Pertemuan Hangat di Istana, Prabowo Subianto dan Raja Abdullah II, Ikatan Persahabatan yang Lahir dari Latihan Militer

- Jurnalis

Sabtu, 15 November 2025 - 11:34 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dalam dunia diplomasi yang sering kali penuh formalitas, pertemuan antara dua pemimpin negara kadang-kadang lebih mirip reuni sahabat lama.

Dalam dunia diplomasi yang sering kali penuh formalitas, pertemuan antara dua pemimpin negara kadang-kadang lebih mirip reuni sahabat lama.

koranmetro.com – Dalam dunia diplomasi yang sering kali penuh formalitas, pertemuan antara dua pemimpin negara kadang-kadang lebih mirip reuni sahabat lama. Begitulah kisah Prabowo Subianto, Presiden Indonesia, dan Raja Abdullah II dari Yordania, yang baru saja bertemu kembali di Istana Merdeka, Jakarta, pada 14 November 2025. Kunjungan kenegaraan Raja Abdullah ini bukan hanya agenda bilateral, melainkan perwujudan ikatan pribadi yang telah terjalin selama empat dekade. Dari latihan militer di Amerika Serikat hingga pembicaraan mendalam soal Gaza dan investasi, pertemuan ini menandai babak baru kerjasama antara dua negara mayoritas Muslim terbesar di kawasan masing-masing.

Awal Mula: Dari Fort Benning hingga Pengasingan di Amman

Persahabatan Prabowo dan Raja Abdullah dimulai pada 1995, saat keduanya masih berpakaian seragam militer. Saat itu, Prabowo—seorang perwira tinggi Tentara Nasional Indonesia (TNI)—dan Pangeran Abdullah (sekarang Raja)—seorang pilot dan komandan pasukan khusus Yordania—ikut serta dalam program pelatihan bersama di Fort Benning Military Academy, Georgia, Amerika Serikat. Latihan ini, yang fokus pada taktik infanteri dan kepemimpinan, menjadi titik temu yang tak terduga bagi dua pria dari latar belakang berbeda: satu dari kepulauan Nusantara, yang lain dari kerajaan gurun di Timur Tengah.

Tiga tahun kemudian, pada 1998, ikatan ini diuji. Di tengah gejolak Reformasi Indonesia pasca-jatuhnya Soeharto, Prabowo—saat itu Komandan Kopassus—dihadapkan tuduhan keterlibatan dalam penculikan aktivis pro-demokrasi. Ia memilih pengasingan sukarela ke Amman, Yordania, di mana ia tinggal selama hampir satu dekade hingga 2008. Meski statusnya stateless (tanpa kewarganegaraan), Prabowo disambut hangat oleh mendiang Raja Hussein, ayah Abdullah. “Yordania menjadi rumah kedua bagiku saat masa sulit,” kenang Prabowo dalam wawancara tahun lalu. Abdullah, yang naik tahta pada 1999, melanjutkan keramahan itu, menjadikan Amman tempat Prabowo membangun kembali karirnya sebagai pengusaha dan politisi.

Baca Juga :  Hari Ayah Nasional Tanggal Berapa? Ini Jadwalnya

Selama masa itu, persahabatan mereka berkembang di luar militer. Prabowo sering menyebut Abdullah sebagai “saudara” dalam pidato-pidatonya, bahkan pada 2014 saat kampanye pilpres, ia berjanji akan memimpin Indonesia “seadil dan seberaninya sahabatku, Raja Yordania.” Ikatan ini bukan sekadar nostalgia; ia mencerminkan nilai-nilai bersama: disiplin militer, komitmen pada stabilitas regional, dan solidaritas umat Muslim.

Pertemuan Sebagai Pemimpin: Dari Amman ke Jakarta

Sejak Prabowo dilantik sebagai Presiden Indonesia pada Oktober 2024, pertemuan dengan Abdullah menjadi lebih strategis. Kunjungan pertama Prabowo ke Yordania sebagai presiden terjadi pada April 2025, di mana ia bertemu Abdullah di Istana Al Husseiniya, Amman. Saat itu, keduanya menandatangani kesepakatan kerjasama pertahanan dan tiga MoU di bidang pertanian, agama, serta pendidikan. Prabowo juga menegaskan dukungan Indonesia terhadap hak Palestina, yang selaras dengan posisi Yordania sebagai penjaga Masjid Al-Aqsa.

Kini, pada November 2025, giliran Abdullah yang datang ke Jakarta sebagai bagian dari tur Asia lima negara (Japan, Vietnam, Singapura, Indonesia, Pakistan). Pesawat kerajaan Abdullah disambut dua jet tempur TNI AU di Bandara Halim Perdanakusuma, di mana Prabowo secara pribadi menyambutnya dengan pelukan hangat—sebuah gestur langka dalam protokol kenegaraan. Di Istana Merdeka, Abdullah menganugerahkan Prabowo Order of the Bejewelled Grand Cordon of Al Nahda, penghargaan tertinggi Yordania, sebagai simbol penghormatan atas persahabatan panjang mereka.

