JAKARTA, koranmetro.com – Kabar duka datang dari Lebanon, di mana Hassan Nasrallah, pemimpin kelompok Hizbullah, dilaporkan tewas dalam serangan udara yang dilakukan oleh pasukan Israel. Serangan ini terjadi di wilayah perbatasan Lebanon dan Israel dan mengundang reaksi luas dari berbagai kalangan, baik di dalam negeri maupun internasional.
Nasrallah, yang telah memimpin Hizbullah sejak tahun 1992, dikenal sebagai tokoh kontroversial dan karismatik. Ia menjadi simbol perlawanan terhadap Israel dan seringkali berbicara menentang kebijakan Barat di Timur Tengah. Di bawah kepemimpinannya, Hizbullah tumbuh menjadi salah satu kekuatan militer dan politik paling signifikan di Lebanon, terutama selama konflik dengan Israel pada tahun 2006.
Menurut laporan, serangan tersebut terjadi saat Nasrallah tengah memberikan pidato publik. Dalam serangan itu, beberapa anggota Hizbullah lainnya juga dilaporkan tewas dan terluka. Militer Israel belum memberikan komentar resmi mengenai insiden ini, tetapi sebelumnya mereka telah meningkatkan serangan terhadap sasaran-sasaran yang dianggap sebagai ancaman di wilayah Lebanon.
Kepergian Nasrallah memicu kepanikan dan kecemasan di kalangan pendukung Hizbullah. Banyak yang menganggapnya sebagai kehilangan besar bagi gerakan yang telah mengubah lanskap politik dan militer di Lebanon. Di sisi lain, kelompok-kelompok oposisi dan beberapa kalangan internasional menyambut berita ini sebagai kesempatan untuk meredakan ketegangan di kawasan.
Di Beirut, demonstrasi spontan terjadi sebagai bentuk dukacita dan solidaritas dari pendukung Hizbullah. Mereka menuntut balas atas serangan Israel dan menyatakan tekad untuk melanjutkan perjuangan yang selama ini dijalankan oleh Nasrallah.
Sementara itu, para analis politik memperkirakan bahwa kematian Nasrallah dapat memicu ketidakstabilan lebih lanjut di Lebanon, yang sudah terpuruk dalam krisis ekonomi dan politik. Banyak yang bertanya-tanya siapa yang akan menggantikan posisinya dan bagaimana arah Hizbullah ke depan.
Dalam konteks ini, perkembangan selanjutnya akan sangat dinanti, terutama terkait reaksi dari Hizbullah dan kemungkinan tindakan balasan terhadap Israel. Ketegangan yang meningkat ini mengingatkan masyarakat internasional akan risiko yang selalu ada di kawasan Timur Tengah yang bergolak.