Puan Soroti Rapat RUU TNI di Hotel yang Dijaga Ketat Koopssus, Ada Insiden Masuk Tanpa Izin

- Jurnalis

Senin, 17 Maret 2025 - 20:48 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketua DPR RI, Puan Maharani, kembali menjadi sorotan setelah menyinggung insiden yang terjadi saat rapat terkait pembahasan RUU TNI di sebuah hotel.

Ketua DPR RI, Puan Maharani, kembali menjadi sorotan setelah menyinggung insiden yang terjadi saat rapat terkait pembahasan RUU TNI di sebuah hotel.

JAKARTA, koranmetro.com – Ketua DPR RI, Puan Maharani, kembali menjadi sorotan setelah menyinggung insiden yang terjadi saat rapat terkait pembahasan RUU TNI di sebuah hotel. Dalam pernyataannya, Puan mengungkapkan adanya tindakan yang tidak seharusnya terjadi, di mana orang-orang tak dikenal masuk ke lokasi rapat tanpa izin. Bahkan, rapat tersebut sampai harus dijaga oleh Koopssus (Komando Operasi Khusus TNI) untuk memastikan keamanan.

Kronologi Insiden

Rapat yang membahas revisi RUU TNI tersebut berlangsung di sebuah hotel, alih-alih di gedung DPR seperti biasanya. Keputusan ini diambil untuk memberikan suasana yang lebih kondusif bagi diskusi. Namun, rapat tersebut justru menjadi sorotan setelah adanya laporan insiden di mana sekelompok orang mencoba masuk ke lokasi tanpa izin. Menurut Puan, situasi ini menciptakan ketegangan dan mengganggu jalannya diskusi.“Kenapa harus sampai masuk tanpa izin? Apalagi ini rapat pembahasan RUU yang penting. Semua harusnya bisa berjalan tertib,” ujar Puan dalam konferensi persnya.

Baca Juga :  Hasto Kristiyanto Diperiksa KPK, Apa yang Perlu Diketahui?

Koopssus Dikerahkan untuk Keamanan

Karena insiden tersebut, rapat dijaga ketat oleh Koopssus, pasukan elite TNI yang biasanya bertugas menangani ancaman strategis. Pengerahan Koopssus ini menimbulkan pertanyaan di publik, mengingat situasi yang sebenarnya bisa ditangani oleh pengamanan reguler.Puan menanggapi hal ini dengan mengatakan bahwa pengerahan Koopssus adalah langkah antisipasi untuk memastikan rapat berjalan lancar. “Kami tidak ingin ada lagi gangguan yang menghambat pembahasan revisi RUU ini,” tegasnya.

Kritik dan Dukungan

Langkah pelaksanaan rapat di hotel dan pengerahan Koopssus mendapatkan tanggapan yang beragam dari berbagai pihak:

  • Kritik: Beberapa pihak mempertanyakan mengapa rapat penting seperti ini tidak dilakukan di gedung DPR, yang seharusnya lebih terjamin keamanannya. Ada pula yang menilai bahwa pengerahan Koopssus berlebihan dan tidak sesuai dengan konteks situasi.
  • Dukungan: Di sisi lain, beberapa pihak mendukung langkah ini, mengingat sensitivitas RUU TNI yang sedang dibahas. Mereka menilai penting untuk memastikan tidak ada gangguan eksternal yang dapat memengaruhi hasil diskusi.
Baca Juga :  Komisi DPR Bakal Bertambah, Langkah Strategis untuk Meningkatkan Kinerja Legislatif

Puan: “Kita Harus Fokus pada Substansi”

Di tengah polemik ini, Puan meminta semua pihak untuk tetap fokus pada substansi pembahasan RUU TNI. Menurutnya, hal yang paling penting adalah bagaimana revisi undang-undang ini bisa membawa dampak positif bagi institusi TNI dan masyarakat secara keseluruhan.“Kita tidak boleh teralihkan oleh masalah teknis seperti lokasi rapat atau pengamanan. Fokus kita adalah memperbaiki aturan agar lebih relevan dengan tantangan saat ini,” ujar Puan.

Insiden dalam rapat pembahasan RUU TNI ini menjadi pelajaran penting tentang pentingnya pengaturan lokasi dan keamanan dalam pembahasan isu-isu sensitif. Ke depan, diharapkan pembahasan seperti ini bisa berjalan lebih lancar tanpa gangguan, sehingga menghasilkan aturan yang benar-benar bermanfaat bagi bangsa dan negara.

Berita Terkait

Komjak Tegas, Oknum Jaksa Terjerat OTT di Banten dan Kalsel Harus Diproses Pidana hingga Dipecat
Harga Emas Antam Hari Ini 17 Desember 2025, Stabil dengan Kenaikan Buyback yang Menarik Perhatian Investor
Prabowo Usai Tinjau Banjir di Sumatera, Keadaan Sudah Terkendali dan Kondisi Pengungsi dalam Keadaan Baik
Menkeu Purbaya Tolak Pakaian Balpres Impor Ilegal untuk Bantuan Korban Bencana
Update Korban Bencana Sumatera 6 Desember 2025, 914 Orang Meninggal, 389 Masih Hilang
Rasa Syukur Prabowo atas Ketangguhan Bangsa, Penanganan Bencana Sumatera Ditepis Sendiri
Banjir dan Longsor Besar Melanda Sumatra dan Asia, Korban Tewas Melampaui 1.500 Jiwa
Operasi Airdrop TNI AU, Logistik Selamatkan Nyawa di Aceh Tamiang yang Terisolasi Banjir
Berita ini 9 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 21 Desember 2025 - 11:28 WIB

Komjak Tegas, Oknum Jaksa Terjerat OTT di Banten dan Kalsel Harus Diproses Pidana hingga Dipecat

Rabu, 17 Desember 2025 - 21:09 WIB

Harga Emas Antam Hari Ini 17 Desember 2025, Stabil dengan Kenaikan Buyback yang Menarik Perhatian Investor

Sabtu, 13 Desember 2025 - 17:46 WIB

Prabowo Usai Tinjau Banjir di Sumatera, Keadaan Sudah Terkendali dan Kondisi Pengungsi dalam Keadaan Baik

Jumat, 12 Desember 2025 - 20:20 WIB

Menkeu Purbaya Tolak Pakaian Balpres Impor Ilegal untuk Bantuan Korban Bencana

Sabtu, 6 Desember 2025 - 19:25 WIB

Update Korban Bencana Sumatera 6 Desember 2025, 914 Orang Meninggal, 389 Masih Hilang

Berita Terbaru

HUKUM & KRIMINAL

Kasus Bupati Bekasi, Ketika Anak dan Ayah Kompak Bermain Korupsi

Minggu, 21 Des 2025 - 09:09 WIB

HUKUM & KRIMINAL

Daftar Wali Kota dan Bupati Bekasi yang Ditangkap KPK

Jumat, 19 Des 2025 - 11:58 WIB