan kebebasan berbicara.
  3. Keputusan dari Administrasi Biden Pada 2021, administrasi Presiden Joe Biden mengumumkan bahwa mereka akan melakukan peninjauan ulang terhadap masalah yang terkait dengan TikTok, termasuk potensi ancaman keamanan data. Meskipun ada pernyataan bahwa pemerintahan Biden mungkin lebih hati-hati dalam mengambil tindakan, ancaman pemblokiran tetap ada.
Baca Juga :  Elon Musk Meluncurkan Superkomputer AI Terbaru Yang Dinamakan Colossus

Dampak Pemblokiran TikTok

Pemblokiran TikTok di AS akan memberikan dampak besar, baik bagi pengguna maupun para kreator konten serta bisnis. Berikut beberapa dampak yang mungkin terjadi:

  1. Kerugian bagi Pengguna dan Kreator Konten TikTok telah menjadi platform yang memungkinkan banyak kreator konten untuk berkembang, dengan jumlah pengikut yang besar dan pendapatan yang signifikan. Pemblokiran TikTok akan mengganggu sumber pendapatan bagi para kreator dan mengurangi peluang bagi mereka untuk menjangkau audiens internasional.
  2. Pengaruh pada Bisnis dan Pemasaran Digital Banyak bisnis yang bergantung pada TikTok untuk kampanye pemasaran, terutama yang menargetkan audiens muda. Pemblokiran TikTok akan memaksa perusahaan untuk mencari alternatif lain dalam strategi pemasaran mereka, yang dapat berdampak pada efektivitas iklan dan jangkauan produk.
  3. Tantangan bagi Pemerintah AS Pemblokiran TikTok juga dapat menyebabkan ketegangan lebih lanjut dalam hubungan antara AS dan China. Selain itu, kebijakan tersebut bisa berisiko membatasi kebebasan berekspresi dan mengakses informasi, terutama karena TikTok telah menjadi platform yang menawarkan suara bagi banyak orang dari berbagai latar belakang.
Baca Juga :  Dampak Tak Terduga, Sanksi AS ke China Picu Lahirnya DeepSeek, Rival Baru ChatGPT

Alternatif dan Solusi yang Diajukan

Untuk menghindari pemblokiran, TikTok telah berusaha untuk meyakinkan pihak berwenang AS dengan beberapa langkah yang lebih transparan:

  1. Transfer Data ke AS TikTok berusaha meyakinkan pemerintah AS dengan membangun pusat data di AS, yang bertujuan untuk menyimpan data pengguna di dalam negeri dan mengurangi kekhawatiran tentang akses pihak ketiga.
  2. Peningkatan Keamanan TikTok telah meningkatkan langkah-langkah keamanan, termasuk transparansi dalam pengelolaan data dan peningkatan audit terhadap algoritma mereka. Mereka juga mengklaim tidak mengizinkan pemerintah China untuk mengakses data pengguna.

Pemblokiran TikTok di AS semakin mendekati kenyataan dengan meningkatnya ketegangan terkait masalah keamanan data dan pengaruh China. Meskipun TikTok telah berupaya mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kekhawatiran ini, ancaman pemblokiran tetap ada. Jika keputusan pemblokiran akhirnya diterapkan, dampaknya akan terasa tidak hanya bagi pengguna TikTok di AS, tetapi juga bagi dunia digital secara keseluruhan. Di sisi lain, TikTok tetap berusaha untuk menjalin dialog dengan pemerintah AS untuk menemukan solusi yang memadai.

Dengan situasi yang terus berkembang, kita harus menunggu untuk melihat bagaimana langkah selanjutnya akan diambil oleh kedua belah pihak.

Berita Terkait

Redmi Gaming Tablet, Bocoran Spesifikasi Gahar, Setara Redmi K80 Ultra?
AIoT dan Edge Computing, Masa Depan Internet yang Lebih Cerdas dan Efisien
5 Fitur Tersembunyi Samsung Galaxy S25 untuk Liburan Lebih Seru
Apa Itu Mode “Lockdown” di iPhone dan Kapan Harus Digunakan?
Infinix GT 30 Pro Siap Meluncur di Indonesia pada 23 Mei, Bocoran Spesifikasi Unggulan
Fenomena Digital Detox, Cara Sehat Mengelola Kehidupan Online
ZTE Axon 50 Resmi Meluncur, Performa Gahar dan Kamera Canggih
Lupa Kata Sandi Gmail? Ini Cara Memulihkannya dengan Cepat dan Aman
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 29 Mei 2025 - 14:12 WIB

Redmi Gaming Tablet, Bocoran Spesifikasi Gahar, Setara Redmi K80 Ultra?

Rabu, 28 Mei 2025 - 17:52 WIB

AIoT dan Edge Computing, Masa Depan Internet yang Lebih Cerdas dan Efisien

Rabu, 28 Mei 2025 - 14:11 WIB

5 Fitur Tersembunyi Samsung Galaxy S25 untuk Liburan Lebih Seru

Kamis, 22 Mei 2025 - 13:54 WIB

Infinix GT 30 Pro Siap Meluncur di Indonesia pada 23 Mei, Bocoran Spesifikasi Unggulan

Senin, 19 Mei 2025 - 19:19 WIB

Fenomena Digital Detox, Cara Sehat Mengelola Kehidupan Online

Berita Terbaru

Di tengah maraknya tren musik digital dan genre baru, sebuah aliran musik dari masa lalu kembali mencuri perhatian: pop kreatif.

LIFE STYLE & ENTERTAINMENT

Pop Kreatif, Kembalinya Musik Nostalgia dalam Gaya Hidup Modern

Kamis, 29 Mei 2025 - 18:58 WIB