Trump Ungkap Microsoft Tertarik Akuisisi TikTok, Ada Apa di Balik Kesepakatan Ini?

- Jurnalis

Kamis, 30 Januari 2025 - 20:54 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

TikTok, aplikasi video pendek populer yang telah merevolusi dunia media sosial, kembali menjadi sorotan setelah mantan Presiden Amerika,

TikTok, aplikasi video pendek populer yang telah merevolusi dunia media sosial, kembali menjadi sorotan setelah mantan Presiden Amerika,

koranmetro.com – TikTok, aplikasi video pendek populer yang telah merevolusi dunia media sosial, kembali menjadi sorotan setelah mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengungkapkan bahwa Microsoft sempat tertarik untuk mengakuisisi platform tersebut. Hal ini memicu perhatian global, terutama karena TikTok berada dalam pusaran isu keamanan data dan hubungan geopolitik antara AS dan China.Tetapi apa sebenarnya yang melatarbelakangi ketertarikan Microsoft pada TikTok? Mengapa Trump mengangkat isu ini? Dan bagaimana kesepakatan ini memengaruhi teknologi serta politik global? Berikut pembahasannya.

Latar Belakang: TikTok dan Isu Keamanan Data

TikTok adalah aplikasi milik perusahaan China, ByteDance, yang sukses besar dalam menarik perhatian pengguna di seluruh dunia, khususnya generasi muda. Namun, popularitas TikTok di Amerika Serikat tidak lepas dari kontroversi. Selama masa pemerintahan Trump, TikTok dituduh menjadi ancaman keamanan nasional karena diduga mengumpulkan data pengguna AS yang berpotensi dapat diakses oleh pemerintah China.Donald Trump, yang saat itu menjabat sebagai Presiden AS, mengeluarkan perintah eksekutif yang mengancam akan melarang TikTok beroperasi di AS kecuali jika aplikasi tersebut dijual ke perusahaan Amerika. Inilah yang kemudian memicu pembicaraan antara ByteDance dan beberapa perusahaan besar, termasuk Microsoft.

Microsoft dan Ketertarikan pada TikTok

Microsoft, raksasa teknologi yang dikenal dengan produk seperti Windows dan Azure, sempat muncul sebagai kandidat terdepan untuk mengakuisisi operasional TikTok di Amerika Serikat. Menurut laporan, Microsoft mengincar akuisisi ini untuk memperkuat posisinya di dunia media sosial dan bersaing dengan perusahaan besar seperti Facebook dan Google.

Baca Juga :  Teknologi Edge Computing, Solusi Cerdas untuk Pengolahan Data Real-Time

Alasan Microsoft Tertarik pada TikTok:

  1. Akses ke Basis Pengguna yang Besar
    TikTok memiliki ratusan juta pengguna aktif di seluruh dunia, termasuk lebih dari 100 juta pengguna di Amerika Serikat. Akuisisi ini dapat membantu Microsoft memperluas jangkauan audiensnya ke generasi muda.
  2. Diversifikasi Bisnis
    Microsoft selama ini fokus pada perangkat lunak, layanan cloud, dan produk produktivitas. Dengan mengakuisisi TikTok, Microsoft memiliki kesempatan untuk memperluas portofolionya ke bisnis media sosial yang sangat menguntungkan.
  3. Peluang Iklan Digital
    TikTok adalah platform yang sangat menarik bagi pengiklan karena algoritmanya yang canggih dan interaksi tinggi dengan pengguna. Akuisisi ini dapat membuka sumber pendapatan baru bagi Microsoft di bidang periklanan digital.

Peran Donald Trump dalam Negosiasi

Donald Trump memainkan peran kunci dalam upaya mendorong ByteDance untuk menjual TikTok. Saat itu, Trump mengklaim bahwa akuisisi TikTok oleh perusahaan AS akan melindungi keamanan data pengguna Amerika dan mencegah potensi pengaruh asing. Trump bahkan memberikan batas waktu kepada ByteDance untuk menyelesaikan kesepakatan, atau TikTok akan menghadapi pelarangan di AS.Namun, pendekatan Trump terhadap TikTok juga menuai kritik. Banyak yang menilai langkah tersebut lebih bermuatan politik dibandingkan kekhawatiran nyata terhadap keamanan data. Beberapa pihak bahkan menyebut tindakan ini sebagai cara Trump menekan perusahaan China di tengah ketegangan perdagangan antara AS dan China.

Bagaimana Kesepakatan Ini Berakhir?

