JAKARTA, koranmetro.com – Digital detox adalah praktik disengaja menjauh dari perangkat digital dan media sosial untuk sejenak—ini bukan sekadar tren, tetapi respons kritis terhadap dampak negatif penggunaan teknologi yang berlebihan. Dalam penelitian, digital detox terbukti meningkatkan kualitas tidur, mengurangi stres, dan meningkatkan fokus serta produktivitas .
Namun, efektivitasnya tidak selalu konsisten. Beberapa studi Oxford menunjukkan bahwa digital detox tidak otomatis meningkatkan kesejahteraan atau produktivitas . Ini menunjukkan bahwa hasilnya sangat tergantung pada niat dan parameter detox yang diterapkan .
Manfaat nyata dari digital detox termasuk penurunan kecemasan, peningkatan kualitas tidur, dan kemampuan menjalin hubungan sosial yang lebih mendalam. Di sisi lain, beberapa orang melaporkan efek samping seperti kecemasan karena kehilangan koneksi dan ketergantungan sosial digital .
Langkah awal digital detox meliputi menetapkan waktu bebas layar, mematikan notifikasi, atau bahkan melakukan retret tanpa internet. Alternatifnya, menggunakan “dumb phone”—ponsel fitur sederhana tanpa akses media sosial—juga makin populer sebagai cara mengurangi digital clutter.
Kesimpulannya, digital detox bukan hanya tentang berhenti sejenak dari layar, tetapi tentang menciptakan kesadaran penggunaan yang sehat dan berkelanjutan. Kebiasaan ini bisa membantu individu mengenali pola digital mereka, mengurangi stres, dan meningkatkan kualitas hidup. Namun, karena hasilnya bervariasi, penting untuk menyesuaikannya dengan kebutuhan pribadi agar manfaatnya maksimal.