koranmetro.com – Kota indah yang dikenal dengan pantai Copacabana dan patung Kristus Penyelamat itu berubah menjadi medan perang selama 24 jam terakhir. Pada Selasa, 28 Oktober 2025, polisi Brasil melancarkan Operasi Contenção, penggerebekan narkoba terbesar sepanjang sejarah Rio de Janeiro. Hasilnya tragis: 132 orang tewas, termasuk 4 polisi, dalam baku tembak sengit melawan geng kriminal Comando Vermelho (CV) di dua kawasan favela raksasa, Complexo do Alemão dan Complexo da Penha.
Operasi ini bukan sekadar razia biasa. Ini adalah “narco-terrorism” seperti disebut Gubernur Rio Cláudio Castro, dengan drone eksplosif dari geng, bus dibakar, dan asap hitam mengepul ke langit. Warga favela menyebutnya “pembantaian”, sementara Presiden Luiz Inácio Lula da Silva mengaku “ngeri” dengan skala kekerasannya.
Latar Belakang: Mengapa Rio “Meledak”?
Comando Vermelho, geng narkoba tertua Brasil yang lahir dari tahanan politik era diktator militer 1970-an, kini jadi kekuatan transnasional pengedar kokain dan pemerasan. Mereka sedang ekspansi wilayah di Zona Norte Rio, mengancam stabilitas jelang C40 World Mayors Summit minggu depan. Operasi ini hasil investigasi 1 tahun oleh Delegacia de Repressão a Entorpecentes (DRE), target: 100 mandamus penangkapan pemimpin CV.
Kronologi Lengkap: Dari Fajar Hingga Fajar Berdarah
Berikut timeline peristiwa berdasarkan laporan polisi, Defensoria Pública (badan bantuan hukum), dan saksi mata:
| Waktu | Peristiwa Utama | Korban & Dampak |
|---|---|---|
| 28 Okt, Pagi | 2.500 polisi sipil/militer + tentara serbu Alemão & Penha. Dukungan: 32 kendaraan lapis baja, 12 alat demoli, 2 helikopter, drone polisi. BOPE (pasukan elite) bentuk “Muro do Bope” di Serra da Misericórdia untuk kepung geng. | – |
| Siang | Baku tembak brutal: CV balas dengan drone bom, tembakkan proyektil. Asap hitam dari Alemão, barikade mobil terbakar di Vila Cruzeiro. Gubernur minta warga stay indoors. | 64 tewas awal (60 suspect + 4 polisi). |
| Sore-Malam | Polisi neutralisasi 58 orang di hutan. CV blokir jalan, bakar bus. Chaos kota: Sekolah tutup, bus dialihkan, RS overload. | 81 ditangkap, 42-93 fuzil + narkoba disita. |
| Malam 28 – Pagi 29 Okt | Warga evakuasi 74 mayat dari hutan Vacaria (Serra da Misericórdia). Mayat ditaruh di Praça da Penha untuk identifikasi keluarga. Polisi temukan 63 mayat tambahan. | Total 132 tewas (128 sipil + 4 polisi) per Defensoria. Polisi klaim 119. |
| 29 Okt, Siang | Update resmi: 121 dikonfirmasi. Castro: “Sukses besar, awal era baru bebas kriminal.” | 113 ditangkap (termasuk Belão, operator keuangan CV). |
Korban Jiwa: Siapa yang Tewas?
- Polisi: 4 (2 sipil, 2 BOPE).
- Sipil/Suspect: 128, polisi bilang semua kriminal (“Tak ada yang jalan-jalan di hutan perang” – Castro).
- Dampak: 700 tewas di operasi polisi Rio sepanjang 2024 saja. Ini paling mematikan sejarah.
Reaksi yang Memecah Belah
- Gubernur Castro: “Narco-terrorism! Kami teguh lawan kejahatan.”
- Presiden Lula: “Horrified & terkejut operasi tanpa sepengetahuan federal.”
- Warga Favela: “Bukan operasi, tapi pembantaian! Banyak ditembak dari belakang.” Aktivis Raul Santiago: “Eksekusi massal.”
- PBB: “Trend kekerasan ekstrem di komunitas miskin. Investigasi segera!”
Operasi ini pukul CV keras, tapi biaya nyawa mahal. Apakah ini “era baru” seperti kata Castro, atau siklus kekerasan baru di favelas? Dunia tunggu investigasi independen. Rio, dari pesta samba kembali ke zona perang – setidaknya untuk hari itu.









