Tragedi di Jayawijaya, Dua Pekerja Gereja Tewas Ditembak Kelompok Separatis

- Jurnalis

Minggu, 8 Juni 2025 - 15:01 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sebuah peristiwa tragis terjadi di Kampung Kwantapo, Distrik Asotipo, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan. Dua pekerja bangunan,

Sebuah peristiwa tragis terjadi di Kampung Kwantapo, Distrik Asotipo, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan. Dua pekerja bangunan,

JAKARTA, koranmetro.com – Sebuah peristiwa tragis terjadi di Kampung Kwantapo, Distrik Asotipo, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan. Dua pekerja bangunan, Rahmat Hidayat (45) dan Saepudin (39), warga asal Purwakarta, Jawa Barat, tewas ditembak oleh kelompok bersenjata yang diklaim sebagai Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) pimpinan Egianus Kogoya. Kejadian ini terjadi saat kedua korban sedang mengerjakan pembangunan Gereja GKI Imanuel Air Garam, sebuah proyek yang dimaksudkan untuk memperkuat sarana ibadah masyarakat setempat.

Kronologi Kejadian

Penembakan terjadi sekitar pukul 08.30 WIT, ketika Rahmat dan Saepudin sedang mengecat bangunan gereja. Dua pria bersenjata tiba-tiba melintas dan menembaki kedua pekerja tersebut. Rahmat mengalami luka tembak di kepala yang menembus mata kiri, sementara Saepudin tertembak di ketiak kiri hingga mengenai lengan. Meski sempat berusaha melarikan diri, kedua korban dikejar dan dieksekusi di tempat. Jenazah mereka kemudian dievakuasi ke RSUD Wamena oleh tim gabungan dari Polres Jayawijaya dan Satgas Gakkum Operasi Damai Cartenz.

Juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, menyatakan bahwa aksi ini dilakukan oleh pasukan Kodap III Ndugama Derakma setelah melakukan pengintaian selama beberapa hari. Kelompok ini menganggap pekerja non-Papua, termasuk tukang bangunan, sebagai “mata-mata” militer Indonesia, meskipun tidak ada bukti yang mendukung klaim tersebut. Sambom juga mengeluarkan ancaman kepada warga sipil, baik asli Papua maupun pendatang, untuk menghentikan aktivitas kerja di wilayah yang mereka sebut sebagai “area perang.”

Baca Juga :  Sikap Tegas Immanuel Ebenezer terhadap Korupsi pada Tahun 2022

Kecaman dari Berbagai Pihak

Peristiwa ini memicu kecaman keras dari berbagai kalangan. Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menyebut aksi ini sebagai pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia dan menyerukan investigasi mendalam oleh Komnas HAM bersama pemerintah dan gereja. Sekretaris Umum PGI, Pendeta Darwin Darmawan, menegaskan bahwa penembakan ini tidak hanya menghilangkan nyawa, tetapi juga mencederai nilai kemanusiaan dan spiritualitas masyarakat Papua.

Ketua Klasis Baliem Yalimo, Pendeta Eduard Su, menyatakan bahwa serangan terhadap gereja bukan hanya kekerasan terhadap manusia, tetapi juga penghinaan terhadap tempat suci. Ia menekankan bahwa gereja adalah simbol kedamaian, bukan medan konflik, dan mengecam tindakan OPM sebagai tindakan yang melampaui batas kemanusiaan.

Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Kristomei Sianturi, juga mengecam aksi ini sebagai tindakan biadab yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan. Ia menegaskan bahwa TNI dan aparat keamanan akan terus mengejar pelaku dan meningkatkan pengamanan untuk melindungi warga sipil serta mendukung pembangunan di Papua.

Dampak dan Respons Masyarakat

Seorang warga asli Papua, Markus Murib, yang selamat dari insiden tersebut, menyampaikan keprihatinannya. Ia menyaksikan kekejaman penembakan dan merasa bahwa masyarakat sipil menjadi korban konflik yang tidak mereka inginkan. Murib menegaskan bahwa gereja adalah tempat ibadah bagi masyarakat Papua, dan menyerangnya adalah tindakan yang tidak dapat dikatakan.

Baca Juga :  Bupati Pangandaran Tunda Keputusan, Menunggu Arahan Partai di Yogyakarta

Jenazah kedua korban telah dipulangkan ke Purwakarta pada tanggal 5 Juni 2025 menggunakan penerbangan Trigana Air dan Garuda Indonesia. Sementara itu, aparat gabungan TNI-Polri terus melakukan penyisiran di wilayah Distrik Asotipo untuk mengejar pelaku yang melarikan diri ke pegunungan.