Meskipun Microsoft menunjukkan ketertarikannya pada TikTok, kesepakatan tersebut tidak pernah terwujud. ByteDance akhirnya memilih untuk bernegosiasi dengan perusahaan teknologi lain, yaitu Oracle dan Walmart, untuk menyelesaikan masalah operasional TikTok di AS. Dalam kesepakatan ini, Oracle akan bertindak sebagai mitra teknologi tepercaya untuk mengelola data pengguna TikTok di Amerika Serikat.Microsoft, di sisi lain, menarik diri dari negosiasi. Dalam sebuah pernyataan, Microsoft mengungkapkan bahwa ByteDance menolak tawarannya, meskipun Microsoft merasa dapat memberikan solusi yang aman dan terpercaya bagi TikTok.

Baca Juga :  Xiaomi Geser Huawei, Rebut Posisi Puncak di Pasar Smartphone China

Apa Dampaknya bagi Teknologi dan Politik Global?

Kasus TikTok mencerminkan bagaimana teknologi dan politik semakin terhubung erat di era modern. Berikut adalah beberapa dampak penting dari kontroversi ini:

1. Ketegangan Geopolitik

Ketegangan antara AS dan China semakin meningkat akibat kasus TikTok. AS menuduh perusahaan teknologi China sebagai ancaman keamanan nasional, sementara China menilai langkah AS sebagai upaya proteksionisme.

2. Peran Teknologi dalam Keamanan Nasional

Kasus ini menyoroti pentingnya melindungi data pengguna di era digital. Negara-negara semakin memperketat kontrol terhadap perusahaan teknologi asing untuk melindungi data warganya.

3. Perubahan Lanskap Bisnis Teknologi

Jika Microsoft berhasil mengakuisisi TikTok, ini akan menjadi langkah besar dalam mengubah lanskap bisnis teknologi. Namun, dengan kegagalan kesepakatan ini, Microsoft tetap fokus pada bisnis intinya di bidang perangkat lunak dan cloud computing.

Pengungkapan Donald Trump tentang ketertarikan Microsoft untuk mengakuisisi TikTok membuka kembali diskusi tentang hubungan antara teknologi, keamanan data, dan politik. Meskipun kesepakatan ini tidak pernah terwujud, kasus ini menjadi contoh bagaimana perusahaan teknologi besar dan pemerintah terlibat dalam persaingan geopolitik yang kompleks.

Berita Terkait

Redmi Watch 6 Resmi Hadir, Tombol Putar Mirip Apple Watch dan HyperOS 3 Jadi Andalan
Gangguan AWS Ubah Kasur Pintar Jadi “Neraka Panas”, Pengguna Terbangun Berkeringat
Peluang Bisnis Produk Ramah Lingkungan di Pasar Modern
Realme GT 8 Pro, Inovasi Modular Kamera yang Bisa Diganti Sesuka Hati
7 Smartphone Terbaru di Indonesia 2025, Baterai Jumbo Hingga 7.000 mAh untuk Daya Tahan Maksimal
iPhone 17 Pro, Inovasi Terbaru Apple yang Siap Mengguncang Pasar Indonesia
OpenAI Raih Takhta Perusahaan Swasta Terbesar Dunia, Lebih Unggul dari SpaceX
Spesifikasi dan Harga Vivo V60 Lite 5G vs 4G, Pilihan Terjangkau untuk Pengguna di Indonesia
Berita ini 10 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 27 Oktober 2025 - 13:09 WIB

Redmi Watch 6 Resmi Hadir, Tombol Putar Mirip Apple Watch dan HyperOS 3 Jadi Andalan

Kamis, 23 Oktober 2025 - 19:51 WIB

Peluang Bisnis Produk Ramah Lingkungan di Pasar Modern

Rabu, 22 Oktober 2025 - 13:13 WIB

Realme GT 8 Pro, Inovasi Modular Kamera yang Bisa Diganti Sesuka Hati

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 13:34 WIB

7 Smartphone Terbaru di Indonesia 2025, Baterai Jumbo Hingga 7.000 mAh untuk Daya Tahan Maksimal

Selasa, 14 Oktober 2025 - 12:58 WIB

iPhone 17 Pro, Inovasi Terbaru Apple yang Siap Mengguncang Pasar Indonesia

Berita Terbaru

LIFE STYLE & ENTERTAINMENT

Malam Panggung Silent Disco Rooftop Jakarta, Alternatif Hiburan Kota yang Elegan

Senin, 27 Okt 2025 - 21:13 WIB

INTERNASIONAL

Drone Rusia Serang Ibu Kota Ukraina, 3 Orang Tewas

Minggu, 26 Okt 2025 - 19:26 WIB

NASIONAL

Prabowo-Anwar, Pertemuan Hangat di Puncak Keketuaan Malaysia

Minggu, 26 Okt 2025 - 12:58 WIB