Wajah Benjamin Franklin di 100 Dolar AS yang Mau Diubah Trump

- Jurnalis

Rabu, 5 Maret 2025 - 18:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Belakangan ini, dunia politik Amerika Serikat kembali diwarnai kontroversi setelah seorang anggota Kongres dari Partai Republik mengusulkan perubahan desain uang kertas 100 dolar AS.

Belakangan ini, dunia politik Amerika Serikat kembali diwarnai kontroversi setelah seorang anggota Kongres dari Partai Republik mengusulkan perubahan desain uang kertas 100 dolar AS.

JAKARTA, koranmetro.com – Belakangan ini, dunia politik Amerika Serikat kembali diwarnai kontroversi setelah seorang anggota Kongres dari Partai Republik mengusulkan perubahan desain uang kertas 100 dolar AS. Rancangan Undang-Undang (RUU) bertajuk “Golden Age Act of 2025” ini mengusulkan agar wajah Benjamin Franklin yang selama ini menghiasi pecahan tersebut digantikan dengan wajah mantan Presiden Donald Trump.

Usulan dari Partai Republik

Usulan ini diajukan oleh Brandon Gill, seorang anggota Kongres dari Texas, yang berpendapat bahwa Trump layak mendapatkan penghormatan ini karena berbagai kebijakan yang dianggapnya menguntungkan Amerika Serikat. Gill menyoroti keberhasilan Trump dalam mengamankan perbatasan, memperbaiki hubungan perdagangan internasional, mencapai kemandirian energi, serta menempatkan kepentingan nasional sebagai prioritas utama selama masa kepemimpinannya.

Dalam RUU yang diajukannya, Gill meminta Departemen Keuangan AS untuk merancang desain awal uang kertas 100 dolar dengan wajah Trump sebelum 31 Desember 2026. Selain itu, semua uang 100 dolar yang dicetak setelah 31 Desember 2028 diwajibkan menggunakan desain baru tersebut.

Sejarah Perubahan Wajah Tokoh di Uang Kertas AS

Jika usulan ini disetujui, ini akan menjadi perubahan besar dalam sejarah uang kertas Amerika Serikat. Perubahan wajah tokoh dalam mata uang AS terakhir kali terjadi pada tahun 1929, ketika Andrew Jackson menggantikan Grover Cleveland pada uang kertas 20 dolar. Sejak saat itu, desain uang kertas tetap dipertahankan, dengan beberapa pembaruan pada fitur keamanan.

Baca Juga :  Houthi Serang Kapal Induk AS Dua Kali dalam 24 Jam sebagai Respons terhadap Trump

Benjamin Franklin, seorang bapak pendiri Amerika dan ilmuwan terkenal, telah menghiasi uang 100 dolar sejak tahun 1914. Keberadaannya pada pecahan ini melambangkan kontribusinya yang besar dalam membangun Amerika Serikat, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan, diplomasi, dan kebijakan pemerintahan.

Pro dan Kontra di Kongres

RUU ini diperkirakan akan menghadapi tantangan berat di Kongres. Partai Demokrat diprediksi akan menolak usulan ini, bahkan kemungkinan akan melakukan filibuster untuk menggagalkannya. Para penentang berpendapat bahwa wajah Trump dalam uang 100 dolar tidak mewakili nilai-nilai universal yang seharusnya diusung oleh mata uang nasional.

Di sisi lain, pendukung Trump melihat ini sebagai penghormatan yang layak bagi mantan presiden yang dianggap telah membawa banyak perubahan besar bagi negara. Sebagian juga melihat ini sebagai langkah simbolis yang akan memperkuat warisan politik Trump dalam sejarah Amerika Serikat.

Baca Juga :  Jerman Siap Salurkan Bantuan Militer Senilai Rp2,9 Triliun untuk Ukraina

Usulan Lain untuk Mengabadikan Nama Trump

Selain perubahan wajah pada uang kertas, ada juga usulan lain untuk menghormati Trump, seperti menjadikan hari ulang tahunnya sebagai hari libur nasional. Usulan ini diajukan oleh Claudia Tenney, anggota Kongres dari New York, yang menyebut bahwa kepemimpinan Trump layak untuk dikenang dengan cara khusus.

Namun, seperti halnya dengan perubahan pada uang kertas, usulan ini juga menghadapi resistensi besar dari berbagai pihak, terutama dari Partai Demokrat dan kelompok-kelompok yang menolak glorifikasi terhadap figur politik tertentu.

Meskipun usulan ini telah mengundang banyak perdebatan, masa depannya masih belum pasti. Proses legislasi yang panjang dan kompleks di Kongres serta perbedaan pandangan yang tajam antara Partai Republik dan Demokrat membuat kemungkinan pengesahan RUU ini menjadi kecil. Namun, langkah ini tetap mencerminkan dinamika politik yang terus berkembang di Amerika Serikat, terutama dalam era pasca-Trump.

Berita Terkait

Tesla Tunda Peluncuran Mobil Baru Akibat Ketegangan Perang Dagang AS-China​
Badai Pasir Dahsyat Menyapu Irak, Ribuan Orang Dilarikan ke Rumah Sakit
Israel Klaim Operasi Intelijen Shin Bet Berhasil Bunuh Anggota Senior Hamas
AS Cabut Visa Mahasiswa Asal China Tiga Pekan Jelang Kelulusan
Myanmar Kembali Diguncang Gempa
Proyek Kereta Bawah Tanah di Seoul Amblas, 1 Orang Hilang, 1 Terjebak
CEO Siemens Sekeluarga Korban Tewas Helikopter Jatuh di Sungai Hudson
Menlu RI Sugiono Tegaskan Evakuasi Warga Gaza Bukan Berarti Relokasi
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 19 April 2025 - 20:14 WIB

Tesla Tunda Peluncuran Mobil Baru Akibat Ketegangan Perang Dagang AS-China​

Kamis, 17 April 2025 - 19:30 WIB

Badai Pasir Dahsyat Menyapu Irak, Ribuan Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Rabu, 16 April 2025 - 16:14 WIB

Israel Klaim Operasi Intelijen Shin Bet Berhasil Bunuh Anggota Senior Hamas

Senin, 14 April 2025 - 16:45 WIB

AS Cabut Visa Mahasiswa Asal China Tiga Pekan Jelang Kelulusan

Minggu, 13 April 2025 - 13:48 WIB

Myanmar Kembali Diguncang Gempa

Berita Terbaru

Di balik dominasi Android dan Chrome OS, Google diam-diam mengembangkan sistem operasi baru bernama Fuchsia OS.

Aplikasi & OS

Fuchsia OS, Masa Depan Sistem Operasi Buatan Google

Sabtu, 19 Apr 2025 - 18:32 WIB