Latar Belakang Konflik

Aksi kekerasan oleh kelompok bersenjata di Papua, termasuk TPNPB-OPM, telah berlangsung selama beberapa dekade, sering kali menargetkan warga sipil, aparat keamanan, dan infrastruktur publik. Penembakan ini menambah daftar panjang insiden serupa, seperti pembunuhan dua tukang ojek di Puncak pada November 2024 dan pembakaran sekolah di wilayah yang sama. Kelompok ini kerap menggunakan narasi perjuangan kemerdekaan untuk membenarkan tindakan mereka, meskipun sering kali menimbulkan penderitaan bagi masyarakat sipil, termasuk warga asli Papua.

PGI dan tokoh masyarakat menyerukan dialog damai sebagai solusi untuk mengakhiri konflik berkepanjangan di Papua. Mereka menekankan pentingnya menomorsatukan nilai kemanusiaan dan keadilan untuk menciptakan kedamaian yang berkelanjutan.

Tragedi penembakan dua pekerja gereja di Jayawijaya adalah pengingat pahit akan kompleksitas konflik di Papua. Tindakan kekerasan terhadap warga sipil yang tidak bersenjata, terutama di tempat ibadah, tidak hanya merenggut nyawa, tetapi juga merusak harapan akan kedamaian. Sementara aparat keamanan berupaya mengejar pelaku, seruan untuk dialog damai dan penyelesaian konflik secara manusiawi semakin mendesak. Masyarakat Papua, baik asli maupun pendatang, berhak hidup dalam damai tanpa bayang-bayang kekerasan.

Berita Terkait

Tanggapan Tokoh Politik terhadap Perombakan Kabinet Prabowo
Oknum TNI Kopda FH Jalani Proses Hukum Terkait Dugaan Pembunuhan Kepala Cabang Bank
Selebgram Lisa Mariana Hadiri Pemeriksaan Bareskrim Setelah Dua Kali Mangkir
Anggota DPR Dinonaktifkan, Sahroni, Uya Kuya, dan Lainnya Kehilangan Hak Keuangan
Danyon Brimob Kompol Cosmas Pelindas Ojol Affan Dipecat Polri
Menerobos Langit Gaza, Dukungan Kemanusiaan Indonesia untuk Palestina
Ojol Protes Bergerak dari DPR ke Markas Brimob Kwitang
Kasus Pemerasan K3, Wamenaker Immanuel Ebenezer Tersangka, Kemenaker Bersih-Bersih Pegawai
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 13 September 2025 - 12:38 WIB

Oknum TNI Kopda FH Jalani Proses Hukum Terkait Dugaan Pembunuhan Kepala Cabang Bank

Kamis, 11 September 2025 - 13:07 WIB

Selebgram Lisa Mariana Hadiri Pemeriksaan Bareskrim Setelah Dua Kali Mangkir

Minggu, 7 September 2025 - 13:07 WIB

Anggota DPR Dinonaktifkan, Sahroni, Uya Kuya, dan Lainnya Kehilangan Hak Keuangan

Rabu, 3 September 2025 - 19:49 WIB

Danyon Brimob Kompol Cosmas Pelindas Ojol Affan Dipecat Polri

Minggu, 31 Agustus 2025 - 13:40 WIB

Menerobos Langit Gaza, Dukungan Kemanusiaan Indonesia untuk Palestina

Berita Terbaru

Rusia dan Belarus baru-baru ini menggelar latihan militer gabungan besar bernama Zapad-2025 yang termasuk simulasi penggunaan senjata nuklir taktis, memicu kepanikan di kalangan negara anggota NATO.

INTERNASIONAL

Rusia-Belarus Latihan Simulasi Serangan Nuklir, Negara NATO Panik

Rabu, 17 Sep 2025 - 19:17 WIB

Di Turki, ribuan warga dan mahasiswa turun ke jalan-jalan dalam serangkaian demonstrasi besar menuntut Presiden Recep Tayyip Erdogan mundur.

INTERNASIONAL

Ribuan Warga Turki Unjuk Rasa Desak Erdogan Mundur, Ada Apa?

Senin, 15 Sep 2025 - 16:53 WIB