Ojol Protes Bergerak dari DPR ke Markas Brimob Kwitang

- Jurnalis

Jumat, 29 Agustus 2025 - 12:46 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pada Jumat, 29 Agustus 2025, puluhan pengemudi ojek online (ojol) yang awalnya berkumpul di depan Gedung DPR RI,

Pada Jumat, 29 Agustus 2025, puluhan pengemudi ojek online (ojol) yang awalnya berkumpul di depan Gedung DPR RI,

JAKARTA, koranmetro.com – Pada Jumat, 29 Agustus 2025, puluhan pengemudi ojek online (ojol) yang awalnya berkumpul di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, bergerak menuju Markas Komando (Mako) Brimob di Kwitang, Jakarta Pusat. Aksi ini dipicu oleh kematian tragis seorang pengemudi ojol, Affan Kurniawan (21), yang tewas terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob pada Kamis, 28 Agustus 2025, di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat, selama demonstrasi. Massa menuntut keadilan dan transparansi atas insiden tersebut, yang memicu kemarahan di kalangan pengemudi ojol dan masyarakat.

Pergerakan Massa dari DPR ke Kwitang

Aksi protes dimulai di depan gerbang utama Gedung DPR RI, tempat para pengemudi ojol menyampaikan orasi dan kemarahan mereka. Mereka sempat melemparkan botol dan batu ke arah gedung DPR sebagai bentuk protes atas kematian Affan. Sekitar pukul 10.30 WIB, massa mendapat seruan untuk berpindah ke Mako Brimob di Kwitang. Dengan konvoi puluhan motor, mereka meninggalkan Senayan menuju Kwitang, dipimpin oleh komando bersama untuk menuntut pertanggungjawaban dari pihak Brimob. Sulaeman, salah satu pengemudi ojol, menyatakan bahwa pergerakan ini merupakan “satu komando” menuju Kwitang, meskipun belum jelas apakah mereka akan kembali ke DPR.

Situasi di Markas Brimob Kwitang

Setibanya di Mako Brimob, situasi menjadi semakin tegang. Massa, yang terdiri dari pengemudi ojol, warga, dan beberapa demonstran dari aksi sebelumnya di Senayan, berkumpul di sekitar lampu merah Senen menuju Atrium. Mereka terus menyuarakan kemarahan dengan teriakan “pembunuh” dan menuntut transparansi atas insiden yang menewaskan Affan. Beberapa kali, aksi saling dorong dan pelemparan benda keras terjadi antara massa dan aparat Brimob yang berjaga. Gas air mata ditembakkan secara berkala oleh polisi, dengan bau menyengat dan asap masih terlihat hingga Jumat pagi. Massa menggunakan pasta gigi di bawah mata untuk mengurangi efek gas air mata, menunjukkan ketegangan yang belum mereda.

Baca Juga :  DPR Soroti Krisis Keracunan MBG, Kepala BGN Ungkap 6.457 Lebih Korban di Seluruh Nusantara

Keterlibatan TNI dan Upaya Mediasi

Untuk meredam situasi, personel TNI dari Angkatan Darat (Kostrad) dan Angkatan Laut (Marinir) dikerahkan pada Jumat pagi. Mereka berusaha berdialog dengan massa untuk menghentikan aksi pelemparan dan provokasi. Asintel Kaskostrad Brigjen TNI Muhammad Nas menyatakan bahwa massa menuntut dua hal: hukuman yang adil dan transparan bagi pelaku penabrakan Affan serta pembebasan demonstran yang ditahan. Setelah dialog, massa setuju untuk membubarkan diri dengan janji akan kembali setelah hasil pengusutan kasus diumumkan. Kehadiran TNI disambut positif oleh massa, yang meneriakkan “Hidup TNI!” sebagai bentuk dukungan. Situasi akhirnya menjadi lebih kondusif, dan aparat TNI-Polri mulai ditarik mundur.

Dampak dan Respons

Aksi protes ini menyebabkan gangguan lalu lintas signifikan di sekitar Kwitang dan Senen. Jalan dari Tugu Tani hingga perempatan Senen ditutup total, dengan kendaraan dialihkan ke Flyover Senen menuju Gunung Sahari, menyebabkan kemacetan panjang. Fasilitas umum seperti lampu lalu lintas dan pos polisi di bawah flyover Simpang Lima, Senen, juga menjadi sasaran amuk massa, dengan beberapa di antaranya dirusak atau dibakar.

