koranmetro.com – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan penolakannya terhadap penggunaan pakaian balpres impor ilegal sebagai bantuan untuk korban bencana. Sikap tegas ini disampaikan sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam menjaga integritas regulasi perdagangan sekaligus melindungi industri tekstil dalam negeri yang selama ini terdampak oleh maraknya peredaran pakaian bekas impor ilegal.
Penolakan Tegas atas Praktik Bantuan yang Tidak Sesuai Aturan
Menurut Purbaya, meskipun bantuan merupakan tindakan kemanusiaan, hal tersebut tetap harus mengikuti ketentuan yang berlaku. Pakaian balpres impor yang masuk secara ilegal melanggar aturan bea masuk dan ketentuan sanitasi serta kesehatan, sehingga tidak layak dijadikan bantuan untuk masyarakat terdampak bencana.
Ia menegaskan bahwa legalitas barang tetap menjadi prinsip utama dalam setiap bentuk penyaluran bantuan. Pemerintah tidak ingin memberikan preseden buruk dengan membolehkan barang yang melanggar aturan justru digunakan untuk kepentingan sosial.
Alasan Larangan: Legalitas, Kesehatan, dan Perlindungan Industri
Ada tiga alasan utama yang mendasari keputusan tersebut:
-
Melanggar Regulasi Impor
Pakaian balpres ilegal umumnya masuk tanpa deklarasi resmi dan tanpa melalui prosedur bea cukai, sehingga merugikan negara dari sisi penerimaan. -
Tidak Terjamin Kebersihan dan Standar Sanitasi
Barang-barang tersebut tidak melewati proses pemeriksaan kesehatan, sehingga berpotensi membawa bakteri, jamur, atau kontaminan lain yang berisiko bagi korban bencana yang kondisinya rentan. -
Mengancam Industri Tekstil Lokal
Peredaran pakaian impor ilegal selama ini menjadi ancaman serius bagi pelaku industri garmen dan UMKM lokal. Kebijakan yang mengizinkan penggunaannya untuk bantuan justru dapat melemahkan posisi industri dalam negeri.
Solusi Alternatif untuk Bantuan kepada Korban
Menkeu Purbaya mendorong agar bantuan untuk korban bencana mengutamakan pakaian baru dari produsen lokal maupun stok bantuan resmi yang telah disiapkan oleh kementerian dan lembaga terkait. Ia menilai langkah ini tidak hanya memastikan keamanan barang, tetapi juga memberikan efek ekonomi positif bagi pelaku industri dalam negeri.
Selain itu, pemerintah membuka ruang kerja sama dengan sektor swasta untuk menyalurkan donasi barang baru yang layak pakai, sehingga masyarakat terdampak tetap mendapatkan bantuan secara bermartabat dan aman.
Komitmen Pemerintah Mengawal Perdagangan yang Sehat
Penolakan terhadap pakaian balpres ilegal untuk bantuan korban bencana merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam menguatkan ekosistem perdagangan yang bersih dan berkelanjutan. Purbaya menegaskan bahwa penegakan aturan harus konsisten, sekalipun dalam konteks kemanusiaan, agar tidak menjadi celah bagi pihak-pihak yang ingin memanfaatkan situasi bencana untuk melegalkan barang ilegal.
Ke depan, pemerintah akan terus memperketat pengawasan impor pakaian bekas dan meningkatkan edukasi kepada masyarakat agar tidak lagi mengonsumsi atau mengedarkan barang yang melanggar aturan. Dengan langkah ini, diharapkan keseimbangan antara kepentingan kemanusiaan, kesehatan publik, dan keberlangsungan industri lokal dapat terjaga dengan baik.
Sikap Menkeu ini memperlihatkan bahwa penanganan bencana tidak boleh mengabaikan aturan, dan bantuan harus tetap mengutamakan kualitas, keamanan, serta keberlanjutan ekonomi nasional.









