JAKARTA, koranmetro.com – Hipdut, singkatan dari hip-hop dangdut, adalah tren musik baru yang menggabungkan ritme dangdut khas dengan beat trap, elektronik, dan gaya hip-hop urban. Terlahir akhir Desember 2024 lewat lagu viral “Garam & Madu (Sakit Dadaku)” oleh Tenxi, Jemsii, dan Naykilla, genre ini langsung mencuri perhatian generasi muda Indonesia lewat TikTok dan YouTube, meraih lebih dari 138 juta views hanya dalam delapan bulan ke depan.
Hipdut bukan sekadar musik, melainkan fenomena budaya. Lirik multibahasa, beat enerjik, dan estetika visual artis—dengan gaya rambut acak, celana longgar, beanie, dan sneakers—menjadi ciri khas subkultur ini. Lagu-lagu pendatang seperti “Aku Dah Lupa” oleh Zia & Mikky (Februari 2025) semakin memperkuat dominasi hipdut di tangga lagu Indonesia dan Malaysia.
Daya tarik hipdut terletak pada kombinasi tradisi dengan modernitas—irama dangdut yang mengakar di pasar lokal berpadu dengan ritme kontemporer. Kolaborasi seperti ini menciptakan identitas baru yang autentik, berbicara langsung kepada selera Gen Z yang haus akan inovasi dan nyaris global dalam pendekatan ekspresi musiknya.
Hipdut juga mencerminkan kekuatan media sosial sebagai pemicu tren. Lagu “Garam & Madu” dan genre hipdut tak hanya disiapkan untuk playlist, tetapi tumbuh menjadi format konten yang bisa dinikmati secara visual dan interaktif. Doubel challenge TikTok, dance trend, dan konten kreator ikut mendorong popularitas genre ini hingga menjadi bagian penting hiburan kekinian.
Dengan perpaduan musik dan gaya hidup, hipdut menunjukkan bagaimana seni tradisional bisa berevolusi dan tetap relevan. Genre ini bukan sekadar tren semata, tetapi gerakan budaya yang menggabungkan kebaruan, komunitas, dan nostalgia