JAKARTA, koranmetro.com – Ketegangan di Timur Tengah kembali meningkat setelah serangan udara Israel dilaporkan menewaskan seorang komandan senior dari Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) di Suriah. Insiden ini terjadi di tengah eskalasi konflik antara Israel dan kelompok-kelompok yang didukung Iran di kawasan tersebut.
Menurut laporan dari media resmi Suriah dan beberapa sumber keamanan regional, serangan udara yang terjadi dalam beberapa hari terakhir menyasar sebuah bangunan di pinggiran Damaskus yang diduga menjadi markas operasi kelompok pro-Iran. Di antara korban tewas, terdapat satu pejabat militer Iran berpangkat komandan, yang identitasnya belum sepenuhnya diungkap ke publik oleh otoritas Iran.
Israel belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait serangan ini, namun berdasarkan rekam jejak, militer Israel secara konsisten menargetkan posisi IRGC dan milisi pro-Iran di wilayah Suriah dalam upaya mencegah penyebaran pengaruh Teheran dekat perbatasannya.
Serangan ini menambah panjang daftar korban dari pihak IRGC yang tewas akibat operasi militer Israel sejak awal 2024. Tel Aviv menuduh Iran terus menggunakan wilayah Suriah untuk memperkuat kehadiran militernya dan menyuplai senjata kepada kelompok Hizbullah di Lebanon, serta milisi Syiah lainnya yang beroperasi di Suriah dan Irak.
Sementara itu, Teheran mengutuk keras serangan ini dan menyebutnya sebagai tindakan agresi terang-terangan yang melanggar kedaulatan negara lain. Kementerian Luar Negeri Iran memperingatkan bahwa tindakan Israel tersebut bisa memicu reaksi balasan yang lebih luas di kawasan.
Pengamat geopolitik memperkirakan bahwa insiden semacam ini berpotensi memperdalam ketegangan regional, terutama jika IRGC atau sekutu Iran memutuskan untuk membalas. Situasi ini juga memperbesar risiko konflik terbuka yang melibatkan lebih banyak aktor di kawasan.