JAKARTA, koranmetro.com – Gedung Putra World Trade Centre (PWTC) kembali menjadi saksi bisu pertemuan para pemimpin Asia Teng.two pada KTT ASEAN ke-47. Namun, di balik agenda maraton soal ekonomi biru, perubahan iklim, dan ketahanan pangan, satu momen yang mencuri perhatian adalah sambutan hangat Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim kepada Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.
Sapaan “Abang” yang Menggema
Saat pesawat kepresidenan RI-1 mendarat di Pangkalan Udara Subang pukul 09.15 pagi, Anwar sudah menanti di red carpet. Bukan sekadar jabat tangan protokoler, Anwar langsung memeluk Prabowo dan menyapa, “Selamat datang, Abang Presiden!” Sapaan khas itu—yang kerap digunakan Anwar untuk Prabowo sejak era reformasi 1998—membuat suasana langsung cair.
“Malaysia dan Indonesia adalah saudara kandung. Kita bukan sekadar tetangga, tapi satu napas,” ujar Anwar kepada wartawan usai upacara penyambutan. Prabowo, dengan senyum khasnya, menjawab, “Kita harus terus jaga ‘rumah besar’ ASEAN ini bersama.”
Agenda Bilateral di Sela Pleno
Di sela-sela sesi pleno, keduanya menyelinap ke ruang bilateral selama 35 menit. Isu perbatasan laut Natuna, perlindungan TKI, hingga kolaborasi industri halal menjadi menu utama. Sumber dari Istana Kepresidenan RI menyebutkan, kedua pemimpin sepakat mempercepat finalisasi MoU perlindungan pekerja migran sebelum akhir 2025.
“Kami juga membahas skema barter beras Malaysia dengan kopi specialty Indonesia,” tambah Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang mendampingi Prabowo.
Simbol “Kepemimpinan Ganda” ASEAN
KTT kali ini memang spesial: Malaysia baru saja menerima palu keketuaan dari Laos, sementara Indonesia masih menikmati “legacy” sebagai ketua 2023. Prabowo, dalam pidato pembukanya, menyinggung soal “ASEAN Way 2.0” yang harus lebih responsif terhadap krisis iklim dan disrupsi teknologi.
Anwar menimpali, “Indonesia adalah jangkar stabilitas. Tanpa Jakarta, Kuala Lumpur tidak akan bisa berlari kencang.”
Momen Kemanusiaan: Bantuan untuk Gaza
Di luar forum resmi, Prabowo dan Anwar juga mengumumkan pengiriman bersama 1.000 ton bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui jalur laut Malaysia-Indonesia. Kapal KM Bunga Mas Enam milik Angkatan Laut Malaysia akan berlayar dari Pelabuhan Klang pekan depan, dikawal KRI dr. Soeharso.
“Ini bukan soal politik, tapi soal kemanusiaan,” tegas Prabowo.
Malam Budaya di Istana Perdana Putri
Puncak keakraban ditutup dengan jamuan malam di Istana Perdana Putri. Anwar menyuguhkan laksa Penang dan sate kajang, sementara Prabowo membawa rendang Payakumbuh asli buatan ibu negara. Pertukaran cinderamata pun tak biasa: Prabowo menghadiahi keris Majapahit replika, Anwar membalas dengan wau bulan tradisional Kelantan.
“Kita ini seperti adik-kakak yang kadang bertengkar, tapi selalu pulang ke rumah yang sama,” canda Anwar sembari mengangkat gelas teh tarik.
Menuju KTT ke-48 di Jakarta?
Dengan KTT ke-47 resmi berakhir esok, bisik-bisik di koridor PWTC menyebut Indonesia berpeluang menjadi tuan rumah KTT ke-48 pada 2026—tepat saat Prabowo genap dua tahun menjabat. Jika itu terjadi, Anwar berjanji akan “membalas kunjungan dengan sambutan lebih meriah di Jakarta.”
Satu hal pasti: di tengah ketegangan geopolitik global, hubungan Malaysia-Indonesia tetap menjadi penyangga utama bagi stabilitas ASEAN. Dan pertemuan Prabowo-Anwar hari ini adalah bukti bahwa “abang-adik” masih bisa duduk semeja, walau kadang berbeda pendapat.









