JAKARTA, koranmetro.com – Setelah serangan mematikan di Kryvyi Rih, kota kelahiran Presiden Volodymyr Zelenskyy, Rusia kembali melancarkan agresi militernya dengan menghantam ibu kota Ukraina, Kyiv, pada 4 April 2025. Rentetan rudal dilaporkan menghujani Kyiv pada malam hari, menyebabkan ledakan keras yang mengguncang kota. Serangan ini menewaskan sedikitnya lima warga sipil dan melukai lebih dari 20 orang, menurut pernyataan awal dari otoritas militer Ukraina pada 5 April 2025.
Gubernur Kyiv, Oleksiy Kuleba, melaporkan bahwa rudal-rudal Rusia menghantam distrik Shevchenkivskyi, sebuah kawasan padat penduduk yang mencakup gedung pemerintahan dan pemukiman. Beberapa bangunan rusak parah, termasuk sebuah sekolah dan kompleks apartemen, sementara sirene serangan udara terus meraung sepanjang malam. Angkatan Udara Ukraina mengatakan bahwa sistem pertahanan udara berhasil menembak jatuh enam dari sepuluh rudal jelajah yang diluncurkan dari Laut Hitam, namun yang lolos cukup untuk menimbulkan kehancuran signifikan.
Serangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah Kryvyi Rih diguncang rudal pada 31 Maret 2025, menewaskan tiga orang dan merusak infrastruktur sipil. Pola serangan ini menunjukkan eskalasi strategi Rusia untuk menargetkan kota-kota besar Ukraina, kemungkinan sebagai respons atas perlawanan sengit pasukan Ukraina di front timur. Presiden Zelenskyy mengecam tindakan ini sebagai “terorisme yang disengaja terhadap warga sipil,” menyerukan bantuan militer tambahan dari sekutu Barat.
Pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa serangan rudal Rusia sering bertujuan melemahkan moral penduduk dan infrastruktur vital. Kyiv, yang sempat relatif stabil dalam beberapa bulan terakhir, kini kembali menjadi medan pertempuran udara. Data dari Kementerian Pertahanan Ukraina mencatat lebih dari 1.500 rudal telah diluncurkan Rusia sejak awal 2025, dengan Kyiv dan Kryvyi Rih menjadi sasaran utama.
Warga Kyiv kini berlindung di bunker, sementara tim penyelamat bekerja tanpa lelah. Serangan ini mempertegas bahwa konflik masih jauh dari usai, meninggalkan luka baru di hati Ukraina.