JAKARTA, koranmetro.com – Pada Juli 2025, Jakarta menjadi tuan rumah kunjungan penting dari Singapore Police Coast Guard (SPCG) dalam rangka memperkuat kerja sama keamanan maritim di kawasan Asia Tenggara. Kunjungan ini, yang melibatkan dua kapal SPCG yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, merupakan bagian dari agenda trilateral pertama antara Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI), SPCG, dan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM). Berlangsung selama 14–18 Juli 2025, kegiatan ini menandai langkah strategis untuk meningkatkan sinergi antarnegara dalam menjaga keamanan laut. Apa saja yang dibahas dan mengapa kunjungan ini penting? Berikut ulasannya.
Latar Belakang Kunjungan
Kunjungan kapal SPCG ke Jakarta merupakan bagian dari kerja sama berkelanjutan antara Bakamla RI dan mitra regionalnya untuk menghadapi tantangan keamanan maritim, seperti penyelundupan, perdagangan manusia, dan penangkapan ikan ilegal. Selat Singapura dan perairan sekitar Indonesia, Malaysia, dan Singapura merupakan jalur perdagangan laut yang sibuk, namun juga rentan terhadap aktivitas kriminal lintas batas. Oleh karena itu, kolaborasi antarnegara menjadi krusial untuk memastikan keamanan dan stabilitas kawasan.
Pada 14 Juli 2025, delegasi SPCG disambut oleh Direktur Hukum Bakamla RI, Laksma Fenny Akwan, S.H., M.H., di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Wakil Komandan APMM Malaysia, Laksdya Datuk Saiful Lizan bin Ibrahim, juga hadir, menegaskan sifat trilateral dari pertemuan ini. Kunjungan ini menindaklanjuti kerja sama sebelumnya, seperti patroli terkoordinasi di Selat Singapura antara Bea Cukai Indonesia dan SPCG pada Juni 2025, yang membahas isu penyelundupan narkotika dan rokok ilegal.
Agenda Utama Kunjungan
Rangkaian kegiatan selama kunjungan meliputi beberapa agenda strategis yang dirancang untuk memperkuat kerja sama maritim:
-
Kunjungan Kapal SPCG di Dermaga Tanjung Priok
Dua kapal SPCG bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok sebagai simbol kerja sama yang erat. Kunjungan ini memungkinkan pertukaran pengalaman operasional antara personel Bakamla RI dan SPCG, termasuk demonstrasi teknologi dan prosedur patroli maritim. -
Pertemuan Trilateral
Pertemuan ini melibatkan Bakamla RI, SPCG, dan APMM untuk membahas rencana patroli terkoordinasi di perairan ASEAN. Fokus utama adalah meningkatkan koordinasi untuk mencegah kejahatan lintas batas, seperti penyelundupan narkoba, perdagangan manusia, dan pencemaran laut. -
Table-Top Exercise
Kegiatan simulasi ini bertujuan untuk melatih perencanaan dan respons terhadap skenario keamanan maritim, seperti penanganan kapal yang mencurigakan atau insiden tumpahan minyak. Latihan ini memperkuat kesiapan operasional dan kerja sama taktis antarnegara. -
Kerja Sama Pelatihan
Diskusi mencakup rencana pelatihan bersama untuk meningkatkan kapasitas personel penjaga pantai. SPCG, yang dikenal dengan teknologi canggih dan pelatihan ketat, berbagi keahlian dalam manuver kapal, penggerebekan, dan penegakan hukum di laut. -
Latihan dan Olahraga Bersama
Selain agenda formal, delegasi juga mengikuti kegiatan olahraga bersama untuk mempererat hubungan interpersonal antara personel Bakamla RI, SPCG, dan APMM. Kegiatan ini membantu membangun kepercayaan dan kerja sama tim.
Signifikansi Kunjungan
Kunjungan ini memiliki beberapa dampak penting bagi keamanan maritim di kawasan ASEAN:
-
Penguatan Sinergi Regional: Dengan melibatkan Indonesia, Singapura, dan Malaysia, kunjungan ini memperkuat kolaborasi trilateral untuk menjaga keamanan di jalur laut strategis, seperti Selat Malaka dan Selat Singapura, yang merupakan arteri perdagangan global.
