JAKARTA, koranmetro.com – Dunia pertahanan Indonesia berduka cita mendalam atas kepergian salah satu perwira tinggi Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) yang penuh dedikasi. Marsda TNI Wahyu Hidayat Sudjatmiko, mantan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), meninggal dunia akibat sakit pada Minggu, 19 Oktober 2025. Kepergiannya meninggalkan luka mendalam bagi keluarga besar TNI, khususnya Korps Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), yang mengenangnya sebagai sosok pemimpin teladan berintegritas tinggi.
Pengumuman duka cita ini disampaikan secara resmi melalui akun Instagram resmi Paspampres (@ppid.paspampres). “Komandan Paspampres beserta seluruh keluarga besar Paspampres mengucapkan duka yang sangat mendalam atas berpulangnya Marsda TNI Wahyu Hidayat Sudjatmiko, Komandan Paspampres ke-28,” tulis pernyataan tersebut. Marsda Wahyu dikenang bukan hanya sebagai komandan, melainkan juga sebagai teladan yang menanamkan nilai-nilai kesetiaan, kehormatan, dan pengabdian tanpa batas dalam menjaga keselamatan kepala negara.
Profil Singkat Sang Jenderal Teladan
Marsda TNI Wahyu Hidayat Sudjatmiko lahir pada 16 September 1971 di Indonesia. Ia merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) angkatan 1993, yang langsung bergabung dengan Korps Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) – unit pasukan khusus TNI AU yang dikenal sebagai Kopasgat. Kariernya yang cemerlang dimulai dari berbagai jabatan strategis di lingkungan TNI AU, yang menunjukkan kemampuan kepemimpinannya dalam operasi pengamanan dan pendidikan militer.
Beberapa posisi kunci yang pernah dijabatnya meliputi:
- Komandan Skadron Pendidikan 204 (2004–2006): Bertanggung jawab membentuk prajurit muda TNI AU menjadi generasi penerus yang handal.
- Komandan Skadron Udara Karbol Tingkat II AAU (2008): Memimpin pelatihan karbonisasi udara di akademi militer.
- Komandan Menwalprotneg Paspampres (2010): Mengawasi pengamanan tokoh-tokoh negara secara langsung.
- Komandan Grup C Paspampres: Bertugas dalam operasi pengamanan elit yang krusial.
Puncak kariernya terjadi pada 2021 ketika ia diangkat sebagai Wakil Komandan Paspampres, sebelum akhirnya menggantikan Mayjen Tri Budi Utomo sebagai Danpaspampres pada 2022. Penunjukan ini oleh Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa saat itu menjadi momen bersejarah, karena Marsda Wahyu adalah Danpaspampres pertama – dan hingga kini masih satu-satunya – yang berasal dari kalangan TNI AU. Jabatan ini ia emban hingga 2023, di mana ia bertugas melindungi Presiden Jokowi dan keluarga serta pejabat negara lainnya dengan komitmen penuh.
Setelah masa tugasnya di Paspampres, Marsda Wahyu melanjutkan pengabdiannya sebagai Komandan Kopasgat (Dankopasgat) pada 2023. Tak lama kemudian, ia diangkat menjadi Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), sebagaimana tertuang dalam Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1384/XI/2023 tanggal 29 November 2023. Karier militernya yang panjang ini mencerminkan dedikasi tak tergoyahkan terhadap negara dan rakyat.
Kabar Duka yang Mengejutkan
Kabar meninggalnya Marsda Wahyu Hidayat datang secara mendadak. Menurut penjelasan dari Sekretaris Militer Presiden (Sesmilpres) Brigjen Wahyu Yudhayana, almarhum wafat karena sakit setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Mayapada. “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Beliau wafat karena sakit. Kita berdoa semoga almarhum husnul khotimah dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan,” ujar Brigjen Wahyu kepada wartawan.
Kepala Dispersenau TNI AU, Marsma TNI I Nyoman Suadnyana, juga mengonfirmasi hal serupa. Jenazah Marsda Wahyu disemayamkan di rumah duka Kompleks Perumahan Lanud Halim Perdanakusumah, Jalan Rajawali Baru Nomor 18, Jakarta Timur. Pemakamannya dilakukan secara khidmat pada siang hari yang sama di Taman Makam Bahagia (TMB) TNI AU Jatisari, Bekasi, Jawa Barar. Doa bersama dipimpin oleh rekan-rekan sesama prajurit, dengan harapan agar amal ibadah dan dharma bhakti almarhum diterima oleh Allah SWT.
Komandan Paspampres saat ini, Mayjen TNI Edwin Adrian Sumantha, menyampaikan belasungkawa mendalam. “Semoga Allah SWT menerima seluruh amal ibadah almarhum, mengampuni segala dosanya, dan menempatkannya di tempat terbaik di sisi-Nya. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan, keikhlasan, dan kesabaran,” katanya.
Warisan Pengabdian yang Abadi
Marsda Wahyu Hidayat Sudjatmiko bukan hanya seorang jenderal, tapi juga simbol ketangguhan dan loyalitas TNI AU di panggung nasional. Sebagai Danpaspampres era Jokowi, ia memimpin pasukan elit yang bertugas sebagai “tameng hidup” presiden, memastikan setiap agenda negara berjalan lancar di tengah tantangan keamanan yang kompleks. Penunjukannya sebagai perwira pertama dari AU ke posisi ini membuka pintu bagi integrasi antar-matra di TNI, menunjukkan bahwa pengabdian tidak terbatas pada satu angkatan saja.
Rekan-rekannya di Kopasgat mengenangnya sebagai pemimpin yang disiplin, inovatif, dan selalu mengutamakan kesejahteraan prajurit. “Beliau adalah sosok yang meninggalkan jejak keteladanan, dedikasi, dan loyalitas tanpa batas,” tulis akun resmi Paspampres. Kepergiannya mengingatkan kita akan kerapuhan hidup, sekaligus betapa berharganya setiap momen pengabdian bagi bangsa.
Di tengah duka ini, mari kita panjatkan doa bersama: Semoga arwah Marsda TNI Wahyu Hidayat Sudjatmiko husnul khotimah, diterima di sisi-Nya, dan diberi gelar syahid. Selamat jalan, Panglima Teladan. Pengabdianmu akan terus dikenang sebagai bagian dari sejarah keamanan negara.