JAKARTA, koranmetro.com – Hizbullah menggelar upacara pemakaman besar-besaran untuk komandan militer mereka, yang tewas dalam serangan udara Israel di Lebanon utara. Acara ini diadakan di markas besar kelompok tersebut dan dihadiri oleh ribuan pendukung serta pejabat tinggi Hizbullah.
Komandan yang dikenang, yang dikenal sebagai seorang pemimpin strategis, diyakini terlibat dalam berbagai operasi melawan pasukan Israel selama bertahun-tahun. Dalam pidatonya, pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, menegaskan bahwa kematian komandan tersebut akan memperkuat semangat perjuangan melawan apa yang disebutnya “agresi Zionis.”
Serangan yang terjadi pada 22 September lalu, menargetkan lokasi yang diduga sebagai basis operasional Hizbullah. Sumber-sumber lokal melaporkan bahwa beberapa anggota lain juga mengalami luka-luka dalam serangan tersebut.
Reaksi internasional terhadap insiden ini beragam, dengan beberapa negara mendesak penahanan kekerasan dan dialog. Sementara itu, para analis politik memperingatkan bahwa eskalasi lebih lanjut dapat meningkatkan ketegangan di wilayah yang sudah rapuh ini.
Hizbullah telah menyatakan komitmennya untuk membalas serangan tersebut, yang menambah kekhawatiran akan potensi konflik lebih besar di kawasan Timur Tengah. Masyarakat Lebanon, yang telah menghadapi berbagai tantangan ekonomi dan sosial, kini kembali dihadapkan pada ketidakpastian akibat meningkatnya ketegangan ini.
Dengan situasi yang terus berkembang, dunia akan mengawasi langkah selanjutnya dari Hizbullah dan respons Israel terhadap serangan ini.