Guru Supriyani Pertanyakan Komitmen Mendikdasmen Setelah Gagal PPPK

- Jurnalis

Kamis, 9 Januari 2025 - 20:22 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dalam pernyataannya, Supriyani menekankan pentingnya perlindungan bagi guru honorer dan berharap agar pemerintah dapat lebih konsisten dalam menepati janji-janji yang telah dibuat

Dalam pernyataannya, Supriyani menekankan pentingnya perlindungan bagi guru honorer dan berharap agar pemerintah dapat lebih konsisten dalam menepati janji-janji yang telah dibuat

JAKARTA, koranmetro.com – Guru honorer Supriyani dari Sulawesi Tenggara mengungkapkan kekecewaannya setelah tidak lulus dalam seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Supriyani, yang sebelumnya diharapkan akan diangkat menjadi guru PPPK, kini mempertanyakan komitmen Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) dalam memenuhi janji mereka untuk memberikan perlindungan dan kesempatan yang adil bagi guru honorer.

Supriyani menjadi sorotan publik setelah terlibat dalam kasus hukum yang melibatkan tuduhan penganiayaan terhadap siswa, yang merupakan anak seorang polisi. Meskipun Mendikdasmen, melalui Prof. Mu’ti, telah menyatakan akan memberikan afirmasi untuk membantu Supriyani dalam proses melamar PPPK, kenyataan bahwa ia tidak lulus seleksi membuatnya merasa dirugikan dan mempertanyakan keefektifan janji tersebut.

Baca Juga :  Tuntutan Transparansi Proses Penanganan Kasus Penyerangan Polres Tarakan oleh TNI

Dalam pernyataannya, Supriyani menekankan pentingnya perlindungan bagi guru honorer dan berharap agar pemerintah dapat lebih konsisten dalam menepati janji-janji yang telah dibuat. Ia juga meminta agar nasib guru honorer lainnya tidak diabaikan, terutama dalam konteks penghapusan status honorer yang menjadi isu hangat saat ini.

Baca Juga :  Ikut Pemerasan DWP, Brigadir Dwi dan Bripka Pratama Disanksi Demosi

Kondisi ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh banyak guru honorer di Indonesia, yang sering kali merasa tidak mendapatkan perlindungan dan perhatian yang layak dari pemerintah. Supriyani berharap agar kasusnya dapat menjadi perhatian bagi pihak berwenang untuk meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan bagi semua guru honorer di tanah air.

Berita Terkait

Lisa Mariana Dilaporkan Ridwan Kamil ke Polisi Usai Tuduhan Menghamili
Demokrasi Sehat Bukan Harus Serba Satu, Pemerintahan Butuh Oposisi yang Kuat
Laba Gudang Garam Terjun Bebas, Dari Rp5,3 Triliun Menjadi Rp981 Miliar di 2024
Duta Palma Group Dituduh Merugikan Negara Rp 4,7 Triliun dalam Kasus Pengolahan Kelapa Sawit
Prabowo Sambut Wakil PM Rusia Denis Manturov di Istana Merdeka
Skandal Suap CPO, Tiga Hakim PN Jakarta Terseret Dugaan Uang Rp 22,5 Miliar
Gadis 12 Tahun Korban Kekerasan Seksual di Makassar Berhasil Kabur Saat Pelaku Salat Jumat
Prabowo di Mesir, Membangun Jembatan Emas Kemitraan Strategis Indonesia-Mesir
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 18 April 2025 - 20:02 WIB

Lisa Mariana Dilaporkan Ridwan Kamil ke Polisi Usai Tuduhan Menghamili

Jumat, 18 April 2025 - 12:19 WIB

Demokrasi Sehat Bukan Harus Serba Satu, Pemerintahan Butuh Oposisi yang Kuat

Rabu, 16 April 2025 - 20:09 WIB

Laba Gudang Garam Terjun Bebas, Dari Rp5,3 Triliun Menjadi Rp981 Miliar di 2024

Selasa, 15 April 2025 - 21:22 WIB

Duta Palma Group Dituduh Merugikan Negara Rp 4,7 Triliun dalam Kasus Pengolahan Kelapa Sawit

Selasa, 15 April 2025 - 14:10 WIB

Prabowo Sambut Wakil PM Rusia Denis Manturov di Istana Merdeka

Berita Terbaru

Di balik dominasi Android dan Chrome OS, Google diam-diam mengembangkan sistem operasi baru bernama Fuchsia OS.

Aplikasi & OS

Fuchsia OS, Masa Depan Sistem Operasi Buatan Google

Sabtu, 19 Apr 2025 - 18:32 WIB