Baca Juga :  Penangkapan 7 Anggota Jaringan Narkoba Fredy Pratama, Langkah Besar dalam Memerangi Peredaran Narkoba

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merespons dengan menggelar rapat untuk menyikapi situasi di Mako Brimob. Tujuh anggota Brimob yang diduga terlibat dalam insiden telah ditahan, namun massa tetap menuntut proses hukum yang terbuka di pengadilan, bukan hanya pemeriksaan internal. Presiden Prabowo Subianto juga menyatakan kekecewaannya atas tindakan berlebihan aparat dan menjamin kehidupan keluarga Affan, sementara Ketua DPR Puan Maharani mendesak transparansi dari polisi.

Solidaritas dan Tuntutan Keadilan

Ratusan pengemudi ojol menunjukkan solidaritas dengan mengantar jenazah Affan ke Tempat Pemakaman Umum Karet Bivak, mengenakan jaket hijau khas ojol sebagai penghormatan terakhir. Ketua Presidium Koalisi Ojol Nasional, Andi Kristiyanto, menegaskan bahwa aksi ini bertujuan mendesak Brimob untuk bertanggung jawab. Massa juga meminta Propam Polri dan bahkan Presiden Prabowo untuk turun tangan memastikan keadilan. Meski tujuh terduga pelaku telah ditahan, kemarahan massa belum mereda karena kurangnya kejelasan mengenai proses hukum.

Pergerakan massa ojol dari DPR ke Mako Brimob Kwitang mencerminkan kemarahan kolektif atas kematian Affan Kurniawan dan ketidakpuasan terhadap respons awal aparat. Meskipun mediasi TNI berhasil meredakan ketegangan sementara, situasi tetap dinamis dengan potensi protes lanjutan jika tuntutan transparansi dan keadilan tidak dipenuhi. Insiden ini menjadi ujian besar bagi kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian, khususnya Brimob, di tengah sorotan publik yang tajam.

Berita Terkait

KPK Ungkap Jejak Korupsi di Balik Pembangunan 31 RSUD, Ancaman Besar pada Layanan Kesehatan Nasional
KPK dan Parade Aset Rampasan, Dari Showroom Mobil Mewah ke Tumpukan Uang Miliaran
Gen-Z, Konten 15 Detik, dan Bahaya Radikalisme di Balik Scroll Tak Berujung
Pertemuan Hangat di Istana, Prabowo Subianto dan Raja Abdullah II, Ikatan Persahabatan yang Lahir dari Latihan Militer
Transparansi Penyelidikan Ledakan SMAN 72, Kunci Mengatasi Hoaks dan Spekulasi di Era Digital
Prabowo Resmi Bentuk Komisi Reformasi Polri, Nama-nama Elite Hukum dan Mantan Kapolri Siap Percepat Perubahan
Kontroversi Ucapan Kasar Ahmad Sahroni, Dilaporkan ke MKD DPR atas Dugaan Pelanggaran Etik
TNI AD Ubah Ribuan Hektare Lahan Strategis Jadi Pusat Produksi MBG untuk Ketahanan Pangan Nasional
Berita ini 8 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 25 November 2025 - 11:21 WIB

KPK Ungkap Jejak Korupsi di Balik Pembangunan 31 RSUD, Ancaman Besar pada Layanan Kesehatan Nasional

Sabtu, 22 November 2025 - 11:42 WIB

KPK dan Parade Aset Rampasan, Dari Showroom Mobil Mewah ke Tumpukan Uang Miliaran

Kamis, 20 November 2025 - 11:30 WIB

Gen-Z, Konten 15 Detik, dan Bahaya Radikalisme di Balik Scroll Tak Berujung

Sabtu, 15 November 2025 - 11:34 WIB

Pertemuan Hangat di Istana, Prabowo Subianto dan Raja Abdullah II, Ikatan Persahabatan yang Lahir dari Latihan Militer

Senin, 10 November 2025 - 11:23 WIB

Transparansi Penyelidikan Ledakan SMAN 72, Kunci Mengatasi Hoaks dan Spekulasi di Era Digital

Berita Terbaru