JAKARTA, koranmetro.com – Di sebuah sudut pesisir selatan Pulau Sumatra, tepatnya di Pantai Selat Panjang, digelar Festival Jazz Pantai Selat Panjang—aksi kreatif yang memadukan musik jazz kontemporer dengan pesona alam pantai. Acara ini dirancang khusus untuk menarik wisatawan, sekaligus mendukung pelaku seni lokal agar mendapat platform untuk unjuk karya.
Festival berlangsung selama tiga hari, dengan panggung utama yang dibangun di atas pasir pantai, berdekor lampu temaram berwarna hangat, memberi kesan intim dan romantis saat senja. Para musisi jazz Indonesia — dari kawakan hingga generasi muda — tampil dengan formasi trio, kuartet, atau big band kecil. Di antara lagu-lagu klasik jazz dan aransemen modern, penonton juga disuguhi komposisi baru yang menggabungkan unsur musik lokal seperti gambus dan suling.
Selain pertunjukan musik, festival menghadirkan workshop kreatif: improvisasi jazz bagi pemula, kreasi alat musik dari bahan lokal, dan sesi dialog “Musik, Pariwisata & Ekonomi Kreatif” bersama narasumber profesional di bidang budaya dan pariwisata. Aneka stan kuliner menjual sajian khas daerah—ikan bakar pedas, kelapa muda segar, sate kepiting, dan kopi robusta—lengkap dengan suasana laut yang menenangkan.
Sore hari menjadi momen favorit banyak pengunjung: musik ringan mengalun, ombak lembut menerpa pantai, dan langit sengaja dibiarkan gelap sebagian agar lampu panggung dan bintang malam tampak kontras. Interaksi antara musisi dan penonton terasa hangat—sering terdengar lagu dadakan berdasarkan permintaan penonton.
Panitia berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan penggiat pariwisata untuk memastikan acara berjalan lancar dan aman, termasuk sistem tiket digital, penataan transportasi lokal, dan pengelolaan sampah laut yang ramah lingkungan.
Dengan memadukan keindahan alam, udara laut segar, dan musik berkualitas, Festival Jazz Pantai Selat Panjang menjadi contoh bagaimana event hiburan dapat menyatu dengan identitas lokal dan memperkuat ekonomi kreatif di daerah pesisir.