Putin Mengucapkan Terima Kasih kepada Pemimpin Junta Myanmar Setelah Menerima 6 Ekor Gajah

- Jurnalis

Jumat, 7 Maret 2025 - 20:31 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mereka menyoroti risiko stres dan kesulitan adaptasi bagi hewan-hewan tersebut dalam lingkungan yang berbeda dari habitat aslinya di Asia Tenggara

Mereka menyoroti risiko stres dan kesulitan adaptasi bagi hewan-hewan tersebut dalam lingkungan yang berbeda dari habitat aslinya di Asia Tenggara

JAKARTA, koranmetro.com – Presiden Rusia, Vladimir Putin, secara resmi menyampaikan terima kasih kepada pemimpin junta militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, setelah menerima enam ekor gajah sebagai hadiah diplomatik. Hadiah ini diberikan sebagai simbol persahabatan antara kedua negara di tengah meningkatnya hubungan bilateral, terutama dalam bidang perdagangan dan kerja sama pertahanan.

Menurut laporan dari media Rusia, gajah-gajah tersebut dikirim sebagai bagian dari kesepakatan antara pemerintah Myanmar dan Rusia dalam rangka mempererat hubungan diplomatik. Myanmar dikenal sering menggunakan satwa liar, khususnya gajah, sebagai hadiah diplomatik kepada negara-negara sahabat.

Baca Juga :  Momen Viral, Brigitte Macron Menolak Uluran Tangan Emmanuel di Depan Kerajaan Inggris

Hubungan antara Rusia dan Myanmar semakin erat sejak kudeta militer pada 2021, yang mengakibatkan sanksi dari negara-negara Barat terhadap junta Myanmar. Rusia, yang juga menghadapi sanksi dari Barat akibat invasi ke Ukraina, menjadi salah satu sekutu utama Myanmar, terutama dalam penjualan senjata dan kerja sama energi.

Menurut pernyataan dari Kremlin, gajah-gajah tersebut akan ditempatkan di kebun binatang Moskow dan pusat konservasi satwa liar Rusia. “Kami sangat menghargai hadiah ini sebagai simbol persahabatan dan kerja sama yang semakin erat antara Rusia dan Myanmar,” ujar juru bicara Kremlin.

Baca Juga :  Biden Mundur Dari Pencalonan Presiden, Putin Memberikan Respons

Di sisi lain, kelompok pegiat hak asasi manusia dan perlindungan satwa liar mengecam pemberian gajah sebagai hadiah diplomatik. Mereka menyoroti risiko stres dan kesulitan adaptasi bagi hewan-hewan tersebut dalam lingkungan yang berbeda dari habitat aslinya di Asia Tenggara.

Berita Terkait

Kamboja dan Thailand, Langkah Berani Menuju Perdamaian di Perbatasan
Eksekusi Pemimpin Penipuan Besar di Iran, Kerugian $350 Juta yang Hancurkan Ribuan Warga
AS Setujui Penjualan Bom Rp44 Triliun ke Kanada di Tengah Ketegangan Soal Keamanan Regional
Insiden Ledakan di Laut Hitam, Dua Tanker Minyak Terbakar Diduga Karena Ranjau, Ancaman Perang Ukraina Masih Mengintai
Tragedi Dua Bayi di NICU India, Dugaan Gigitan Tikus Picu Tuduhan Kelalaian Rumah Sakit
Langkah Bersejarah: Dewan Keamanan PBB Izinkan Pasukan Internasional Stabilisasi Gaza
Operasi IRGC di Teluk Oman, Iran Bekukan Tanker Petrokimia yang Diduga Langgar Sanksi
Tragedi Jembatan Hongqi, Ambruknya Infrastruktur Baru China akibat Longsor di Sichuan
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 10 Desember 2025 - 11:44 WIB

Kamboja dan Thailand, Langkah Berani Menuju Perdamaian di Perbatasan

Senin, 8 Desember 2025 - 11:26 WIB

Eksekusi Pemimpin Penipuan Besar di Iran, Kerugian $350 Juta yang Hancurkan Ribuan Warga

Jumat, 5 Desember 2025 - 18:37 WIB

AS Setujui Penjualan Bom Rp44 Triliun ke Kanada di Tengah Ketegangan Soal Keamanan Regional

Sabtu, 29 November 2025 - 11:25 WIB

Insiden Ledakan di Laut Hitam, Dua Tanker Minyak Terbakar Diduga Karena Ranjau, Ancaman Perang Ukraina Masih Mengintai

Minggu, 23 November 2025 - 11:35 WIB

Tragedi Dua Bayi di NICU India, Dugaan Gigitan Tikus Picu Tuduhan Kelalaian Rumah Sakit

Berita Terbaru