Polisi Buru Kepala Paspampres Korsel Usai Halangi Penangkapan Presiden Yoon Suk Yeol

- Jurnalis

Rabu, 15 Januari 2025 - 18:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA, koranmetro.com – Polisi Korea Selatan sedang melakukan upaya pencarian terhadap Kepala Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), Park Chong Jun, setelah ia diduga menghalangi penangkapan Presiden Yoon Suk Yeol. Insiden ini terjadi saat tim penyidik dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berusaha menahan Presiden Yoon di kediamannya sebagai bagian dari investigasi yang sedang berlangsung.

Kronologi Kejadian

Peristiwa ini bermula ketika tim penyidik KPK Korea Selatan mencoba menahan Presiden Yoon Suk Yeol di kediamannya terkait dengan sejumlah tuduhan yang sedang diselidiki. Namun, upaya penangkapan tersebut mengalami kendala besar ketika Paspampres, yang dipimpin oleh Park Chong Jun, melakukan intervensi dengan menghalangi proses tersebut.

Menurut sumber yang terlibat dalam kejadian tersebut, bentrokan fisik terjadi antara anggota Paspampres dan tim penyidik. Paspampres berdalih bahwa mereka bertindak untuk menghindari kemungkinan terjadinya pertumpahan darah dan untuk menjaga keselamatan Presiden Yoon selama situasi yang penuh ketegangan tersebut.

Langkah Pencarian oleh Polisi

Setelah insiden tersebut, Park Chong Jun, yang dianggap bertanggung jawab atas penghalangan penangkapan, mengundurkan diri dari jabatannya pada Jumat lalu. Meskipun demikian, tindakan pengunduran diri tersebut tidak menghentikan upaya polisi untuk menangkapnya. Pemerintah Korea Selatan saat ini sedang memperketat investigasi terhadap peran Paspampres dalam kejadian ini, dan polisi telah mengeluarkan perintah pencarian untuk Park Chong Jun.

Baca Juga :  Aksi Heroik Sugiyanto, WNI yang Selamatkan Lansia dan Dapatkan Visa Jangka Panjang di Korsel

“Pencarian terhadap Kepala Paspampres sedang dilakukan. Kami tidak akan membiarkan tindakan yang menghalangi proses hukum terjadi begitu saja,” ujar seorang pejabat kepolisian Korea Selatan.

Reaksi Publik dan Dampak Politik

Insiden ini telah memicu ketegangan politik yang semakin meningkat di Korea Selatan, terutama setelah pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol. Penghalangan penangkapan ini dinilai sebagai upaya pihak tertentu untuk melindungi Presiden yang tengah menghadapi masalah hukum serius. Banyak pihak, baik dari dalam negeri maupun internasional, mengutuk tindakan ini dan menyerukan agar proses hukum dijalankan dengan transparan dan tanpa intervensi.

Beberapa pihak di parlemen dan masyarakat sipil Korea Selatan menilai bahwa penghalangan penangkapan ini adalah bentuk perlawanan terhadap upaya penegakan hukum dan bisa memperburuk citra pemerintah.

Baca Juga :  Mantan Perdana Menteri Malaysia, Tan Sri Muhyiddin Yassin Didakwa Menghina Raja

Penyidik Tetap Lanjutkan Proses Hukum

Meskipun dihadapkan pada hambatan tersebut, tim penyidik akhirnya berhasil memasuki kediaman Presiden Yoon dengan menggunakan tangga untuk melewati penghalang yang dipasang oleh Paspampres. Penangkapan akhirnya dilaksanakan, meskipun tidak tanpa kontroversi.

Situasi ini menunjukkan betapa sengitnya ketegangan politik di Korea Selatan dan bagaimana proses hukum bisa terhambat oleh kekuatan politik dan keamanan. Penangkapan ini diharapkan bisa membuka jalan bagi penyelidikan lebih lanjut terhadap tuduhan yang melibatkan Presiden Yoon.

Kesimpulan

Polisi Korea Selatan kini berfokus pada pencarian Kepala Paspampres Park Chong Jun, yang diduga telah menghalangi penangkapan Presiden Yoon Suk Yeol. Insiden ini tidak hanya menciptakan ketegangan politik, tetapi juga memunculkan pertanyaan besar mengenai sejauh mana intervensi pihak-pihak berkuasa dapat mempengaruhi jalannya proses hukum di negara tersebut. Publik dan dunia internasional kini menantikan perkembangan lebih lanjut dari kasus ini, yang diprediksi akan mempengaruhi stabilitas politik dan hukum di Korea Selatan.

Berita Terkait

Momen Viral, Brigitte Macron Menolak Uluran Tangan Emmanuel di Depan Kerajaan Inggris
Kala Prabowo Nyatakan Tolak Standar Ganda saat Hadiri KTT BRICS
Elon Musk Luncurkan Partai Amerika Pasca Pengesahan RUU “Big Beautiful Bill”
Belanda Sebut Rusia Gunakan Senjata Kimia Secara Masif di Ukraina
Ayah Pahlawan, Nekat Lompat dari Kapal Pesiar demi Selamatkan Putrinya
Pernikahan Mewah Jeff Bezos di Venesia Picu Protes Keras dari Warga Lokal
Teheran Bangkit, Kisah Kehidupan Warga Pasca-Perang Iran-Israel
Gencatan Senjata Iran-Israel, Fokus Kembali ke Gaza
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 9 Juli 2025 - 13:56 WIB

Momen Viral, Brigitte Macron Menolak Uluran Tangan Emmanuel di Depan Kerajaan Inggris

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:34 WIB

Elon Musk Luncurkan Partai Amerika Pasca Pengesahan RUU “Big Beautiful Bill”

Sabtu, 5 Juli 2025 - 20:02 WIB

Belanda Sebut Rusia Gunakan Senjata Kimia Secara Masif di Ukraina

Rabu, 2 Juli 2025 - 14:01 WIB

Ayah Pahlawan, Nekat Lompat dari Kapal Pesiar demi Selamatkan Putrinya

Minggu, 29 Juni 2025 - 16:50 WIB

Pernikahan Mewah Jeff Bezos di Venesia Picu Protes Keras dari Warga Lokal

Berita Terbaru

Liverpool FC menyelenggarakan acara penghormatan khusus untuk mengenang sosok Diogo Jota melalui kanal resmi LFCTV pada Senin malam waktu Inggris.

Liga Inggris

Liverpool Gelar Penghormatan Khusus untuk Diogo Jota

Selasa, 8 Jul 2025 - 20:07 WIB