JAKARTA, koranmetro.com – PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mencatat penurunan laba bersih yang sangat signifikan sepanjang tahun buku 2024. Berdasarkan laporan keuangan terbaru yang dirilis ke publik, laba perseroan anjlok dari Rp5,3 triliun pada tahun sebelumnya menjadi hanya Rp981 miliar, atau turun lebih dari 80% secara tahunan (year-on-year).
Penurunan tajam ini terjadi di tengah kondisi industri rokok nasional yang semakin tertekan akibat kombinasi faktor eksternal dan internal. Kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) secara bertahap sejak 2021, pengetatan regulasi periklanan, serta pergeseran perilaku konsumen menjadi tantangan berat bagi perusahaan rokok, termasuk Gudang Garam.
Dalam laporan keuangannya, manajemen menyebutkan bahwa beban usaha dan kenaikan komponen biaya produksi turut menjadi penyebab utama menyusutnya margin laba. Sementara itu, pendapatan usaha GGRM tercatat mengalami perlambatan pertumbuhan, dengan kontribusi terbesar tetap datang dari segmen sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret kretek tangan (SKT).
Industri tembakau juga dihadapkan pada perubahan pola konsumsi, terutama dari generasi muda yang mulai meninggalkan produk rokok konvensional. Hal ini berimplikasi pada penurunan volume penjualan, meskipun Gudang Garam masih mempertahankan pangsa pasar yang cukup dominan di segmen SKT.
Analis pasar menilai bahwa kinerja keuangan GGRM mencerminkan tekanan struktural yang belum terselesaikan. Di sisi lain, investor menyoroti perlunya diversifikasi usaha dan efisiensi operasional lebih lanjut untuk menstabilkan kinerja di masa mendatang.
Harga saham GGRM di Bursa Efek Indonesia juga mengalami volatilitas sepanjang tahun, mencerminkan kekhawatiran pasar atas prospek pertumbuhan perusahaan dalam iklim bisnis yang kian ketat.
Meski demikian, Gudang Garam menyatakan komitmennya untuk terus beradaptasi dengan kebijakan pemerintah dan dinamika pasar melalui inovasi produk serta efisiensi biaya secara berkelanjutan. Perusahaan juga terus menjajaki peluang investasi non-tembakau guna memperluas portofolio usaha jangka panjang.