Pertemuan tertutup itu membahas isu krusial: penguatan kerjasama militer, termasuk pertukaran intelijen soal Gaza; investasi ekonomi melalui Danantara (dana kekayaan negara Indonesia); serta perdagangan bilateral yang menurun dari US$709 juta (2024) menjadi US$559 juta (2025). “Kita bukan hanya mitra negara, tapi saudara rakyat,” kata Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, yang ikut hadir. Malam itu ditutup dengan makan malam pribadi, di mana keduanya bernostalgia tentang hari-hari di Fort Benning.

Baca Juga :  10 Smartphone Android Flagship Terkencang Berikutnya, Peringkat AnTuTu September 2025

Implikasi Diplomatik: Jembatan Baru antara Asia Tenggara dan Timur Tengah

Pertemuan ini lebih dari sekadar reuni; ia memperkuat posisi Indonesia sebagai jembatan Muslim terbesar di Asia Tenggara dengan Yordania, yang strategis di Timur Tengah. Di tengah konflik Gaza yang berkepanjangan, kesepakatan intelijen menjadi langkah konkret untuk solidaritas Palestina. Secara ekonomi, Yordania—meski investasinya baru US$5,41 juta di Indonesia—berpotensi ekspansi di sektor pertanian dan pariwisata, sementara Indonesia bisa akses pasar Timur Tengah melalui Amman.

Bagi Prabowo, yang karirnya lahir dari militer, pertemuan ini juga simbolis: dari pengungsi politik menjadi pemimpin yang dihormati raja-raja. Bagi Abdullah, yang menghadapi tantangan domestik dan regional, dukungan dari Indonesia—negara dengan 280 juta penduduk Muslim—memperkuat kredibilitasnya di panggung global.

Pertemuan Prabowo dan Raja Abdullah II di Jakarta adalah bukti bahwa diplomasi terbaik sering lahir dari ikatan pribadi. Dari barak Fort Benning tahun 1995 hingga koridor Istana Merdeka 2025, persahabatan ini telah berevolusi menjadi fondasi kerjasama yang lebih kuat. Di era ketidakpastian global, kisah dua sahabat ini mengingatkan: kepemimpinan sejati dibangun atas kepercayaan, bukan hanya protokol. Seperti kata Abdullah dalam pidatonya, “Persahabatan kita adalah jembatan abadi antara dua umat.”

Berita Terkait

Transparansi Penyelidikan Ledakan SMAN 72, Kunci Mengatasi Hoaks dan Spekulasi di Era Digital
Prabowo Resmi Bentuk Komisi Reformasi Polri, Nama-nama Elite Hukum dan Mantan Kapolri Siap Percepat Perubahan
Kontroversi Ucapan Kasar Ahmad Sahroni, Dilaporkan ke MKD DPR atas Dugaan Pelanggaran Etik
TNI AD Ubah Ribuan Hektare Lahan Strategis Jadi Pusat Produksi MBG untuk Ketahanan Pangan Nasional
Diplomasi Prabowo, Pujian Trump yang Mengukuhkan Posisi Indonesia di Panggung Global
Prabowo-Anwar, Pertemuan Hangat di Puncak Keketuaan Malaysia
Jaksa Tegaskan, Abolisi untuk Tom Lembong Tak Batalkan Proses Hukum Korupsi Impor Gula
Kunjungan Akademisi ke Istana, Dialog Ilmu Pengetahuan dan Kebijakan Negara
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 15 November 2025 - 11:34 WIB

Pertemuan Hangat di Istana, Prabowo Subianto dan Raja Abdullah II, Ikatan Persahabatan yang Lahir dari Latihan Militer

Sabtu, 8 November 2025 - 11:39 WIB

Prabowo Resmi Bentuk Komisi Reformasi Polri, Nama-nama Elite Hukum dan Mantan Kapolri Siap Percepat Perubahan

Senin, 3 November 2025 - 12:52 WIB

Kontroversi Ucapan Kasar Ahmad Sahroni, Dilaporkan ke MKD DPR atas Dugaan Pelanggaran Etik

Jumat, 31 Oktober 2025 - 12:54 WIB

TNI AD Ubah Ribuan Hektare Lahan Strategis Jadi Pusat Produksi MBG untuk Ketahanan Pangan Nasional

Selasa, 28 Oktober 2025 - 12:45 WIB

Diplomasi Prabowo, Pujian Trump yang Mengukuhkan Posisi Indonesia di Panggung Global

Berita Terbaru