-
Pencegahan Kejahatan Lintas Batas: Patroli terkoordinasi dan berbagi intelijen antara Bakamla RI, SPCG, dan APMM dapat mengurangi insiden penyelundupan narkotika, perdagangan manusia, dan penangkapan ikan ilegal. Misalnya, SPCG telah menyatakan kesiapannya membantu memantau kapal kargo yang membawa rokok ilegal dari Vietnam.
-
Peningkatan Kapasitas: Pelatihan dan pertukaran teknologi dari SPCG membantu Bakamla RI meningkatkan kemampuan operasionalnya, termasuk penggunaan peralatan canggih dan teknik penegakan hukum maritim.
-
Stabilitas Kawasan Indo-Pasifik: Kerja sama ini sejalan dengan upaya regional untuk menjaga stabilitas di Indo-Pasifik, terutama di tengah tantangan keamanan maritim yang kompleks, seperti ketegangan geopolitik dan ancaman dari aktor non-negara.
Konteks Kerja Sama Maritim Indonesia-Singapura
Indonesia dan Singapura memiliki sejarah panjang dalam kerja sama mar maritime, termasuk patroli bersama di Selat Singapura dan latihan bilateral. Pada Juni 2025, Bea Cukai Indonesia dan SPCG mengadakan “Rendezvous at Sea” untuk membahas penyelundupan rokok dan narkotika, menunjukkan komitmen bersama dalam menangani kejahatan maritim. Kunjungan kapal SPCG ke Jakarta pada Juli 2025 memperluas kerja sama ini dengan melibatkan Malaysia, menciptakan pendekatan regional yang lebih terintegrasi.
Selain itu, kerja sama maritim Indonesia-Singapura juga didukung oleh inisiatif lain, seperti diskusi tentang kecerdasan buatan dan infrastruktur digital di kawasan SIJORI (Singapura, Johor, Riau), yang menunjukkan bahwa kolaborasi kedua negara tidak hanya terbatas pada keamanan, tetapi juga pada inovasi teknologi.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meskipun kunjungan ini menunjukkan langkah positif, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi:
-
Koordinasi Lintas Negara: Perbedaan regulasi dan prosedur antarnegara dapat menghambat pelaksanaan patroli terkoordinasi. Diperlukan harmonisasi kebijakan untuk memastikan efektivitas.
-
Sumber Daya: Bakamla RI masih membutuhkan peningkatan armada dan pelatihan untuk menyamai kemampuan SPCG, yang memiliki teknologi lebih maju.
-
Ancaman Baru: Kejahatan maritim yang semakin canggih, seperti serangan siber terhadap sistem navigasi kapal, memerlukan adaptasi teknologi dan strategi baru.
Ke depan, Bakamla RI berharap kerja sama ini dapat diperluas melalui latihan gabungan yang lebih intensif, kunjungan kapal reguler, dan kolaborasi akademik antar-akademi penjaga pantai di ASEAN. SPCG juga diharapkan terus berbagi keahlian dalam teknologi maritim, seperti sistem pengawasan berbasis AI, untuk meningkatkan keamanan laut regional.
Kunjungan kapal Singapore Police Coast Guard ke Jakarta pada Juli 2025 adalah langkah penting dalam memperkuat kerja sama maritim antara Indonesia, Singapura, dan Malaysia. Melalui agenda seperti patroli terkoordinasi, pelatihan, dan simulasi keamanan, ketiga negara menunjukkan komitmen untuk menjaga keamanan laut di kawasan ASEAN. Dengan sinergi yang semakin erat, kerja sama ini tidak hanya meningkatkan kapasitas operasional Bakamla RI, tetapi juga berkontribusi pada stabilitas dan keamanan maritim di Indo-Pasifik. Kunjungan ini menjadi bukti bahwa kolaborasi regional adalah kunci untuk menghadapi tantangan maritim di era modern.